Rabu, 19 Januari 2011

DETIK DETIK KEPERGIAN RASULULLAH SAW |1

Saat itu Adzan di masjid Rasulullah telah selesai, sedangkan Imam mereka (Rasulullah) tidak keluar untuk shalat bersamam ereka, para sahabat semakin bimbang, mereka meninggalkan segala aktivitas mereka dan berkumpul disana untuk mengetahui perkembangan kesehatan beliau.. .

Mereka Bertambah Khawatir...

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berkata kepada Siti Aisyah Ra;"Perintahkan Abu Bakar Untuk mengimani Shalat".. Aisyah Berkata; " Ayahku adalah seorang yang kurus dan Aku Meragukannya, beliau menangis dan tak mampu untuk berdiri.. Perintahkanlah Umar Wahai Rasulullah.."

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam Menjawab: "Kamu sekalian seperti Sahabat yusuf, Perintahkanlah Abu Bakar Untuk Mengimani Shalat.."

Lalu Syaidinna Abu Bakarpun bangun, Meng-Imami Shalat Fardu yang pertama dan Seterusnya..

Pada waktu shubuh, Hari senin 12 Rabiul Awal, Kesehatan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam membaik.. Rasulullah mengangkat tirai pintu rumahnya. Beliau menatap wajah para Sahabat.. Mereka Shalat dengan Khuyuk dan tunduk.. dihadapan Allah di belakang syaidinna Abu Bakar.

Segala Puji Bagi Allah..
Masjidnya bercahaya dengan kemunculan Rasulullah, Beliau memperhatikan para sahabatnya,..

Dikisahkan Para sahabat berkata; "Kami hampir hampir lalai dari shalat kami, ketika tibanya Rasulullah.." Syaidinna Abu Bakar Hampir saja Mundur dari Tempatnya menjadi Imam shalat saat itu.. dan Para sahabat hampir Hampir Berpaling.. Tapi kemudian Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam Menunjuk dengan tangannya "Tetaplah ditempatmu.." Kemudian Baginda menutup tirai di pintu dan masuk lagi ke rumahnya.

Mereka berkata: "Itulah Hari terakhir Baginda memandang sahabat-sahabatnya.."

Abdullah Bin Masud, pembantu Baginda, masuk untuk merawatnya.. Ketika melihat mereka Rasulullah Berkata: "Allah memelihara, memberkati, mendukung serta membantu kamu sekalian.."

Inilah salam perpisahan dari seseorang yang merindui teman temannya. Kemudian mereka memberi salam kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dan kemudian keluar. .

Para sahabat saat itu bergembira ketika melihat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam memperhatikan mereka dari Pintu rumahnya. Mereka mengira Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam Kembali sehat. dan sebagian mereka kembali ke pekerjaan masing masing dan tetap mengira bahwa Rasulullah kembali Sehat.

SITI AISYAH BERKATA:

"Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam Meminta Izin kepada semua istri Baginda untuk dirawat di rumah Aisyah, lalu mereka Mengizinkannya"

"Hari senin, Yaitu hari Wafat beliau pun Tiba.. "

"Ruh baginda diambil di Rumahku dan dalam Dekapanku"

"Ketika kami semua sedang duduk, Fatimah pun Menangis beliau mendekapnya lalu mengecupnya. Bagindapun mengecupnya dan Baginda membisikan sesuatu ditelinganya, Fatimah mengangkat kepalanya lalu menangis. Kemudian Baginda menunjuk kepadanya lagi, kemudian Fatimah mendekatinya untuk kedua kalinya. Dan Fatimah mengangkat kepalanya kegirangan,..

"Aku tidak pernah melihat tangisan yang diikuti tawa seperti Ini..." Kata Aisyah.

Lalu Aisyah Bertanya lagi: "Apa yang dibisikan oleh Ayahandamu Kepadamu?"

Fatimah Menjawab: "Janganlah engkau menghiraukan tentang pertanyaan Itu, karena aku tidak mau mengungkapkan Rahasianya ketika Baginda masih Hidup"

Setelah baginda Wafat, Aisyah bertanya Lagi..

Fatimah Menjawab;"Ya, ketika aku mendekatinya, Baginda berkata: 'Wahai Fatimah, Jibril telah membawa wahyu kepadaku sekali setahun, dan tahun ini sebanyak dua Kali'

"Ayahandaku diberi Pilihan antara Dunia dan Allah Taala. Lantas dia memilih Allah Taala.."

"Aku diberi tahu bahwasannya nyawaku akan dicabut pada hari itu.. Lalu akupun menangis. Baginda memanggilku lagi, lalu aku mendekatinya. Baginda Bertanya; "Apakah kamu suka untuk menjadi penghulu para wanita juga orang pertama menjejakiku?" Aku bangun kegirangan dengan berita ini..

Aisyah Bertanya: "Kematian itu sesuatu yang menyedihkan, kematianmu wahai Fatimah Az-Zahraa?"

Fatimah Menjawab: "Berita kematianku ini mempercepat aku bertemu orang yang aku cintai dan inilah kehidupan sebenarnya bagiku"

AISYAH BERKATA:"Sebelum itu kami mendengar gerakan dibalik pintu dan itulah Jibril meminta Izin dari Baginda untuk Masuk, Beliau minta Izin kemudian masuk kepada Rasulullah, Kemudian Aku mendengar Rasulullah berkata Kepadanya;"Wahai Jibril! Allah Ta'ala, Allah Ta'ala!"

Kemudian Aku bertanya: "Apa yang terjadi Wahai Rasulullah?" Rasulullah Menjawab: "Itulah Jibril berkata Bahwa Malaikat Maut berada didepan pintu Meminta Izin,

Jibril Berkata:"Malaikat Maut itu tidak meminta Izin, dari sesiapapun sebelum dan sesudahmu.. Allah menyampaikan Salam kepadamu,.. Allah telah Merinduimu?"

Apakah perpindahan kepada Tuhannya itu dikira satu kematian wahai orang orang berakal? Kehidupan sebenarnya adalah Perpindahan kepada Allah yang Maha Hidup.

Malaikat Ijrail Berkata: "Jika engkau menghendaki aku akan mencabut rohmu untuk menemui Allah, jikalau tidak Aku akan biarkan sesuai masa waktu yang engkau inginkan"



DAN BAGINDA RASULULLAH MEMILIH ALLAH TAALA..!

Kemudian malaikat mautpun masuk, Dia mengucapkan salam kepada Nabi. Lalu malaikat Izrail berkata; "Wahai Rasulullah! Apakah engkau Mengizinkanku?"

Baginda Menjawab: "Terserah kepadamu, berlembutlah ketika mencabut nyawaku... Ahhh..."

(Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam Kesakitan)

"Ahhhh..."

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berkata kepada Malaikat maut; "BERLEMBUTLAH KEPADAKU, WAHAI SAUDARAKU MALAIKAT MAUT"

RASULULLAH MERASAKAN KESAKITAN KARENA KEMATIAN..
BAGAIMANA DENGAN ORANG ORANG YANG LALAI DENGAN KEMATIAN DALAM KEHIDUPAN Mereka tidak mengingat saat saat kondisi nyawa dicabut dan sakaratulmaut.?

"Malaikat maut bersama malaikat malaikat lain yang dimuliakan dengan perawatan terhadap nabi mencabut nyawa yang sangat mulia itu, Mereka bergelutan dengan roh beliau di Kejang dikedua kakinya..

KERINGATPUN BERCUCURAN DARI DAHI BAGINDA ... laksana butiran permata yang berbau kasturi. Nabi mengusap peluh dari dahinya dan meletakannya dalam sebekas air di tepinya untuk menyejukan tubuhnya..

Baginda Berteriak: "Ahhhh...! Ahhhh.. Ahhh..! Kematian itu Amat menyakitkan!. Ya Allah! Ringankan kesulitan Maut Terhadapku"

MAKA PARA MALAIKAT DARI LANGIT TURUN KEPADANYA, Malaikat berkata : " Ya Rasulullah! Sesungguhnya salam dan sejahtra Keatasmu.."

Sesunggunya perihnya sakaratulmaut 20 kali (Dalam riwayat Lain 70 kali) lebih sakit daripada Tusukan pedang

MAKA MENANGISLAH ROH BAGINDA..
Tidak ada tangisan yang lebih sedih bagimu, Baginda berdoa : "Ya Allah Ringankanlah Kesulitan maut untuku dan Ummatku"

"YA ALLAH! RINGANKANLAH KESULITAN MAUT TERHADAPKU DAN UNTUK UMMAT KU... Ringankanlah Kesulitan maut untuku dan Ummatku.."

Bagaimana Hati kita tidak bergetar Merindui Baginda Rasulullah Salallahu alaihi wassalam...
Bagai Mana roh kita tidak terkesan kepada Baginda Rasulillah salallahu Alaihi wassalam, Bagai mana Kita Lupa Perintah agar Mencintainya...

BAGAIMANA KITA BISA TERLUPA...?

SEDANGKAN DALAM SATU TITIK KESAKITAN DI DETIK DETIK WAFATNYA BELIAU..
BELIAU MASIH MEMBAGI DO'ANYA UNTUK KITA UMMATNYA..
UMMATNYA...

Ya Allah...
Begitu mulia Rasulillah pembawa risalah Islam..
Begitu sayangnya beliau kepadaku, kepda Kami..
Umatnya..
Hingga disaat saat paling menyakitkan...
Disaat sakaratulmaut ..
Disaat saat terakhir di bumi Ini...
Disaat saat Engkau memanggil Rohnya yang mulia..
Beliau Masih menyempatkan Do'a untuk Kami...

Wahai Rasul Allah...
Wahai Kekasih Allah..
Maafkan kelalaian kami dalam menapaki sunnah sunnahmu..
Maafkan kelalaian kami dalam lemahnya memegang pesan pesanmu..
Maafkan ummatmu yang tak tahu Malu ini
Maafkan kami...

Wahai Rabb...
Ya Rabbi...
Saksikanlah Taubat Kami Pagi Ini..
Saksikan taubatku Pagi Ini...
Saksikanlah Air mataku yang deras dan kotor ini
Saksikanlah Air mata kami yang deras ini

Aku ingin kembali,
Aku ingin tetap dalam taburan Hidayahmu.. Rabbi.

Ya Rabbi..
Anugerahkanlah Aku, Anugerahkanlah Kami, Kematian yang Khusnul Khotimah...
TUNTUNLAH dan TETAPKANLAH kami dalam Taubatannasuha...

Tuntunlah kami yang lemah ini
Tuntunlah kami yang rapuh ini
Tuntunlah kami yang pendosa ini
Tuntunlah ya Rabbii..

Jika nanti kami terlupa,
Dan kami memang pelupa, Rabb..
Ingatkanlah senantiasa Kami kepada Kematian..
Jika nanti kami tergoda buaian Iblis...
Lindungilah Kami, Kuatkan Hati kami.
Hindarkan Segala bisikan kesesatan..

Aku berlindung kepadamu Rabb.
Hanya Kepadamu..

Sampaikan salam kami Kepada Rasulillah Yang kami Cintai,
Berilah kami ilmu dan Istiqamah dalam menjalankan Perintah dan Sunnah Sunnahnya RASULULLAH, MUHAMMAD SHALALLAHU ALAIHI WASSALAM

Allahuakbar!


Catatan Nuruddin Al-Indunissy
Riyadh, September 2010 Lalu.

Bersambung Ke Catatan berikutnya; SELEPAS KEPERGIAN RASULULLAH SAW|2

Ditunggu koreksi dan Komentarnya di :
http://www.facebook.com/notes/catatan-nuruddin-al-indunissy/detik-detik-kepergian-rasulullah-saw-1/193014674048588

CATATAN:
Catatan ini bersumber kepada Narasi Video Habib Ali Aljufri tentang Kepergian Rasulullah Seri 6, bisa disimak selengkapnya di Youtube atau di albm vid ana.

Kemusyrikan di Masa Kini

Salah satu musibah besar yang menimpa kaum muslimin dewasa ini -karena ketidakpedulian mereka terhadap urusan agama dan sibuk dengan urusan dunia- adalah banyaknya kaum muslimin yang terjerumus ke dalam hal-hal yang diharamkan Allah Ta’ala. Hal ini bisa terjadi akibat sedikitnya pemahaman mereka tentang ajaran agama Islam yang hanif ini.

Jurang keharaman terdalam yang mereka masuki yaitu lembah hitam kemusyrikan. Perbuatan dosa yang paling besar ini pun begitu samar bagi kebanyakan manusia karena kebodohan mereka dan rajinnya setan dalam meyesatkan manusia. Sebagaimana yang dikisahkan Allah Ta’ala tentang sumpah Iblis (yang artinya),“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus“. (QS. Al-A’raf [7]: 16). Bahkan, kalau kita teliti secara seksama ternyata kemusyrikan hasil tipudaya iblis yang terjadi pada masa kita sekarang ini justru lebih parah daripada kemusyrikan yang terjadi di kalangan kaum musyrikin pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Benarkah demikian?

Dulu Dalam Hal Uluhiyyah Saja

Orang-orang musyrik yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah masyarakat yang memiliki keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Maha mencipta, Maha pemberi rizki, dan bahwa tidak ada yang mengatur segala urusan kecuali Allah Ta’ala saja, serta seluruh langit dan bumi beserta segala isinya, semuanya adalah hamba-Nya dan berada di bawah pengaturan dan kekuasaan-Nya. Inilah yang disebut dengan istilah tauhid rububiyah.

Salah satu dalil yang menunjukkan hal itu adalah firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Katakanlah,’Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?’ Mereka (kaum musyrikin) akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah’. Katakanlah, ’Maka apakah kamu tidak ingat?’ Katakanlah, ’Siapakah yang memiliki langit yang tujuh dan yang memiliki ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab, ’Kepunyaan Allah’. Katakanlah, ’Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah, ’Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab, ’Kepunyaan Allah’. Katakanlah, ’(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?’ ” (QS. Al-Mu’minuun [23]: 84-89)

Demikianlah kondisi kaum musyrikin dahulu. Mereka tidak pernah memiliki keyakinan bahwa Latta, Uzza, Manat, dan sesembahan mereka lainnya adalah yang menciptakan, memberi rizki, atau yang menguasai alam semesta ini. Mereka meyakini bahwa berhala pujaan mereka itu hanyalah [simbol] hamba-hamba Allah Ta’ala yang shalih yang dijadikan sebagai perantara dalam ibadah mereka kepada Allah Ta’ala.

Lalu bagaimana dengan kondisi kaum musyrikin pada zaman sekarang? Maka akan kita jumpai kondisi yang lebih parah dari kaum musyrikin pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena di samping beribadah kepada selain Allah Ta’ala (kemusyrikan dalam hal uluhiyyah), mereka juga menyekutukan Allah Ta’ala dalam hal rububiyyah. Salah satu bukti yang menunjukkan kemusyrikan dalam masalah rububiyyah adalah keyakinan sebagian masyarakat tentang Nyi Roro Kidul sebagai “penguasa” laut selatan. Keyakinan ini dapat dilihat dari “budaya” atau kebiasaan mereka ketika melakukan tumbal berupa sembelihan kepala kerbau, kemudian di-larung (dilabuhkan) ke Laut Selatan dengan keyakinan agar laut tersebut tidak ngamuk (“marah”). Menurut keyakinan mereka, tumbal tersebut dipersembahkan kepada penguasa Laut Selatan yaitu jin Nyi Roro Kidul.

Padahal, menyembelih merupakan salah satu bentuk ibadah, karena di dalamnya terkandung unsur ibadah; yaitu perendahan diri dan ketundukan. Barangsiapa yang memalingkan ibadah kepada selain Allah maka dia telah jatuh dalam perbuatan syirik akbar dan pelakunya keluar dari Islam. Sehingga dalam kasus tersebut terjadi kemusyrikan dalam dua perkara sekaligus. Pertama, dalam tauhid rububiyyah, karena mereka meyakini adanya penguasa atau pengatur alam (yaitu Laut Selatan) selain Allah Ta’ala. Kedua, dalam tauhid uluhiyyah, karena mereka menujukan ibadah -penyembelihan- kepada Nyi Roro Kidul tersebut dengan disertai pengagungan dan perendahan diri kepadanya.

Demikianlah realita sebagian umat Islam pada zaman sekarang. Mereka tidak hanya menyekutukan Allah dalam hal uluhiyyah saja, namun mereka juga menyekutukan Allah dalam hal rububiyyah. Suatu keadaan buruk yang tidak pernah kita jumpai pada kaum musyrikin di zaman Rasulullah yang notabene “hanya” menyekutukan Allah Ta’ala dalam uluhiyyah-Nya saja.


Dulu Di Waktu Lapang Saja

Realita kedua yang menunjukkan bahwa kondisi kemusyrikan zaman sekarang lebih parah daripada kemusyrikan pada zaman Rasulullah adalah: kemusyrikan zaman Rasulullah dahulu hanya terjadi ketika dalam kondisi lapang. Adapun, kalau sedang ditimpa kesusahan, musibah, atau terancam bahaya, mereka mengikhlaskan/memurnikan ibadah mereka kepada Allah Ta’ala semata. Salah satu bukti/dalil yang menunjukkan bahwa kemusyrikan orang musyrik jahiliyyah hanya di waktu lapang saja adalah firman Allah Ta’ala (yang artinya),“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya). Dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. Kemudian apabila dia telah menghilangkan kemudharatan itu dari kamu, tiba-tiba sebagian dari kamu mempersekutukan Rabb-nya dengan (yang lain)”. (QS. An-Nahl [16]: 53-54)

Dengan merenungkan ayat tersebut dan ayat-ayat lain yang semisal (QS. Yunus [10]: 22-23; QS. Al-Isra’ [17]: 67; QS. Al-‘Ankabuut [29]: 6; dan QS. Luqman [31]: 32), jelaslah bagi kita bahwa orang musyrik jahiliyyah berbuat kemusyrikan hanya di waktu lapang. Namun, apabila apabila mereka sedang tertimpa musibah atau terancam bahaya, mereka mengikhlaskan doa dan ibadah mereka kepada Allah Ta’ala dan melupakan segala sesembahan selain Allah. Mereka tidak menyeru atau berdoa kepada selain Allah Ta’ala, karena mereka mengetahui bahwa tidak ada sesembahan yang dapat menyelamatkan mereka dari bahaya tersebut kecuali Allah Ta’ala saja.

Berbeda dengan kaum musyrikin zaman sekarang, kemusyrikan mereka terus-menerus berlangsung, baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Mereka tidak mengikhlaskan ibadah mereka kepada Allah Ta’ala, meskipun sedang ditimpa kesempitan dan kesusahan. Bahkan, setiap kali kesusahan dan kesempitan yang mereka alami semakin parah, semakin parah pula kemusyrikan yang mereka lakukan; dengan mendatangi dukun, makam para wali dan orang shalih untuk meminta kepada mereka agar dihilangkan musibah yang menimpa. Lihatlah, ketika terjadi musibah meletusnya Gunung Merapi beberapa waktu yang lalu, dalam kondisi kesusahan seperti itu, mereka justru menyembelih kerbau sebagai persembahan (tumbal) kepada jin penunggu Gunung Merapi.

Oleh karena itu, tidak ragu lagi bahwa kemusyrikan zaman sekarang ini lebih parah daripada kemusyrikan pada zaman dahulu. Karena orang musyrik zaman sekarang berbuat kemusyrikan dalam dua keadaan (yaitu dalam kondisi lapang dan sempit), sedangkan orang musyrik zaman dahulu hanya berbuat syirik dalam satu keadaan saja (yaitu dalam kondisi lapang), dan mentauhidkan Allah Ta’ala dalam kondisi sempit.


Sesembahan Dulu “Lebih Mending”

Kemusyrikan yang pertama kali terjadi di muka bumi ini adalah kemusyrikan yang dilakukan oleh kaum Nuh ‘alaihis salaam. Kemusyrikan tersebut terjadi karena sikap mereka yang ghuluw (berlebih-lebihan dalam memuji) terhadap orang-orang shalih. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan mereka berkata, ’Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) terhadap tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) terhadap Wadd, dan jangan pula Suwwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr’”. (QS. Nuh [71]: 23)

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menjelaskan tentang sesembahan-sesembahan kaum Nuh dalam ayat di atas, “(Itu adalah) nama-nama orang shalih di kalangan umat Nuh. Ketika mereka meninggal, setan membisikkan kepada kaum Nuh untuk membuat patung-patung di tempat-tempat mereka beribadah, serta menamai patung-patung tersebut dengan nama-nama mereka. Kaum Nuh pun menuruti bisikan tersebut, namun patung tersebut belum sampai disembah. Ketika kaum Nuh tersebut meninggal, dan hilanglah ilmu, patung-patung itu pun akhirnya disembah” (HR. Bukhari)

Demikianlah, orang-orang musyrik pada zaman dahulu menjadikan hamba-hamba Allah Ta’ala yang shalih, baik dari kalangan para nabi, malaikat, atau pun wali sebagai sekutu bagi Allah Ta’ala. Karena menurut persangkaan mereka, hamba-hamba Allah Ta’ala yang shalih ini dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah Ta’ala disebabkan kedudukan mulia yang mereka miliki di sisi Allah Ta’ala. Sementara, mereka merasa banyak berbuat dosa dan maksiat sehingga tidak pantas meminta langsung kepada Allah, tetapi harus melalui perantara orang-orang shalih tersebut.


selengkapnya:
http://buletin.muslim.or.id/aqidah/kemusyrikan-di-masa-kini

Menghafal Quran By Yusuf Qardhawi (SIDE A)

Di antara karakteristik Al Quran adalah: ia merupakan Kitab Suci yang dimudahkan untuk dihapal dan diulang-ulang, dan ia juga dimudahkan untuk diingat dan fahami. “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?.” (Al Qamar:17), dan ayat lainnya. Karena dalam lafazh-lafazh Al Quran, redaksi-redaksinya, dan ayat-ayatnya mengandung keindahan, kenikmatan dan kemudahan, sehingga mudah unuk dihapal bagi orang yang ingin menghapalnya, menyimpan dalam hatinya, dan menjadikan hatinya sebagai tempat Al Quran.

Dari sini, kita mendapati ribuan bahkan puluhan ribu kaum Muslimin yang menghapal Al Quran, dan mayoritas dari mereka adalah anak-anak yang belum menginjak usia baligh. Dalam usia yang masih kanak-anak itu, mereka tidak mengetahui nilai kitab suci, juga apakah ia suci atau tidak, namun tetap saja Al Quran dihapal oleh bilangan orang yang banyak itu.

Jika Anda meneliti perhatian orang-orang Kristen terhadap Kitab Suci mereka, kita akan mendapatkan tidak seorangpun yang hapal isinya, tidak setengahnya, atau seperempatnya, dari kalangan orang-orang yang beriman dengan kitab itu, hingga para rahib, pendeta, uskup dan kardinal sekalipun tidak hapal kitab suci mereka. Sementara dengan Al Quran, kita mendapatkan banyak non-Arab yang hapalannya amat bagus: seperti saudara-saudara kita dari India, Pakistan, Bangladesh, Afghanistan, Turki, Senegal dan Muslim Asia-Afrika lainnya, padahal mereka tidak memahami bahasa Arab. Kami pernah menguji mereka dalam musabaqah-musabaqah menghapal Al Quran di negeri Qathar, dan aku dapati salah seorang mereka ada yang menghapal demikian bagusnya sehingga seperti sebuah kaset rekaman Al Quran, yang tidak melupakan satu huruf-pun dari Al Quran, atau satu kata darinya, namun demikian, saat kami tanya dia (dengan bahasa Arab): siapa nama Anda? Ia tidak dapat menjawab! Karena ia tidak memahami bahasa Arab.

Ini semua adalah perwujudan dari firman Allah SWT: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benarbenar memeliharanya.” (Al Hijr: 9).

Allah SWT telah menjamin pemeliharaan Al Quran ini dengan ungkapan yang tegas itu,dan diantara perangkat untuk memeliharanya adalah: menyiapkan orang yang menghapalnya, dari satu generasi ke generasi lainnya. Kami telah menghapal Al Quran dengan baik saat belum lagi menginjak usia sepuluh tahun, dan mungkin kami dapat menghapalnya pada usia yang lebih muda lagi. Kami dapati di Bangladesh seorang anak-anak yang telah hapal Al Quran saat ia berusia sembilan tahun. Saat kami mencoba hapalannya, kami dapati hapalannya amat bagus.

Kami mendapati di Mesir anak yang telah hapal Al Quran saat ia berusia tujuh tahun, seperti kami saksikan dalam musabaqah tahfizh Al Quran. Dan salah seorang darinya datang ke Qathar, dan kemudian diterima dengan hormat oleh menteri Pendidikan Qathar beberapa tahun yang lalu. Dan kami melihat seorang anak pada usia yang sama telah menghapal Al Quran dan membacanya dengan baik, dari sebuah kampung dekat kampung asalku di Mesir, yaitu Sajin al Kaum Kami temukan sebagian pendidik kontemporer yang mengkritik kegiatan menghapal Al Quran pada saat kanak-kanak, karena ia menghapalnya tanpa pemahaman, dan manusia tidak seharusnya menghapal apa yang tidak ia fahami.

Namun kaidah ini tidak boleh diaplikasikan bagi Al Quran, karena tidak mengapa seorang anak menghapal Al Quran pada masa kanak-kanak untuk kemudian memahaminya pada saat dewasa. Karena menghapal pada saat kanak-kanak seperti memahat di atas batu, seperti dikatakan seoarang bijaksana pada masa lalu. Dan saat ada yang mengatakan: orang yang dewasa lebih matang akalnya! Ada yang menjawab: namun ia lebih banyak kesibukannya!

Kami telah menghapal Al Quran dan menyimpannya dalam hati semenjak masa kanak-kanak itu, kemudian Allah SWT memberikan manfaat kepada kami saat dewasa. Di antara keistimewaan Al Quran adalah: ia merupakan kitab yang dijelaskan dan dimudahkan untuk dihapal, seperti kami telah jelaskan dalam karakteristikkarakteristiknya. Oleh karena ia dipahami –secara global—oleh yang kecil dan yang besar, yang tidak berpendidikan maupun yang berpendidikan, dan setiap orang

mengambil pemahaman darinya sesuai dengan kemampuannya. Kami perlu sebut di sini –saat kami belajar di al Kuttab (madrasah penghapal Al Quran)— kami pernah membaca kisah-kisah Al Quran dan nasehat-nasehatnya, dan kami mengetahui ibrah umum dari kisah-kisah itu, meskipun kami tidak mencapai makna makna yang dalam yang terkandung dalam redaksi Al Quran, hukum-hukumnya dan semacamnya.

Pemimpin politik Koptik Mesir yang terkenal Makram Ubeid menghapal Al Quran dalam jumlah banyak, dan ia dengan lincah mengutip dari Al Quran dalam pidato pidatonya, dalam artikel-artikelnya, dalam pembelaannya di persidangan, dan kata-kata Al Quran yang ia gunakan itu memberikan keindahan dalam ucapan-ucapannya, dan memberika kekuatan yang tidak dapat diberikan oleh sumber lainnya selain Al Quran.

Diantara manfaat menghapal Al Quran pada masa kanak-kanak adalah: meluruskan lidah, membaca huruf dengan tepat, dan mengucapkannya sesuai denan makhraj hurufnya, dan tidak mengalami seperti dialami oleh orang awam dan sayangnya sebagian pendidik, yang kurang fasih dalam membaca huruf jim, dan tidak mengeluarkan lidah saat membaca huruf tsa, dzal, zha dan lainnya, tidak menebalkan huruf-huruf izh-har yang terkenal dalam kha, shad, dhadh, tha, zha, ghain, dan qaf, kapan harus menebalkan huruf raa dan kapan menipiskannya, juga seperti huruf lam dalam kata Allah, kaditebalkan, dan kapan ditipiskan. Dan semacamnya dari bermacam-macam hal yang biasa kita lakukan, sehingga membuat lidah kami lembut dari semenjak kanak-kanak, akibat menghapal Al Quran dan membacanya dengan baik, sehingga akhirnya itu menjadi tabi`at kami yang kedua.

10 WASIAT HASAN AL BANNA

1. Dirikanlah sholat saat engkau setiapkali mendengar azan, dalam keadaan apapun.

2. Bacalah al-Quran, telaah isinya, dengarkan, dan berzikirlah kepada Allah. Jangan gunakan sebagian waktumu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

3. Bersungguh-sungguhlah untuk berbicara bahasa Arab fusha'. Karena itu termasuk syiar Islam.

4. Jangan banyak berdebat dalam hal apapun, karena bersikap hipokrit tidak akan pernah mendatangkan kebaikan.

5. Jangan banyak tertawa, karena hati yang maushul kepada Allah adalah hati yang tenang dan stabil.

6. Jangan bercanda, karena umat yang bersungguh-sungguh tidak mengenal apapun selain kesungguhan.

7. Jangan keraskan suaramu melebihi yang dibutuhkan pendengar, karena hanya akan mengakibatkan serampangan dan menyakitkan (orang lain).

8. Jauhi menggunjing orang lain dan melukai perilaku orang, dan janganlah berbicara kecuali yang baik.

9. Lakukanlah 'ta'aruf' (perkenalan) dengan saudara-saudara yang engkau temui meskipun, mereka tidak menuntutmu demikian. Sesungguhnya pondasi dakwah kita adalah cinta dan saling mengenal.

10. Kewajiban kita lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Maka bantulah orang lain untuk memanfaatkan waktunya. Kalau engkau punya keperluan, maka segeralah tunaikan kebutuhannya.

Semoga dapat kita amalkan..

Insya Allah..

Baarakallaahu fiik yaa ikhwah fillah..

Saat Terindah dalam Hidup Manusia

Pernakah Anda mengalami saat-saat terindah dalam hidup Anda? Apakah yang Anda rasakan pada saat itu? Bukankah Anda merasakan hati Anda sangat bahagia sehingga Anda ingin seandainya saat-saat itu terulang kembali?

Setiap insan tentu pernah merasakan saat-saat terindah dalam hidupnya, akan tetapi masing-masing orang akan menjadikan saat terindah dalam hidupnya sesuai dengan apa yang mendominasi hati dan jiwanya.

Orang yang sedang semangat melakukan usaha perdagangan dan bisnis menganggap saat terindah adalah ketika dia berhasil meraup keuntungan besar dan berlipat ganda dalam bisnisnya. Orang yang berambisi besar untuk mendapatkan kedudukan dan jabatan duniawi merasa saat yang terindah adalah ketika dia berhasil menduduki jabatan tinggi dan penting dalam kariernya.

Demikian pula, orang yang sedang dimabuk cinta merasa bahwa saat terindah adalah ketika cintanya diterima oleh sang kekasih dan ketika berjumpa dengannya.

Demikianlah sekilas gambaran keadaan manusia dalam menilai saat-saat terindah dalam hidup mereka Sekarang marilah kita perhatikan dan renungkan dengan seksama, manakah di antara semua itu yang benar-benar merupakan kebahagiaan dan keindahan yang sejati, sehingga orang yang mendapatkannya berarti sungguh dia telah merasakan saat terindah dalam hidupnya?

Renungan tentang keindahan dan kebahagiaan hidup yang sejati

Imam Ibnul Qayyim berkata, “Sesungguhnya bentuk-bentuk kebahagiaan (keindahan) yang diprioritaskan oleh jiwa manusia ada tiga (macam):

1- Kebahagiaan (keindahan) di luar zat (diri) manusia, bahkan keindahan ini merupakan pinjaman dari selain dirinya, yang akan hilang dengan dikembalikannya pinjaman tersebut. Inilah kebahagiaan (keindahan) dengan harta dan kedudukan (jabatan duniawi).

Keindahan seperti ini adalah seperti keindahan seseorang dengan pakaian (indah) dan perhiasannya, tapi ketika pandanganmu melewati penutup dirinya tersebut maka ternyata tidak ada satu keindahanpun yang tersisa pada dirinya!

Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa ada seorang ulama yang menumpang sebuah kapal laut bersama para saudagar kaya, kemudian kapal tersebut pecah (dan tenggelam bersama seluruh barang-barang muatan). Maka para saudagar tersebut serta merta menjadi orang-orang yang hina dan rendah (karena harta mereka tenggelam di laut) padahal sebelumnya mereka merasa mulia (bangga) dengan kekayaan mereka. Sedangkan ulama tersebut sesampainya di negeri tujuan beliau dimuliakan dengan berbagai macam hadiah dan penghormatan (karena ilmu yang dimilikinya). Ketika para saudagar yang telah menjadi miskin itu ingin kembali ke negeri mereka, mereka bertanya kepada ulama tersebut: Apakah anda ingin menitip pesan atau surat untuk kaum kerabat anda? Maka ulama itu menjawab: “Iya, sampaikanlah kepada mereka: Jika kalian ingin mengambil harta (kemuliaan) maka ambillah harta yang tidak akan tenggelam (hilang) meskipun kapal tenggelam, oleh karena itu jadikanlah ilmu sebagai (barang) perniagaan (kalian)”.

2- (Bentuk) kebahagiaan (keindahan) yang kedua: kebahagiaan (keindahan) pada tubuh dan fisik manusia, seperti kesehatan tubuh, keseimbangan fisik dan anggota badan, keindahan rupa, kebersihan kulit dan kekuatan fisik. Keindahan ini meskipun lebih dekat (pada diri manusia) jika dibandingkan dengan keindahan yang pertama, namun pada hakikatnya keindahan tersebut di luar diri dan zat manusia, karena manusia itu dianggap sebagai manusia dengan ruh dan hatinya, bukan (cuma sekedar) dengan tubuh dan raganya, sebagaimana ucapan seorang penyair:

Wahai orang yang (hanya) memperhatikan fisik, betapa besar kepayahanmu dengan mengurus tubuhmu

Padahal kamu (disebut) manusia dengan ruhmu bukan dengan tubuhmu

[1]Inilah keindahan semu dan palsu milik orang-orang munafik yang tidak dibarengi dengan keindahan jiwa dan hati, sehingga Allah Ta’ala mencela mereka dalam firman-Nya:

{وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ}

“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh (penampilan fisik) mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar” (QS al-Munafiqun: 4).

Artinya: mereka memiliki penampilan rupa dan fisik yang indah, tapi hati dan jiwa mereka penuh dengan keburukan, ketakutan dan kelemahan, tidak seperti penampilan lahir mereka[2].

3- (Bentuk) kebahagiaan (keindahan) yang ketiga: inilah kebahagiaan (keindahan) yang sejati, keindahan rohani dalam hati dan jiwa manusia, yaitu keindahan dengan ilmu yang bermanfaat dan buahnya (amalan shaleh untuk mendekatkan kepada Allah Ta’ala).

Sesungguhnya kebahagiaan inilah yang menetap dan kekal (pada diri manusia) dalam semua keadaan, dan menyertainya dalam semua perjalanan (hidupnya), bahkan pada semua alam yang akan dilaluinya, yaitu: alam dunia, alam barzakh (kubur) dan alam tempat menetap (akhirat). Dengan inilah seorang hamba akan meniti tangga kemuliaan dan derajat kesempurnaan”[3].

selengkapnya:
http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/saat-terindah-dalam-hidup-manusia.html

Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA

Artikel www.muslim.or.id

Nasihat Untuk Adiqu | Tunas Tunas Kebahagiaan |bag 2

Adikku,
Cinta itu seperti desiran angin, tak perlu tergesa dan berlari untuk membuktikan keberadaannya. karna desiran itu cukup untuk dirasakan dan membuktikan kehadirannya. Perhatikan saja lukisan lukisan senyum dihatimu, atau getaran yg menghangatkan sudut sudut hatimu.. itulah bahasa cinta.

Adikku, Jika dunia memberikan 1000 alasan untuk menangis, ciptakan sejuta alasan untuk tertawa.
Jangan terlalu di dramatisir..

Hidup itu 'ngga jauh beda dari sugesti' difikiran mu, Adikku.

Adikku,
Jadi manusia harus punya prinsip, tapi jangan sampai jadi korban prinsip.
Jika sudah ber-prinsip, jangan memaksakan prinsip itu kepada orang lain. carilah sahabat yang satu prinsip, atau, pahami prinsip prinsip mereka.berhentilah berusaha mengubah orang lain. disana akan kamu temui, semua orang adalah sahabat kita.

Adikku,
Orang sukses adalah orang biasa biasa yang memiliki keteguhan luarbiasa. Keteguhan dlm berkeinginan - merealisasikan - istiqamah menjalani, untuk kemudian bersabar menerima hasil dan ikhlas menjalani perannya di dunia ini.

Adikku,
Dunia ini indah dan menakjubkan, isi dunia ini telah Allah cukupkan untuk mengisi jiwa jiwa dan perut perut mahluknya, hanya saja manusia kadang terlalu rewel dan memilih, hingga ia tidak "benar benar hidup" dalam hidupnya.

Adikku,
Hatimu adalah radar kendali yg akan menuntunmu kemanapun langkahmu terayun, dengarkanlah fatwa hatimu..


Tak ada yang lebih Halus dari Suara Hati di kala ia Menegur kita tanpa suara?

Tak ada yang lebih Jujur dari Nurani, ketika ia menyadarkan kita tanpa kata-kata?Tak ada yang lebih Tajam dari Mata Hati, ketika ia MENGHENTAK kita dari berbagai kesalahan dan kealpaan yg berulang ulang?

Adikku, Bersiaplah. berbahagialah; bersiaplah sebelum badai itu datang, bersiaplah sebelum prahara itu mengikat hati dan logikamu bersiaplah, karena hari hari tidak akan pernah mudah. Jika badai itu telah datang, dan matamu mulai berkabut sambutlah, hadapilah, karena itu tidak akan lamapertolongan Nya itu dekat, guncangan itu semata untuk menguatkan pilar pilar imanmu..

Selagi badai itu belum terlihat, berbahagialah..


Adikku,
Orang sukses dan orang gagal itu sama, mereka sama sama memiliki mimpi yg indah. bedanya 'sedikit saja. jika 'orang sukses' ketika pagi datang ia terbangun dari mimpi dan berlari mengejarnya. orang gagalpun sebenarnya bangun, tapi dia tidur lagi... Lalu setan membisiki di telinganya "tidurlah malam masih panjang"... dan orang gagal menurutinya

Adikku,
Aktor yg sukses dan menjadi besar adalah aktor yg patuh dan mengikuti apa skenario dan sutradara.. dan dia menerima serta menikmati perannya di panggung. Adikku, Duniapun panggung sandiwara, skenarionya AlQur'an yg dijelaskan sama Al Hadits, sutradaranya Allah ta'ala. patuhlah sama sutradara karena kebahagiaan ada pada penerimaan, penerimaan > keikhlasan. Disana kita akan sukses dan bahagia, apapun peran kita.


Adikku,
Seperti perut, otakpun perlu aktifitas. jika perut tanpa aktifitas akan lapar. otakpun butuh makanan, sama dengan perut; jika menu 'makanan otak' tidak ganti atau tidak dikasih makanan, disanalah timbul perasaan BOSAN.
Makanan otak itu bukan nasi goreng, diantaranya mendengarkan atau membaca nasihat dan hal lain yg memacu adrenalin. Makanya dengerin nasihat Kaka ya..

Adikku,
Sabar yg berkuaitas itu bukan pasrah setelah tidak ada pilihan, tapi tabah TEPAT saat musibah itu terjadi. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda; Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah". (HR. Bukhari)

Adikku, Jangan segan segan merendahkan hati, semakin kita merendahkan hati kita, semakin Allah mengangkat derajatnya. Rasulullah Shalallahualaihi wassalam bersabda; "Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya". (HR. Ath-Thabrani)

Adikku, pasti ade tau bahwa kita akan mati.
Kebanyakan manusia percaya akan mati. Kebanyakan mreka juga tau bahwa akhirat itu kekal, tapi beberapa dari mereka LUPA bahwa neraka juga kekal ! Ingatlah neraka dan pedihnya kematian, insya Allah kesulitan dan beban berat hidup akan terasa ringan..

Adikku,
Umpan yg istimewa harus disertai kail yg berkualitas, tali dan doran yg kuat, serta pilihan waktu dan tempat yg strategis. . Baru disana kita boleh mengharapkan ikan.besar kecil ikan yang kita dapat'pun berbanding sempurna dengan kesabaran dan keyakinan yg kita bubuhkan.

Adikku, jangan tergesa.
Semua manusia yg berfikir, tepat saat ini dan seterusnya sedang berlari mengejar harapannya masing masing.
Berlarilah... jangan berhenti, karena selama kamu berhenti selama itu kamu tertinggal,. Tapi tidak semua manusia itu sadar, atau setiap saat sadar bahwa mereka akan melewati satu jembatan yg pasti akan dilewati, jembatan Ajal.

Adikku,
Airmata adalah bahasa hati, saat ia menetas menelusuri pipi diringi nafas yg tersedu. itulah kejujuran. cerminan hati yg lembut, yg mencintai keindahan.biarkan ia menetas hingga resah itu hilang.jika resah itu masih bersemayam, biarkan dia mengadu kepada peraduan trindahnya. Allah. Allahlah tempat mengadu.

Adikku, Maksimalkan professionalitas dalam beramal, jaga kadar keikhlasan dan keistiqamahan. taburkan senyum yang berkualitas disetiap permulaannya, dan tanamkan positive feeling, disetiap kegagalan untuk meredam keresahan dan kekhawatiran.

Insya Allah, tunas tunas kebahagiaan akan bertebaran disetiap jalanan yang kalian lalui.

Ingatlah selalu nasehat kaka.
Jaga Hati.. Jaga Keindahannya. Karena Perasaan kita akan mempengaruhi pola berfikir, pola berfikir akan mempengaruhi pola bicara, pola bicara akan mempengaruhi tindakan dan tingkahlaku. tingkah laku yg berulang itu akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan akan menjadi karakter atau pribadi..

Mengubah pribadi ini sulit, tapi kita bisa memulainya dengan mengarahkan perasaan baik agar fikiran kita baik dan gak suudzon sama kakak ^_^

Maaf ya..
Kakak ngomel mulu, itu semua agar hati Ade Cantik!
Kalo hati ade cantik.. wajah ade juga akan cantik..dan hidup ade akan Cantik..

Insha Allah disana adik manis bisa merasakan betapa sempurnanya, betapa nikmatnya dan betapa Indahnya Islam Kita.

Maaf jika Catatan ini terkesan menggurui kepada saudara saudari yang Usianya diatas ana, Anggap saja bukan ana yang bicara.

Rasulullah Bersabda; "Kebijaksanaan adalah tongkat yang hilang bagi seorang mukmin. Dia harus mengambilnya dari siapa saja yang didengarnya, tidak peduli dari sumber mana datangnya". (HR. Ibnu Hibban)

Nasihat Untuk Adiqu | Tunas Tunas Kebahagiaan |bag 1

Adikku, Saat logika tidak lagi bisa menerima, tetap yakinlah akan sayap sayap pertolongan Allah segera menundukan jahatnya prasangka, meneduhkan resah, membuka tabir tabir; jangan risau atas tunas tunas masalah yang semerbak tak kunjung henti diantara indahnya cinta dan kehidupan ini...

Adikku berhentilah menduga duga..
Saat logika tidak lagi bisa menerima, redam kegelisahannya dengan shalat. temui rabb'mu disana, dan katakanlah; ungkapkanlah, curahkanlah titik titik di sudut matamu, lalu bangkit dan keluarlah, perhatikan kembali pagi yg terseyum kepadamu, lalu tersenyumlah, perlihatkanlah seakan semua baik baik saja. dan baca nasihat kaka semuanya...

Jangan biarkan dirimu terhanyut, karena diantara keindahan sungai alam menciptakan air terjun yang akan melemparkanmu kebebatuan, atau air akan terus menghayutkanmu, mengantarmu kepada lautan yang tidak kamu kenali.

Adikku,
Jika kamu mencari, kamu bakal menemukan, jika kamu telah menemukan kamu bakal penasaran, jika penasaran kamu bakal bertanya, jika bertanya kamu bakal tahu, setelah tahu kamu bakal ingin lebih tahu lagi. Saat kamu merasa ingin lebih tahu lagi, disanalah kamu akan paham dan belajar memahami kehidupan.

Adikku, Jangan bersedih jika kamu benar, karena bumi ini milik Allah!
Kesedihanmu hari ini tidak akan mengurangi kesedihan yg akan terjadi besokkebahagiaanmu hari ini tidak akan mengurangi kebahagiaan yg mungkin akan kamu alami besok
Jadi berbahagialah, agar kebahagiaanmu lebih lama.

Adikku, Sungguh tidak ada kata yang lebih bijak dari pemahaman, pahami saja, apapun itu. karena didalam pemahaman terukir indah rangkaian kata empathy, maaf dan cinta bahkan ikhlas!"

Adikku,
Jika semilir angin yang menyapa pagi dan membelai dedaunan seperti mengejekmu,.bersabarlah, sesungguhnya Tuhanmu tidak begitu.

Lihatlah Adikku!

Allah yg maha sabar dan membiarkan orang orang kafir tetap hidup, Lihatlah! Allah yg memberi kesempatan kepada hamba hambanya yang menikmati dosa dosa dengan isyarat Nya atas kehidupanmu hari ini.

Adikku, Ketika kamu merasa PANTAS untuk MARAH,.mungkin disanalah IBLIS mulai merayakan kemenangannya dan membisikan kata "sabar itu ada batasnya, lampiaskanlah..."
Adikku, Ingatlah Usia IBLIS itu lebih tua dari Adam Alahihissalam sekalipun, jadi waspadai kehalusannya, perhitungkan pengalamannya, ingatlah selalu misi panjangnya dalam menjerumuskan seluruh Manusia. Na'udzubillah!

Adikku, Cemburu itu ga baik buat "kesehatan"... ^_^

Adikku, Jika embun tak lagi bening, jangan salahkan debu atau dedaunan yg setia menahan'nya disetiap pagi yang terencana.. Karena daun'pun tidak pernah menyalahkan angin ketika ia terlempar, belajarlah dari keikhlasannya merelakan pucuk pucuk segar yang mengintip di celah ranting..."

Pahamilah Adikku, bahwa tiap gesekan yang memilukan itu adalah untuk mempertajam pisau mata hatimu, agar peka terhadap dunia yang tak terduga ini, wahai bidadari kecilku.. Setiap butiran air mata yang terjatuh tidaklah diam. dia telah menembus jarak dan waktu untuk mengadu, menemuiku. dan kudengarkan setiap lirih keluhannya ..

Adikku, Hati manusia itu sejatinya indah dan cendrung senang terhadap keindahan karena penciptanya sendiri maha indah dan menyenangi keindahan. tapi, ketahuilah, penyakit hati telah merusaknya hingga dunia yg indah dan luas ini terasa sesak.

Adikku, Jika kmu masih mengatakan sabar itu ada batasnya, artinya belum sabar. tetaplah dalam kesabaran, jika masih saja sulit. seperti itulah sabar..

Dunia ini adalah persinggahan Adikku, selagi kita singgah nikmatilah yang ada seadanya.. tapi jangan lupa tempat singgah itu bakal kamu tinggalkan untuk selama lamanya karena dunia ini, keseluruhannya adalah persiapan persiapan.

Adikku, Kita tidak mungkin memeluk dunia yg luas ini dengan keseluruhan ilmu dan upaya yang kita upayakan. tapi "jaringan" yg kita bangun dari persahabatan, akan memperpanjang langkah dan memperlebar sayap kita untuk bisa terbang mengarungi keindahannya..

Adikku, Jika tidak mampu menjadi manusia yg bermanfaat bagi yg lain, cobalah jangan menjadi parasit. (Jangan ganggu kakak ^_^) lihatlah angrek, meski hidup menempel dipohon tapi dia memperindah si pohon dan tidak pernah mencuri makanan si pohon.

Adikku, Tebarkanlah kebaikan kepada siapa saja, insya Allah kebaikan akan datang dari sudut sudut yang tidak kamu duga saat kamu butuh kebaikan dari orang lain.

Tebarkanlah senyum, karena kemungkinan terjelek dari prilaku itu hanya satu (senyumu tidak dibalas) selebihnya adalah manfaat dan kebaikan.

Adiikku, jangan cemberut.
Dengarkan kakak, Jika gairah semangat yg mengalir dari hatimu melemah MAKA seluruh tubuhmu akan LEMAH. pahamilah bahwa tubuhmu itu kuat dengan segala kesempurnaannya, jagalah kobaran semangat di Jiwamu, tetap melangkah. bangkitlah. karena waktu akan meninggalkanmu sejauh lamanya waktu kamu terhenti. !

Adikku,
Merasa sepi atau kesepian itu tidak dipungkiri kadang kadang memang terjadi dihati manusia, kaka juga gitu, tapi jangan terlarut, karena ketika hatimu sepi disana JIN bisa masuk ketubuhmu.. begitu juga bisikan bisikan kebosanan hidup dari IBLIS. hangatkan hatimu dzikir

Adikku, Jangan biarkan dirimu tertipu dengan keindahan dunia ini. Jangan biarkan hatimu mengeras lagi setelh Allah lembutkan..Jangan biarkan sayap kesombongan membawamu terus terbang hingga kamu trlupa bahwa sayap itupun pemberian dari Allah..
Berdo'alah, mintalah kepada Allah agar hatimu di Lembutkan Dan di kuatkan dlm memikul beban itu..

Adikku, Ketika kamu terjaga dari mimpi indahmu di suatu pagi atau dimanapun, lihatlah orang disampingmu, karena itulah kenyataan yang lebih berharga dari semua mimpi dan ilusi masa depan.

Adikku,
Orang tegar adalah bukan orang yang tak pernah bersedih, karena semua dari kita terlahir dari masa lalu dengan segala 'kenangan'nya. Orang tegar adalah sebuah pribadi yang mampu mengalihkan dan segala kesedihan yang menghampirinya, untuk kemudian mengendalikan kesedihan dan penderitaan dimasa lalu itu serta mengubahnya menjadi energi positif untuk membangun hari ini agar menjadi kenangan INDAH untuk masa depannya.

Ingatlah Adekku, Hari ini pun akan Menjadi masa lalu.

Adikku, Selama itu kamu memutuskan untuk bersedih, selama itu pula kamu akan bersedih.. sampai kenyataan lain menghentakmu! menyeretmu dalam kesadaran bahwa waktu terus begeser meninggalkanmu ditempat itu.

Jagalah Shalatmu, Wahai Saudaraku!

Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa ini nampaknya menjadi sebab utama, kenapa banyak dari kaum muslimin tidak mengerjakan shalat. Tak usah jauh-jauh untuk melaksanakan sholat sunnah, sholat 5 waktu yang wajib saja mereka tidak kerjakan padahal cukup 10 menit waktu yang diperlukan untuk melaksanakan shalat dengan khusyuk. Bukan sesuatu yang mengherankan, banyak kaum muslimin bekerja banting tulang sejak matahari terbit hingga terbenam. Pertanyaannya, kenapa mereka melakukan hal itu? Karena mereka mengetahui bahwa hidup perlu makan, makan perlu uang, dan uang hanya didapat jika bekerja. Karena mereka mengetahui keutamaan bekerja keras, maka mereka pun melakukannya. Oleh karena itu, dalam tulisan yang singkat ini, kami akan mengemukakan pembahasan keutamaan shalat lima waktu dan hukum meninggalkannya. Semoga dengan sedikit goresan tinta ini dapat memotivasi kaum muslimin sekalian untuk selalu memperhatikan rukun Islam yang teramat mulia ini.

Kedudukan Shalat dalam Islam

Shalat memiliki kedudukan yang agung dalam islam. Kita dapat melihat keutamaan shalat tersebut dalam beberapa point berikut ini[1].

1) Shalat adalah kewajiban paling utama setelah dua kalimat syahadat dan merupakan salah satu rukun islam.

Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitulloh, dan berpuasa pada bulan Romadhon.”[2]

2) Shalat merupakan pembeda antara muslim dan kafir.

Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya batasan antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah shalat. Barangsiapa meninggalkan shalat, maka ia kafir” [3]. Salah seorang tabi’in bernama Abdullah bin Syaqiq rahimahullah berkata, “Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat.”[4]

3) Shalat adalah tiang agama dan agama seseorang tidak tegak kecuali dengan menegakkan shalat.

Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.”[5]

4) Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan,’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.”[6]

5) Shalat merupakan Penjaga Darah dan Harta Seseorang

Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mau mengucapkan laa ilaaha illalloh (Tiada sesembahan yang haq kecuali Allah), menegakkan shalat, dan membayar zakat. Apabila mereka telah melakukan semua itu, berarti mereka telah memelihara harta dan jiwanya dariku kecuali ada alasan yang hak menurut Islam (bagiku untuk memerangi mereka) dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah Ta’ala.”[7]

Keutamaan Mengerjakan Shalat 5 waktu

Shalat memiliki keutamaan-keutamaan berupa pahala, ampunan dan berbagai keuntungan yang Allah sediakan bagi orang yang menegakkan sholat dan rukun-rukunnnya dan lebih utama lagi apabila sunnah-sunnah sholat 5 waktu dikerjakan, diantara keutamaan-keutamaan tersebut adalah

1) Mendapatkan cinta dan ridho Allah

Orang yang mengerjakan shalat berarti menjalankan perintah Allah, maka ia pantas mendapatkan cinta dan keridhoan Allah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah (wahai muhammad): “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)

2) Selamat dari api neraka dan masuk kedalam surga

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab: 71). Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Rahimahullahu ta’ala berkata, “Yang dimaksud dengan kemenangan dalam ayat ini adalah selamat dari api neraka dan masuk kedalam surga”[8]. Dan melaksanakan sholat termasuk mentaati Allah dan Rasul-Nya.

3) Pewaris surga Firdaus dan kekal didalamnya

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman … dan orang-orang yang memelihara sholatnya mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Mu’minun: 1-11)

4) Pelaku shalat disifati sebagai seorang muslim yang beriman dan bertaqwa

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al Baqarah: 2-3)

5) Akan mendapat ampunan dan pahala yang besar dari Allah

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Ahzab: 35)

6) Shalat tempat meminta pertolongan kepada Allah sekaligus ciri orang yang khusyuk

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al Baqarah: 45)

7) Shalat mencegah hamba dari Perbuatan Keji dan Mungkar

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Ankabut: 45)

Hukum Meninggalkan Shalat

selengkapnya: http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/jagalah-shalatmu-wahai-saudaraku.html

Sabtu, 15 Januari 2011

Ilmu Pembersih Hati

Ada sebait do'a yang pernah diajarkan Rasulullah SAW dan disunnahkan untuk dipanjatkan kepada Allah Azza wa Jalla sebelum seseorang hendak belajar. Do'a tersebut berbunyi: Allaahummanfa'nii bimaa allamtanii wa'allimnii maa yanfa'uni wa zidnii ilman maa yanfa'unii. Dengan do'a ini seorang hamba berharap dikaruniai oleh-Nya ilmu yang bermanfaat.
Apakah hakikat ilmu yang bermamfaat itu? Secara syariat, suatu ilmu disebut bermamfaat apabila mengandung mashlahat-memiliki nilai-nilai kebaikan bagi sesama manusia ataupun alam. Akan tetapi, mamfaat tersebut menjadi kecil artinya bila ternyata tidak membuat pemiliknya semakin merasakan kedekatan kepada Dzat Maha Pemberi Ilmu, Allah Azza wa Jalla. Dengan ilmunya ia mungkin meningkat derajat kemuliaannya di mata manusia, tetapi belum tentu meningkat pula di hadapan-Nya.
Oleh karena itu, dalam kacamata ma'rifat, gambaran ilmu yang bermamfaat itu sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh seorang ahli hikmah. "Ilmu yang berguna," ungkapnya, "ialah yang meluas di dalam dada sinar cahayanya dan membuka penutup hati." seakan memperjelas ungkapan ahli hikmah tersebut, Imam Malik bin Anas r.a. berkata, "Yang bernama ilmu itu bukanlah kepandaian atau banyak meriwayatkan (sesuatu), melainkan hanyalah nuur yang diturunkan Allah ke dalam hati manusia. Adapun bergunanya ilmu itu adalah untuk mendekatkan manusia kepada Allah dan menjauhkannya dari kesombongan diri."
Ilmu itu hakikatnya adalah kalimat-kalimat Allah Azza wa Jalla. Terhadap ilmunya sungguh tidak akan pernah ada satu pun makhluk di jagat raya ini yang bisa mengukur Kemahaluasan-Nya. sesuai dengan firman-Nya, "Katakanlah : Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menuliskan) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (dituliskan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)." (QS. Al Kahfi [18] : 109).
Adapun ilmu yang dititipkan kepada manusia mungkin tidak lebih dari setitik air di tengah samudera luas. Kendatipun demikian, barangsiapa yang dikaruniai ilmu oleh Allah, yang dengan ilmu tersebut semakin bertambah dekat dan kian takutlah ia kepada-Nya, niscaya "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS. Al Mujadilah [58] : 11). Sungguh janji Allah itu tidak akan pernah meleset sedikit pun!
Akan tetapi, walaupun hanya "setetes" ilmu Allah yang dititipkan kepada mnusia, namun sangat banyak ragamnya. ilmu itu baik kita kaji sepanjang membuat kita semakin takut kepada Allah. Inilah ilmu yang paling berkah yang harus kita cari. sepanjang kita menuntut ilmu itu jelas (benar) niat maupun caranya, niscaya kita akan mendapatkan mamfaat darinya.
Hal lain yang hendaknya kita kaji dengan seksama adalah bagaimana caranya agar kita dapat memperoleh ilmu yang sinar cahayanya dapat meluas di dalam dada serta dapat membuka penutup hati? Imam Syafii ketika masih menuntut ilmu, pernah mengeluh kepada gurunya. "Wahai, Guru. Mengapa ilmu yang sedang kukaji ini susah sekali memahaminya dan bahkan cepat lupa?" Sang guru menjawab, "Ilmu itu ibarat cahaya. Ia hanya dapat menerangi gelas yang bening dan bersih." Artinya, ilmu itu tidak akan menerangi hati yang keruh dan banyak maksiatnya.
Karenanya, jangan heran kalau kita dapati ada orang yang rajin mendatangi majelis-majelis ta'lim dan pengajian, tetapi akhlak dan perilakunya tetap buruk. Mengapa demikian? itu dikarenakan hatinya tidak dapat terterangi oleh ilmu. Laksana air kopi yang kental dalam gelas yang kotor. Kendati diterangi dengan cahaya sekuat apapun, sinarnya tidak akan bisa menembus dan menerangi isi gelas. Begitulah kalau kita sudah tamak dan rakus kepada dunia serta gemar maksiat, maka sang ilmu tidak akan pernah menerangi hati.
Padahal kalau hati kita bersih, ia ibarat gelas yang bersih diisi dengan air yang bening. Setitik cahaya pun akan mampu menerangi seisi gelas. Walhasil, bila kita menginginkan ilmu yang bisa menjadi ladang amal shalih, maka usahakanlah ketika menimbanya, hati kita selalu dalam keadaan bersih. hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari ketamakan terhadap urusan dunia dan tidak pernah digunakan untuk menzhalimi sesama. Semakin hati bersih, kita akan semakin dipekakan oleh Allah untuk bisa mendapatkan ilmu yang bermamfaat. darimana pun ilmu itu datangnya. Disamping itu, kita pun akan diberi kesanggupan untuk menolak segala sesuatu yang akan membawa mudharat.
Sebaik-baik ilmu adalah yang bisa membuat hati kita bercahaya. Karenanya, kita wajib menuntut ilmu sekuat-kuatnya yang membuat hati kita menjadi bersih, sehingga ilmu-ilmu yang lain (yang telah ada dalam diri kita) menjadi bermamfaat.
Bila mendapat air yang kita timba dari sumur tampak keruh, kita akan mencari tawas (kaporit) untuk menjernihkannya. Demikian pun dalam mencari ilmu. Kita harus mencari ilmu yang bisa menjadi "tawas"-nya supaya kalau hati sudah bening, ilmu-ilmu lain yang kita kaji bisa diserap seraya membawa mamfaat.
Mengapa demikian? Sebab dalam mengkaji ilmu apapun kalau kita sebagai penampungnya dalam keadaan kotor dan keruh, maka tidak bisa tidak ilmu yang didapatkan hanya akan menjadi alat pemuas nafsu belaka. Sibuk mengkaji ilmu fikih, hanya akan membuat kita ingin menang sendiri, gemar menyalahkan pendapat orang lain, sekaligus aniaya dan suka menyakiti hati sesama. Demikian juga bila mendalami ilmu ma'rifat. Sekiranya dalam keadan hati busuk, jangan heran kalau hanya membuat diri kita takabur, merasa diri paling shalih, dan menganggap orang lain sesat.
Oleh karena itu, tampaknya menjadi fardhu ain hukumnya untuk mengkaji ilmu kesucian hati dalam rangka ma'rifat, mengenal Allah. Datangilah majelis pengajian yang di dalamnya kita dibimbing untuk riyadhah, berlatih mengenal dan berdekat-dekat dengan Allah Azza wa Jalla. Kita selalu dibimbing untuk banyak berdzikir, mengingat Allah dan mengenal kebesaran-Nya, sehingga sadar betapa teramat kecilnya kita ini di hadapan-Nya.
Kita lahir ke dunia tidak membawa apa-apa dan bila datang saat ajal pun pastilah tidak membawa apa-apa. Mengapa harus ujub, riya, takabur, dan sum'ah. Merasa diri besar, sedangkan yang lain kecil. Merasa diri lebih pintar sedangkan yang lain bodoh. Itu semua hanya karena sepersekian dari setetes ilmu yang kita miliki? Padahal, bukankah ilmu yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan Allah jua, yang sama sekali tidak sulit bagi-Nya untuk mengambilnya kembali dari kita?
Subhanallaah! Mudah-mudahan kita dimudahkan oleh-Nya untuk mendapatkan ilmu yang bisa menjadi penerang dalam kegelapan dan menjadi jalan untuk dapat lebih bertaqarub kepada-Nya.***

Bila Selalu Mengingat Mati

Sehalus-halus kehinaan di sisi ALLOH adalah tercerabutnya kedekatan kita dari sisi-Nya. Hal ini biasanya ditandai dengan kualitas ibadah yang jauh dari meningkat, atau bahkan malah menurun. Tidak bertambah bagus ibadahnya, tidak bertambah pula ilmu yang dapat membuatnya takut kepada ALLOH, bahkan justru maksiat pun sudah mulai dilakukan, dan anehnya yang bersangkutan tidak merasa rugi. Inilah tanda-tanda akan tercerabutnya nikmat berdekatan bersama ALLOH Azza wa Jalla.
Pantaslah bila Imam Ibnu Athoillah pernah berujar, "Rontoknya iman ini akan terjadi pelan-pelan, terkikis-kikis sedikit demi sedikit sampai akhirnya tanpa terasa habis tandas tidak tersisa". Demikianlah yang terjadi bagi orang yang tidak berusaha memelihara iman di dalam kalbunya. Karenanya jangan pernah permainkan nikmat iman di hati ini.
Ada sebuah kejadian yang semoga dengan diungkapkannya di forum ini ada hikmah yang bisa diambil. Kisahnya dari seorang teman yang waktu itu nampak begitu rajin beribadah, saat shalat tak lepas dari linang air mata, shalat tahajud pun tak pernah putus, bahkan anak dan istrinya diajak pula untuk berjamaah ke mesjid. Selidik punya selidik, ternyata saat itu dia sedang menanggung utang. Karenanya diantara ibadah-ibadahnya itu dia selipkan pula doa agar utangnya segera terlunasi. Selang beberapa lama, ALLOH Azza wa Jalla, Zat yang Mahakaya dan Maha Mengabulkan setiap doa hamba-Nya pun berkenan melunasi utang rekan tersebut.
Sayangnya begitu utang terlunasi doanya mulai jarang, hilang pula motivasinya untuk beribadah. Biasanya kehilangan shalat tahajud menangis tersedu-sedu, "Mengapa Engkau tidak membangunkan aku, ya ALLOH?!", ujarnya seakan menyesali diri. Tapi lama-kelamaan tahajud tertinggal justru menjadi senang karena jadual tidur menjadi cukup. Bahkan sebelum azan biasanya sudah menuju mesjid, tapi akhir-akhir ini datang ke mesjid justru ketika azan. Hari berikutnya ketika azan tuntas baru selesai wudhu. Lain lagi pada besok harinya, ketika azan selesai justru masih di rumah, hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk shalat di rumah saja.
Begitupun untuk shalat sunat, biasanya ketika masuk mesjid shalat sunat tahiyatul mesjid terlebih dulu dan salat fardhu pun selalu dibarengi shalat rawatib. Tapi sekarang saat datang lebih awal pun malah pura-pura berdiri menunggu iqamat, selalu ada saja alasannya. Sesudah iqamat biasanya memburu shaf paling awal, kini yang diburu justru shaf paling tengah, hari berikutnya ia memilih shaf sebelah pojok, bahkan lama-lama mencari shaf di dekat pintu, dengan alasan supaya tidak terlambat dua kali. "Kalau datang terlambat, maka ketika pulang aku tidak boleh terlambat lagi, pokoknya harus duluan!" Pikirnya.
Saat akan shalat sunat rawatib, ia malah menundanya dengan alasan nanti akan di rumah saja, padahal ketika sampai di rumah pun tidak dikerjakan. Entah disadari atau tidak oleh dirinya, ternyata pelan-pelan banyak ibadah yang ditinggalkan. Bahkan pergi ke majlis ta'lim yang biasanya rutin dilakukan, majlis ilmu di mana saja dikejar, sayangnya akhir-akhir ini kebiasaan itu malah hilang.
Ketika zikir pun biasanya selalu dihayati, sekarang justru antara apa yang diucapkan di mulut dengan suasana hati, sama sekali bak gayung tak bersambut. Mulut mengucap, tapi hati malah keliling dunia, masyaallah. Sudah dilakukan tanpa kesadaran, seringkali pula selalu ada alasan untuk tidak melakukannya. Saat-saat berdoa pun menjadi kering, tidak lagi memancarkan keuatan ruhiah, tidak ada sentuhan, inilah tanda-tanda hati mulai mengeras.
Kalau kebiasaan ibadah sudah mulai tercerabut satu persatu, maka inilah tanda-tanda sudah tercerabutnya taupiq dari-Nya. Akibat selanjutnya pun mudah ditebak, ketahanan penjagaan diri menjadi blong, kata-katanya menjadi kasar, mata jelalatan tidak terkendali, dan emosinya pun mudah membara. Apalagi ketika ibadah shalat yang merupakan benteng dari perbuatan keji dan munkar mulai lambat dilakukan, kadang-kadang pula mulai ditinggalkan. Ibadah yang lain nasibnya tak jauh beda, hingga akhirnya meningallah ia dalam keadaan hilang keyakinannya kepada ALLOH. Inilah yang disebut suul khatimah (jelek di akhir), naudzhubillah. Apalah artinya hidup kalau akhirnya seperti ini.
***
Ada lagi sebuah kisah pilu ketika suatu waktu bersilaturahmi ke Batam. Kisahnya ada seorang wanita muda yang tidak bisa menjaga diri dalam pergaulan dengan lawan jenisnya sehingga dia hamil, sedangkan laki-lakinya tidak tahu entah kemana (tidak bertanggung jawab). Hampir putus asa ketika si wanita ini minta tolong kepada seorang pemuda mesjid. Ditolonglah ia untuk bisa melakukan persalinan di suatu klinik bersalin, hingga ia bisa melahirkan dengan lancar. Walau tidak jelas siapa ayahnya, akhirnya si wanita ini pun menjadi ibu dari seorang bayi mungil.
Sayangnya, sesudah beberapa lama ditolong, sifat-sifat jahiliyahnya kambuh lagi. Mungkin karena iman dan ilmunya masih kurang, bahkan ketika dinasihati pun tidak mempan lagi hingga akhirnya dia terjerumus lagi. Demikianlah kisah si wanita ini, ia kembali hamil di luar nikah tanpa ada pria yang mau bertanggung jawab.
Lalu ditolonglah ia oleh seseorang yang ternyata aqidahnya beda. Si orang yang akan membantu pun menawarkan bantuan keuangan dengan catatan harus pindah agama terlebih dulu. Si wanita pun menyetujuinya, dalam hatinya "Toh hanya untuk persalinan saja, setelah melahirkan aku akan masuk Islam lagi". Tapi ternyata ALLOH menentukan lain, saat persalinan itu justru malaikat Izrail datang menjemput, meninggalah si wanita dalam keadaan murtad, naudzhubillah.
***
Cerita ini nampaknya bersesuaian pula dengan sebuah kisah klasik dari Imam Al Ghazali.
Suatu ketika ada seseorang yang sudah bertahun-tahun menjadi muazin di sebuah menara tinggi di samping mesjid. Kebetulan di samping mesjid itu adapula sebuah rumah yang ternyata dihuni oleh keluarga non-muslim, diantara anak-anak keluarga itu ada seorang anak perempuan berparas cantik yang sedang berangkat ramaja.
Tiap naik menara untuk azan, secara tidak disengaja tatapan mata sang muazin selalu tertumbuk pada si anak gadis ini, begitu pula ketika turun dari menara. Seperti pepatah mengatakan "dari mata rurun ke hati", begitulah saking seringnya memandang, hati sang muazin pun mulai terpaut akan paras cantik anak gadis ini. Bahkan saat azan yang diucapkan di mulut Allahuakbar-Allahuakbar, tapi hatinya malah khusyu memikirkan anak gadis itu.
Karena sudah tidak tahan lagi, maka sang muazin ini pun nekad mendatangi rumah si anak gadis tersebut dengan tujuan untuk melamarnya. Hanya sayang, orang tua si anak gadis menolak dengan mentah-mentah, apalagi jika anaknya harus pindah keyakinan karena mengikuti agama calon suaminya, sang muazin yang beragama Islam itu. "Selama engkau masih memeluk Islam sebagai agamamu, tidak akan pernah aku ijinkan anakku menjadi istrimu" ujar si Bapak, seolah-olah memberi syarat agar sang muazin ini mau masuk agama keluarganya terlebih dulu.
Berpikir keraslah sang muazin ini, hanya sayang, saking ngebetnya pada gadis ini, pikirannya seakan sudah tidak mampu lagi berpikir jernih. Hingga akhirnya di hatinya terbersit suatu niat, "Ya ALLOH saya ini telah bertahun-tahun azan untuk mengingatkan dan mengajak manusia menyembah-Mu. Aku yakin Engkau telah menyaksikan itu dan telah pula memberikan balasan pahala yang setimpal. Tetapi saat ini aku mohon beberapa saat saja ya ALLOH, aku akan berpura-pura masuk agama keluarga si anak gadis ini, setelah menikahinya aku berjanji akan kembali masuk Islam". Baru saja dalam hatinya terbersit niat seperti itu, dia terpeleset jatuh dari tangga menara mesjid yang cukup tinggi itu. Akhirnya sang muazin pun meninggal dalam keadaan murtad dan suul khatimah.
***
Kalau kita simak dengan seksama uraian-uraian kisah di atas, nampaklah bahwa salah satu hikmah yang dapat kita ambil darinya adalah jikalau kita sedang berbuat kurang bermanfaat bahkan zhalim, maka salah satu teknik mengeremnya adalah dengan 'mengingat mati'. Bagaimana kalau kita tiba-tiba meninggal, padahal kita sedang berbuat maksiat, zhalim, atau aniaya? Tidak takutkah kita mati suul khatimah? Naudzhubillah. Ternyata ingat mati menjadi bagian yang sangat penting setelah doa dan ikhtiar kita dalam memelihara iman di relung kalbu ini. Artinya kalau ingin meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, maka selalulah ingat mati.
Dalam hal ini Rasulullah SAW telah mengingatkan para sahabatnya untuk selalu mengingat kematian. Dikisahkan pada suatu hari Rasulullah keluar menuju mesjid. Tiba-tiba beliau mendapati suatu kaum yangsedang mengobrol dan tertawa. Maka beliau bersabda, "Ingatlah kematian. Demi Zat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis."
Dan ternyata ingat mati itu efektif membuat kita seakan punya rem yang kokoh dari berbuat dosa dan aniaya. Akibatnya dimana saja dan kapan saja kita akan senantiasa terarahkan untuk melakukan segala sesuatu hanya yang bermanfaat. Begitupun ketika misalnya, mendengarkan musik ataupun nyanyian, yang didengarkan pasti hanya yang bermanfaat saja, seperti nasyid-nasyid Islami atau bahkan bacaan Al Quran yang mengingatkan kita kepada ALLOH Azza wa Jalla. Sehingga kalaupun malaikat Izrail datang menjemput saat itu, alhamdulillah kita sedang dalam kondisi ingat kepada ALLOH. Inilah khusnul khatimah.
Bahkan kalau kita lihat para arifin dan salafus shalih senantiasa mengingat kematian, seumpama seorang pemuda yang menunggu kekasihnya. Dan seorang kekasih tidak pernah melupakan janji kekasihnya. Diriwayatkan dari sahabat Hudzaifah r.a. bahwa ketika kematian menjemputnya, ia berkata, "Kekasih datang dalam keadaan miskin. Tiadalah beruntung siapa yang menyesali kedatangannya. Ya ALLOH, jika Engkau tahu bahwa kefakiran lebih aku sukai daripada kaya, sakit lebih aku sukai daripada sehat, dan kematian lebih aku sukai daripada kehidupan, maka mudahkanlah bagiku kematian sehingga aku menemui-Mu."

Akhirnya, semoga kita digolongkan ALLOH SWT menjadi orang yang beroleh karunia khusnul khatimah. Amin! ***

Sebaik-baiknya Manusia

Sungguh beruntung bagi siapapun yang dikaruniai Allah kepekaan untuk mengamalkan aneka pernik peluang kebaikan yang diperlihatkan Allah kepadanya. Beruntung pula orang yang dititipi Allah aneka potensi kelebihan oleh-Nya, dan dikaruniakan pula kesanggupan memanfaatkannya untuk sebanyak-banyaknya umat manusia.
Karena ternyata derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain" (HR. Bukhari).
Seakan hadis ini mengatakan bahwa jikalau ingin mengukur sejauhmana derajat kemuliaan akhlak kita, maka ukurlah sejauhmana nilai manfaat diri ini? Kalau menurut Emha Ainun Nadjib, harusnya tanyakan pada diri ini apakah kita ini manusia wajib, sunat, mubah, makhruh, atau malah manusia haram?
Apa itu manusia wajib? Manusia wajib ditandai jikalau adanya sangat dirindukan, sangat bermanfaat, bahkan perilakunya membuat hati orang disekitarnya tercuri. Tanda-tanda yang nampak dari seorang 'manusia wajib', diantaranya dia seorang pemalu yang jarang mengganggu orang lain, sehingga orang lain merasa aman darinya. Perilaku kesehariannya lebih banyak kebaikannya. Ucapannya senantiasa terpelihara, ia hemat betul kata-katanya, sehingga lebih banyak berbuat daripada hanya berbicara.
Sedikit kesalahannya, tidak suka mencampuri yang bukan urusannya, dan sangat nikmat kalau ia berbuat kebaikan. Hari-harinya tidak lepas dari menjaga silaturahmi, sikapnya penuh wibawa, penyabar, selalu berterima kasih, penyantun, lemah lembut, bisa menahan dan mengendalikan diri, serta penuh kasihsayang.
Sama sekali bukan kebiasaan bagi yang akhlaknya baik perilaku melaknat, memaki-maki, memfitnah, menggunjing, bersikap tergesa-gesa, dengki, bakhil, ataupun menghasut. Justru ia selalu berwajah cerah, ramah tamah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan marahnya pun karena Allah SWT, subhanallah demikian indah hidupnya.
Karenanya, siapapun di dekatnya pastilah akan tercuri hatinya. Kata-katanya akan senantiasa terngiang-ngiang. Keramahannya pun benar-benar menjadi penyejuk bagi hati yang sedang membara. Jikalau saja orang berakhlak mulia ini tidak ada, maka siapapun akan merasa kehilangan, akan terasa ada sesuatu yang kosong di rongga kalbu ini. Orang yang wajib, adanya pasti penuh manfaat dan kalau tidak ada, siapapun akan merasa kehilangan. Begitulah kurang lebih perwujudan akhlak yang baik, dan ternyata ia hanya akan lahir dari semburat kepribadian yang baik pula.
Kalau orang yang sunah, keberadaannya bermanfaat, tapi kalaupun tidak ada tidak tercuri hati kita. Tidak ada rongga kosong akibat rasa kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan amalnya belum dari lubuk hati yang paling dalam. Karena hati akan tersentuh oleh hati lagi. Seperti halnya, kalau kita berjumpa dengan orang yang berhati tulus, perilakunya benar-benar akan meresap masuk ke rongga kalbu siapapun.
Sedangkan orang yang mubah ada dan tidak adanya tidak berpengaruh. Di kantor kerja atau bolos sama saja. Seorang pemuda yang ketika ada di rumah keadaan menjadi berantakan, dan kalau tidak adapun tetap berantakan. Inilah pemuda yang mubah. Ada dan tiadanya tidak membawa manfaat, dan tidak juga membawa mudharat.
Adapun orang yang makruh, keberadaannya justru membawa mudharat dan kalau dia tidak ada tidak berpengaruh. Artinya, kalau dia datang ke suatu tempat maka orang merasa bosan atau tidak senang. Misalnya, ada seorang ayah sebelum pulang dari kantor suasana rumah sangat tenang, tetapi seketika klakson dibunyikan tanda bahwa ayah sudah datang, anak-anak malah lari ke tetangga, ibu cemas, dan pembantu pun sangat gelisah. Inilah seorang ayah yang keberadaannya menimbulkan masalah.
Seorang anak yang makruh, kalau pulang sekolah justru masalah pada bermunculan, dan kalau tidak pulang suasana malah menjadi aman tentram. Ibu yang makruh diharapkan anak-anaknya untuk segera pergi arisan daripada ada di rumah. Sedangkan karyawan yang makruh, kehadirannya di tempat kerja hanya melakukan hal yang sia-sia daripada bersungguh-sungguh menunaikan tugas kerja.
Lain lagi dengan orang bertipe haram, keberadaannya malah dianggap menjadi musibah, sedangkan ketiadaannya justru disyukuri. Jikasaja dia pergi ngantor, justru perlengkapan kantor pada hilang, maka ketika orang ini dipecat semua karyawan yang ada malah mensyukurinya.
Masya Allah, tidak ada salahnya kita merenung sejenak, tanyakan pada diri ini apakah kita ini anak yang menguntungkan orang tua atau malah hanya jadi benalu saja? Masyarakat merasa mendapat manfaat tidak dengan kehadiran kita? Adanya kita di masyarakat sebagai manusia apa, wajib, sunah, mubah, makhruh, atau haram? Kenapa tiap kita masuk ruangan teman-teman malah pada menjauhi, apakah karena perilaku sombong kita?
Kepada ibu-ibu, hendaknya tanyakan pada diri masing-masing, apakah anak-anak kita sudah merasa bangga punya ibu seperti kita? Punya manfaat tidak kita ini? Bagi ayah cobalah mengukur diri, saya ini seorang ayah atau seorang gladiator? Saya ini seorang pejabat atau seorang penjahat? Kepada para mubaligh, harus bertanya nih, benarkah kita menyampaikan kebenaran atau hanya mencari penghargaan dan popularitas saja?
Nampaknya, saat bercermin seyogyanya tidak hanya memperhatikan wajah saja, tapi pandanglah akhlak dan perbuatan yang telah kita lakukan. Sayangnya, jarang orang berani jujur dengan tidak membohongi diri, seringnya malah merasa pinter padahal bodoh, merasa kaya padahal miskin, merasa terhormat padahal hina. Padahal untuk berakhlak baik kepada manusia, awalnya dengan berlaku jujur kepada diri sendiri.
Kalaupun mendapati orang tua kita berakhlak buruk. Sadarilah bahwa darah dagingnya melekat pada diri kita, karenanya kita harus berada di barisan paling depan untuk membelanya demi keselamatan dunia dan akhiratnya. Bagi orang tua yang belum Islam, kewajiban seorang anaklah yang bertanggung jawab mengikhtiarkannya jalan hidayah. Apabila orang tua berlumur dosa dan belum mau melakukan shalat, maka seorang anaklah yang berada pada barisan pertama membantu orang tua kita menjadi seorang ahli ibadah dan ahli taubat.
Ingatlah, walau bagaimanapun kita punya hutang budi pada orang tua kita. Keburukan yang ada pada mereka, jangan menjadikan kebencian, jangan pula menyalahkan dan menyesali diri, "Kenapa saya lahir dari orang tua yang sudah cerai?" misalnya. Atau adapula anak yang sibuk menyalahkan diri, karena tidak pernah tahu keberadaan orang tuanya. Sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah jika hanya menyalahkan keadaan. Lebih baik kita tanyakan pada diri ini, apakah sudah punya manfaat tidak kita ini? Makin banyak manfaat yang kita lakukan dengan ikhlas, insya ALLOH itulah rizki kita.
Begitu pula terhadap lingkungan, kita harus punya akhlak tersendiri. Seperti pada binatang, kalau tidak perlu tidak usah kita menyakitinya. Ada riwayat seorang ibu ahli ibadah, tapi Allah malah mencapnya sebagai ahli neraka. Mengapa? Ternyata karena si ibu ahli ibadah ini pernah mengurung kucing dalam sebuah tempat, sehingga si kucing tidak mendapatkan jalan keluar untuk mencari makan, padahal oleh si ibu tidak pula diberi makan, sampai akhirnya kucing itu mati. Karenanya, walau si ibu ini ahli ibadah, tapi Allah melaknatnya karena akhlak pada makhluknya jelek.
Kadang aneh kita ini, ketika duduk di taman nan hijau, entah sadar atau tidak kita cabuti rumput atau daun-daunan yang ada tanpa alasan yang jelas. Padahal rumput, daun, dan tumbuh-tumbuhan yang ada di alam semesta ini semuanya sedang bertasbih kepada-Nya. Yang paling baik adalah jangan sampai ada makhluk apapun di lingkungan kita yang tersakiti. Termasuk ketika menyiram atau memetik bunga, tanaman, atau tumbuhan lainnya, hendaklah dengan hati-hati, karena tanaman juga mengerti apa yang dilakukan kita kepadanya. Dikisahkan ketika Nabi SAW pindah mimbar, yang asalnya menyandar pada sebuah pohon kurma, maka pohon kurma itu diriwayatkan sangat sedih dan menangis, karena ia telah ditinggalkan sebagai alat bantu Rasulullah SAW dalam menyampaikan ilmu kepada para sahabatnya.
Kejadian lain adalah ketika seorang hamba yang shalih dihampiri seekor singa yang mengaum-ngaum seakan hendak menerkamnya. Tentu saja semua orang yang melihat kejadian ini berlari ketakutan. Anehnya, hamba yang shalih ini sama sekali tidak kelihatan merasa takut, kenapa? Karena dia yakin bahwa singa juga makhluk dalam genggaman Allah dan sama-sama sedang bertasbih kepada-Nya. Seraya mengajak berbicara layaknya pada makhluk yang bisa diajak bicara, "Mau apa kesini? Kalau tidak ada kewajiban dari Allah dan hanya untuk mengganggu masyarakat, alangkah baiknya engkau pergi", maka pergilah singa itu, subhanallah. Demikianlah, orang yang takutnya hanya kepada Allah, makhluk pun tunduk kepadanya.
Seperti halnya ketika ada ular di halaman rumah, maka bagi orang yang akhlaknya baik dan dia merasa tidak terganggu, sama sekali dia tidak akan membunuhnya, malah ditolongnya si ular ini untuk bisa kembali ke habitatnya, itu yang lebih baik. Kalaupun dirasa mengganggu sehingga tidak ada jalan lain kecuali harus dibunuh, maka ia akan membunuhnya dengan cara terbaik, dan tidak lupa disebutnya asma Allah. Jadilah proses membunuh ular ini sebagai ladang amal.
Betapa indah pribadi yang penuh pancaran manfaat, ia bagai cahaya matahari yang menyinari kegelapan, menjadikannya tumbuh benih-benih, bermekarannya tunas-tunas, merekahnya bunga-bunga di taman, hingga menggerakkan berputarnya roda kehidupan. Demikianlah, cahaya pribadi kita hendaknya mampu menyemangati siapapun, bukan hanya diri kita, tetapi juga orang lain dalam berbuat kebaikan dengan full limpahan energi karunia Allah Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah energi-Nya, subhanallah. Ingatlah, hidup hanya sekali dan sebentar saja, sudah sepantasnya kita senantiasa memaksimalkan nilai manfaat diri ini, yakni menjadi seperti yang disabdakan Nabi SAW, sebagai khairunnas. Sebaik-baik manusia! Insya Allah. ***

Jalan menuju surga, kenikmatan yang abadi..

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”, sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)” (HR Bukhari)

saudaraku, pilih yang didoakan baik atau buruk oleh malaikat?

semoga kita bisa istiqomah untuk bersedekah di jalan Allah..

ya, inilah salah satu jalan menuju kenikmatan yang adabi, menuju surgaNya, yang luasnya, seluas langit dan bumi..

Allah swt berfirman,

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.”

(QS Ali Imran ayat 133-134)

Saudaraku, kuatkan qalbu kita, untuk tersadar, bahwa dunia ini hanyalah sementara dan tempat berbekal menuju negeri yang abadi..

Baarakallaahu fiikum..

Rabu, 12 Januari 2011

Semoga kita mendapat Hidayah dan Petunjuk-Nya

Kisah ini dikutip dari buku Life is an Open Secret karya Zabrina A. Bakar.

Pada suatu hari Ibrahim Bin Adham mencoba memasuki sebuah tempat pemandian umum. Si Penjaga menghentikannya dan meminta ongkos masuk. Ibrahim tertegun dan mengaku bahwa dia tidak punya uang.

Si penjaga menjawab, ” kalau tidak punya uang kau tak boleh masuk”. Ibrahim memekik dan tersungkur ditanah sambil terisak sedih. Seorang pejalan kaki berhenti untuk menghiburnya. Seseorang menawarinya uang agar dapat memasuki tempat pemandian umum itu.

Ibrahim berkata, ” Aku menangis bukan karena ditolak masuk. Ketika penjaga ittu meminta uang masuk, aku teringat sesuatu yang lalu membuatku menangis. Jika aku tidak diperbolehkan masuk ke tempat mandi umum di dunia ini kecuali jika aku membayar ongkos, apa ada harapan bagiku untuk diperbolehkan masuk surga ?? Apa jadinya bila aku dituntut, “ Amal baik apa yang kau bawa ? Apa yang sudah kau perbuat hingga kau layak diizinkan masuk surga ? “. Persis seperti aku ditolak masuk ke tempat mandi ini karena aku tidak bisa membayar, sudah pasti aku akan ditolak masuk surga jika aku tidak punya amal baik. Itulah sebabnya aku menangis dan meratap.”

Semua yang mendengarkan pun merenungkan hidup dan amalan mereka sendiri, dan mereka mulai menangis bersama Ibrahim Bin Adham.

Semoga kita mendapat Hidayah dan Petunjuk-Nya. Billahitaufiq…

KEKUATAN CINTA SUFI

"Tuhan mengubah dirimu dari satu perasaan -ke- perasaan lain dan mengajarimu dengan makna makna dalam kebalikannya, agar kamu memiliki dua sayap untuk terbang, tidak satu sayap" (Rumi).

"Let the beauty of what you love be what you do."(Rumi)
Jadikan keindahan apa yang kamu cintai menjadi Apa yang kamu lakukan.

Catatan:
Jadikan kekuatan dari cinta yang menguasaimu hatimu, sebuah energi, yang menjadikan apa yang kamu lakukan dan semua aspek kehidupanmu indah seperti keindahan yang kamu cintai.

"Silence is an ocean. Speech is a river."(Rumi)
Diam adalah sebuah samudra. Bicara adalah sebuah sungai

“Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhori dan Muslim| dari Abu Hurairah Ra)

Catatan:
Menjaga lisan bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan berkata baik atau kalau tidak mampu maka diam. Dengan demikian diam kedudukannya lebih rendah dari pada berkata baik, namun masih lebih baik dibandingkan dengan berkata yang tidak baik.
“Silence is the language of God, all else is poor translation.” (Rumi)
Diam adalah Bahasa Tuhan, selain itu adalah penerjemahan yang buruk.

"The breeze at dawn has secrets to tell you; Don't go back to sleep. You must ask for what you really want; Don't go back to sleep. People are going back and forth across the doorsill where the two worlds touch. The door is round and open. Don't go back to sleep."
Angin yang sepoi sepoi di waktu fajar punya rahasia rahasia yang ingin dia katakan padamu. Kamu harus meminta apa yang benar benar kamu inginkan; Jangan tidur lagi..

“Only from the heart can you touch the sky.” (Rumi)
Hanya dari hati kamu bisa menyentuh langit.


“Observe the wonders as they occur around you. Don't claim them. Feel the artistry moving through and be silent.” (Rumi)
Perhatikanlah keanehan keanehan yang terjadi disekitarmu. Jangan Mengklaim. Rasakan keindahan didalamnya dan diam.

“God turns you from one feeling to another and teaches by means of opposites, so that you will have two wings to fly, not one.” (Rumi)
Tuhan mengubah dirimu dari satu perasaan ke perasaan lain dan mengajarimu dengan makna makna kebalikannya, agar kamu memiliki dua sayap untuk terbang, tidak satu sayap.

“If you are irritated by every rub, how will you be polished?” (Rumi)
Jika kamu tersakiti oleh setiap gesekan, terus bagaimana lagi kamu akan bersinar ?

Catatan:
Sebuah batu berharga adalah yang bersinar, sinar itu bisa timbul setelah melalui penggosokan penggosokan yang tentunya menyakitkan.


"Everyone is so afraid of death, but the real sufis just laugh: nothing tyrannizes their hearts. What strikes the oyster shell does not damage the pearl."
Semua orang takut akan kematian, tapi sufi yang sebenarnya hanya tertawa; tidak ada ketakutan dihatinya. Pukulan apapun terhadap kulit kerang tidak akan merusak mutiaranya.

Catatan:
Cinta Sejati tidak akan mati dengan Kematian.
Jangan takut dengan kematian, kita hanya harus mempersiapkannya dengan management kematian.
Jangan hanya sibuk dengan management kehidupan yg sesaat.

"If in thirst you drink water from a cup, you see God in it. Those who are not in love with God will see only their own faces in it." (Rumi)
Jika saat kamu haus kamu minum air dari sebuah gelas, kamu lihat Tuhan didalamnya. Mereka yang tidak jatuh cinta sama Tuhan hanya akan melihat wajah mereka dalam gelas tersebut.

Catatan:
Tuhan dalam gelas adalah makna kiasan,
Artinya jika seseorang mencintai Tuhannya, tentu dia akan BERSYUKUR sebelum tergesa meminumnya; karena segelas air dan keseluruhan kehidupan ini dari Tuhan; Allah azza wajjala.

Since in order to speak, one must first listen, learn to speak by listening (Rumi).
Sebelum bicara, seseorang harus mendengarkan, lalu belajar berbicara dengan mendengarkan

Be grateful for whoever comes, because each has been sent as a guide from beyond. (Rumi)
Berterimakasihlah kepada siapa saja yang datang dikehidupanmu, karena setiap dari mereka telah dikirim untuk menjadi petunjuk jalanannmu.

Catatan:
Pada dasarnya, segala hal dikehidupan ini ada dalam kendali perencanaan Nya yang sempurna.
Mungkin setiap pribadi yang menghampiri dan terlibat dalam kehidupanmu adalah kiriman dari Allah..
Maka berterimakasihlah, bersyukurlah..
Jangan merasa terganggu atau tiba tiba berburuk sangka :)

When you do things from your soul, you feel a river moving in you, a joy (Rumi).
Ketika kamu melakukan sesuatu dari jiwamu, kamu akan merasakan sungai mengalir dalam dirimu, kebahagiaan.

In this world you never stand by your own strength; It is the Invisible that sustains you every moment. (Sa'adi)
Di dunia ini kamu tak akan pernah bisa berdiri dengan kekuatanmu sendiri; Ada hal ghaib yang menopangmu dalam setiap saatmu.



"Jika kata kata yang kamu katakan itu keluar dari hatimu, dia akan terdengar dan memasuki hati hati sesiapa yang mendengarnya. tapi jika kata itu hanya keluar dari lidah, dia hanya akan melewati dua telinga dan tidak memasuki hati sesiapapun".

(Al-Suhrawardi)

Catatan:
Menulislah, berdakwahlah, dan berprilakulah...sesuai hatimu, dan kamu akan didengar dan tidak akan pernah tersesat.

***

"Apa yang telah terjadi, relakanlah untuk terjadi. Apa yang harus kamu kerjakan untuk dirimu - kerjakanlah - dan yakinkan kamu mengerjakannya". (Khawwas)

***

Jika aku mencintai Mu karena ketakutanku atas neraka, maka bakarlah aku dineraka!
Jika aku mencintai Mu karena indah surga Mu, maka kuncilah surga itu!
Tapi jika aku mencintai Mu karena Mu semata, Jangan tolak aku atas keindahan Mu yang abadi.

(Rabiyatul Adawiyah)



Apapun yang kita perhatikan di seluruh dunia ini cendrung fokus kepada sesuatu yang kita fikirkan, seorang copet ketika melihat orang suci sekalipun, matanya tertuju ke arah sakunya.

(Robert Frager)

Catatan:
Ubahlah fokus dalam hatimu, kemasa depan. Jangan melirik lalu terlarut dimasa lalu, karena itu hanya akan menghalangi langkahmu dan membuyarkan fokus dihatimu.

"BERDO'A LAH UNTUK YANG KAMU INGINKAN, DAN BEKERJALAH UNTUK APA YANG KAMU BUTUHKAN".

"Alasan tidak berlaku dalam bahasa Cinta!"

Pemikiran sufi diatas, diterjemahkan - dari bahasa ingris - secara bebas oleh saya sendiri. Mohon maaf atas ketidak sempurnaannya,

Thanks ya Allah..
Engkau telah meraihku kembali,.. dengan Cinta Mu, Cinta yang Sebenarnya Cinta. Saat hati ini mengeras, saat tidak ada seorangpun yang mempercayai, saat tembok itu menghimpit... Engkau masih disana, tersenyum dengan rahmat Mu. Ampuni aku Lagi... Tetapkan Aku bersama Mu - Aku ingin tetap bersama-Mu menjadi hamba-Mu.

Dia yang selalu menyayangiku (kita)

Saat itu, ana masih kuliah di semester akhir d kampus ana, bintaro. Sebuah kampus, yang katanya kedinasan, sebut saja STAN.

Semester akhir adalah semester yg dimana mahasiswanya disibukkan dengan Tugas Akhir.

Cerita ana ini bermula dari Flash Disk. Ya, flash disk yang menyimpan semua data-data Tugas akhri ana yang sudah selesai 80%. Siang itu, ana begitu gembiranya karena Tugas Akhir ana, yang membahas tentang Pemeriksaan keuangan BPK di sebuah Kementerian di negeri ini, di terima dan di setujui Dosen pembimbing. Puji syukur yang tak hingga kepada Allah atas semua ini, sebuah usaha yang ternyata tidak sia2.

Sorenya, ana bersiap untuk menge-print Tugas Akhir ana itu, ketika mencari-cari di tas, ternyata Flash Disk itu tidak ada. Ana panik, bahkan sangat panik, karena ana memang belum mem-back up data2 tugas akhir itu, ana terus mencari dan mencari..

Ya Allah..
Sayup2 suara Adzan maghrib sudah terdengar, badan ana semakin lemas krena flash disk itu belum ketemu juga. Ana langsung membaltalkan puasa dulu dan sgera ke masjid. Dalam sujudku, ana memohon padaNya agar Flash disk itu bias ketemu. Karena ana tau, tanpa flash dist itu, ana ga mungkin lulus. Data2 yang sudah ana dapatkan dengan susah payah, baik itu dari BPK, dosen, teman atau browsing di internet. Ya Allah, qalbu ini semakin tidak tenag..

Selesai sholat, ana langsung mencari lg Flash disk itu, berharap malam ini bisa ketemu..

Ya Allah, sudah jam 9 malam, flash disk itu belum ketemu juga.. tunjukkan kebesaranMu yaa Allah, kasihanilah hambamu ini..

Ana malam itu lelah, belum sempat makan, ana langsung ambil wudhu dan tidur serta mengingat-ingat, dimana flash disk itu. Akhirnya ana tersadar, flash disk itu ketinggalan di lab computer saat kuliah tadi siang.. ana langsung Tanya ke semua teman2 kelas ana, tidak satupun yang liat flash disk itu..

Ya Allah, batin ini semakin resah dan sesak, rasa takut yang sangat jika flash disk itu hilang.

Semalaman ana sama sekali tidak bisa tidur, ana hanya bisa menangis dan bersujud, memohon kebesaranNya..

Paginya, jam 6 pagi, ana langsung ke kampus untuk mencari flash disk itu. Ana ke sekretariat untuk meminta kunci lab.

“Pak, saya pinjam kunci lab computer, mau nyari flash disk saya yang kemarin ketinggalan”

Bapak itu, yang ternyata sangat baik menjawab, “Flash disk y dik? Kuliah jam berapa? Soalnya jam 2 ruangan itu ada yang memakai, anak D3 khusus.”

Mendengar itu dari bapak penjaga, qalbu ini seakan melayang tak karuan, badan semakin lemas, dan seakan mau pingsan disitu.

Ana langsung menghubungi ketua kelas itu,

“Mas, kemaren kuliah lab computer..? kemaren ada yang menemukan flash disk g mas? Tolong di tanyain mas ke teman2nya, itu semua data2 penting mas, saya mohon..”

Belum sempat melanjutkan ocehanya ana yang udah tidak terkendali, mas itu menyetop dan bilang, “maaf dek, kami kemaren ga jadi kuliah lab komputer..”

Ana malu ketika itu dengan mas ketua kelas itu, “iya, mohon maaf mas..”

dengan bathin yang masih menangis, ana langsung lari ke lab computer, hamper 30 menit ana mencari, dan hasilnya…, nihil, flash disk itu tidak ada..

Yaa Allah, bantu hamba yaa Rabb..
Tunjukkan kebesaranMu..
Hamba tak kuasa yaa Allah..

Badan ana sudah begitu lemas, untuk berdiri pun sudah terasa berat..

Yang ana tw, hanya ada dua kemungkinan, kalo tidak biambil/keambil teman sekelas kemarin, ato diambil/ disimpan CS(customer service).

Ana langsung bergegas menemui CS, dalam langkah yg pikiran gak karuan dan hati terus menangis, ketemu dg pak CS,

“Pak, kemaren lihat falsh disk gak pak di lab computer?”
Bapak itu menjawab, “Aduh, maaf y dek, gak lihat tuh dek..penting ya data2 nya?”
sambil nagis, ana berkata, “sangat penting pak, tanpa itu, saya tidak bias lulus pak..”
Bapak itu berkata, “coba dek Tanya ke bapak cs yang satunya, semoga saja dia menemukan kemaren..”
“iya pak, makasih banyak..”
Ana langsung berlari, bathin ana terasa ingin menjerit dan terus berdoa, “Ya Allah, Tunjukkan kebesaranMu, kasihanilah hambaMu yang hina ini yaa Rabb”

Di depan ana sudah ada pabak cs yang sedang menyapu,

“Pak, maaf mengganggu, kemren lihat Flash disk gak pak di lab computer? Tolong pak, itu penting banget buat saya..”
Bapak itu mensahud keluhan ana, “Warnanya apa dek?”
“warna hitam pak..”

Bapak itu tersenyum, “Ini saya kemaren waktu bersih2 menemukan Flash disk warna hitam, mungkin punya adik”

“Alhamdulillahirobbil ‘alamin..
Itu flash disk saya pak, itu flash disk sayaaa…”

Beban yang tadinya terasa sangat berat, seakan-akan hilang seketika.. langsung di tempat itu juga, ana langsung sujud syukur…

Puji syukur kehadiratMu yaa Allah..
Aku tahu, Engkau tidak akan pernah membebani hamba diluar kekampuan hamba..

Saudaraku, sebuah kisah singkat, semoga dapat menyadarkan kita kembali, bahwa Dia, Allah, selalu menyayangi kita..

Apapun keputusanNya, itu adalah hak prerogatif Allah, baik itu menyakitkan ataupun menyenangkan..

Semuanya sudah tertulis d laul mahfudz..
“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama empat puluh hari berupa nuthfah (sperma) kemudian menjadi ‘ala-qah (segumpal darah yg menggantung) selama waktu itu pula, kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan menyampaikam empat perkara: menuliskan rezekinya (termasuk jodoh), ajalnya, amal perbuatannya, dan akan menjadi orang sengsara atau bahagia.”(HR. Bukhari wa Muslim)

Semoga dalam setiap jari ini mengetik, berbuah kata, kalimat, serta artikel sederhana, tidak hanya menambah wawasan tetapi juga ketaqwaan kita pada-Nya.

Alhaqqu mirrobbika falaa takumminal mumtariin (kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang2 yang ragu)

Allahu ‘alam..

Bolehkah Membaca Al Quran Tanpa Berwudhu???

Hukum Membaca Al Quran Tanpa Berwudhu

Pertanyaan:
Apakah hukum orang yang membaca al-Qur’an sementara dia dalam kondisi tidak berwudhu, baik dibaca secara hafalan maupun dibaca dari mushaf?

Jawaban oleh Syaikh Shalih al-Fauzan :
Seseorang boleh membaca al-Qur’an tanpa wudhu bila bacaannya secara hafalan sebab tidak ada yang mencegah Rasulullah shallallahu ‘alaihii wa sallam membaca al-Qur’an selain kondisi junub. Beliau pernah membaca al-Qur’an dalam kondisi berwudhu dan tidak berwudhu.

Sedangkan terkait dengan mushaf, maka tidak boleh bagi orang yang dalam kondisi berhadats untuk menyentuhnya, baik hadats kecil maupun hadats besar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ

“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.“(Al-Wa-qi’ah: 79). Yakni orang-orang yang suci dari semua hadats, najis dan syirik.

Di dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihii wa sallam yang dimuat di dalam surat beliau kepada pegawainya yang bernama Amru bin Hizam, beliau menyebutkan,

لاَ يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرًا

“Tidak boleh menyentuh al-Qur’an kecuali orang yang dalam kondisi suci.” (Muwaththa’ Imam Malik, kitab al-Qur’an, Hal. 199; Sunan ad-Darimi, kitab ath-Thalaq (2183)).

Hal ini merupakan kesepakatan para imam kaum muslimin bahwa orang yang dalam kondisi berhadats kecil ataupun besar tidak boleh menyentuh mushaf kecuali ditutup dengan pelapis, seperti mushaf tersebut berada di dalam kotak atau kantong, atau dia menyentuhnya dilapisi baju atau lengan baju.

***
Artikel Muslimah.or.id

Rujukan:
Kumpulan Fatwa-Fatwa Syaikh Shalih al-Fauzan, Dalam Kitab Tadabbur al-Qur’an, hal. 44.
Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 1, penerbit Darul Haq.

Bahagialah dalam Islam-mu ^_^

ISlam tidak sekedar bahasa halal haram atau retorika syurga dan neraka, iSlam adalah seni - jalanan indah nan sempurna menuju Cinta Tuhanmu, Cinta yang terlahir karena pemahaman bukan Cinta pengatas namaan..

Sahabat mari, kita renungi sejenak saja.

Kita semua tepat saat ini,
Berdiam di sebuah sudut di planet Bumi.
Planet ini katanya memiliki 8 planet lain yang membentuk satu Tatasurya yang berpusat di Matahari. Dan katanya lagi, Matahari itu adalah satu dari sekian ribu atau sekian juta Bintang di Gugusan Galaksi Bima Sakti. Dan katanya lagi, Galaksi Bima Sakti ini adalah salah satu dari Milyaran Galaksi yang terhampar di Alam semesta ini..

Dengan demikian,
Tentu kecerdasan manusia cukup untuk membayangkan. Bahwa bumi yang begitu luuuuuuuuas ini ternyata hanya satu titik kecil di jagat raya yang nyata ini..

Ada seorang pemikir sufi yang berkata; Bayangkanlah! jika di ujung ruang jagat raya itu - di sebuah tepi itu - ada sebuah tembok yang membatasi semesta Alam yang fatamorgana ini?

.....................Siapakah Tuhan yang telah menciptakan dan mengokohkannya?

Sungguh,
Dialah Allah.!

"Dialah yang mengatur pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?" (QS23:80)

Maulana Jalal Al-Din Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri, atau yang dikenal "Jalaludin Rumi" dalam salah satu dari ribuan goresan pena indahnya "Syahadat Kita" menggelitik relung relung pemikiran pembaca dengan sebuah kalimatnya yang penuh makna;

"Dia berkata tiada Tuhan, lalu dia berkata kecuali Tuhan. Dari Tiada menjadi kecuali Tuhan maka menjelmalah Keesaan".

Artinya; ulama persia yg juga penyair sufi yang hidup di tahun 600-an Hijriyah ini ingin mengantarkan pesan, bahwa Keesaan Allah itu telah di-esakan Oleh Allah Aza wajala sendiri dalam kalimat "La Ilaa Ha IllAllah", "Tiada Tuhan kecuali Allah", Rumi mengartikannya "Tiada Tuhan Kecuali Tuhan; Allah"...

Sebuah renungan luar biasa,
Syair sufi, tidak berarti membelokan kecintaan kita terhadap Al Qur'an dan Assunnah. Dengan syair ini - salah satu jalan - pemikiran manusia menuju Tuhannya. Menemukan Cinta Nya yang bertebaran di bumi Allah ini, dengan Ayat Ayat nyata dan Ayat Ayat tersembunyi dalam berbagai retorika dan kejadian kejadian.

Jika Allah telah menjangkau dan mendengar bisikan setiap hati hati, semua mahluk yang berhati -
Jika Kekuasaan Allah telah meliputi satu persatu Jiwa setiap manusia hingga ke milyaran Bakteria dan mahluk yang tidak dikenal lainya; merencanakannya dengan perencanaan yang sempurna. ..

Lantas apakah ada alasan yang tepat pagi ini kita tidak bersyukur?

Sedangkan setiap hembusan nafas ini mahal, mata yang melihat, telinga yang mendengar, lidah yang merasa, jiwa yang terbangun dipagi hari....ini sangat mahal, semuanya mahal..

Dan ini tidak gratis,
Dunia ini tidak cuma cuma.
Kita harus membelinya dengan Iman, memeliharanya dengan Islam. .
M i n i m a l sekedar ucapan Hamdalah; lantunkanlah puji pujian Agung kepada Rabb semesta Alam yang telah membangunkan kita lagi pagi ini.

Hembuskan kegelisahan ombak dilautan gelisah itu ..

Tenanglah laksana ikan ikan di danau cinta Nya,.

Mendekatlah..

Mendekatlah kepada Nya..

Getarkanlah bibirmu dan katakan,

Terimakasih Ya Allah.

Temukian Bahagia dalam Islam-mu ^_^ dan berbahagialah!

Sahabat; Islam ini Indah,
Jalanan in itidak selamanya mudah; dan islam telah memudahkannya

Serukan... "Aku bangga dengan Islamqu" dan Berbahagialah

Orang bijak mengatakan, jika kita mencari kebahagiaan diluar diri kita tentu kita akan mendapati bahwa bahagia itu selalu milik orang lain.

S a h a b a t ;

Sungguh; Jika sosok Aku dalam hari ini dan hari sebelumnya tidak pantas menjadi penasehatmu, atau terlalu buruk dihadapanmu. Maka, ambilah saja nasehatnya.. dan lupakan penulisnya.

Karena Kebijakan itu adalah Laksana Tongkat yang Hilang, dan bisa ditemukan dimana saja.

Rasulullah saw bersabda;
"Kebijaksanaan adalah tongkat yang hilang bagi seorang mukmin. Dia harus mengambilnya dari siapa saja yang didengarnya, tidak peduli dari sumber mana datangnya". (HR. Ibnu Hibban)

Mari kita senantiasa saling menasehati, dalam kebahagian atau duka dan kesedihan kesedihan

Segala Puji Hanya Milik Allah