Jumat, 05 Februari 2010

EMPAT ORANG YANG DIRINDUKAN SURGA

Kita yakin… siapapun kita, pada strata sosial manapun kita, apapun prosfesi kita, dibumi manapun kita berpijak pasti mau menjadi orang yang dirindukan oleh syurganya Allah SWT. Tempat yang di idam-idamkan oleh seluruh makhluk Allah, tempat yang tidak terdengar di dalamnya perkataan yang tak berguna,sia-sia dan dusta, didalamnya ada mata air yang mengalir, takhta-takhta yang ditinggikan, gelas-gelas berisi minuman yang terletak dekat, bantal-bantal sandaran yang tersusun, permadani-permadani yang terhampar, kebun-kebun dan buah anggur, gadis-gadis remaja yang sebaya. Kebayang enggak indahnya syurga ?….

Rasulullah SAW, mengatakan :” Syurga merindukan empat orang:

Pertama,
orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an. Nampaknya wajar jikalau syurga merindukan ahli qur’an ini karena sejak didunia saja mereka sudah diservis oleh Allah dengan ketenangan bathin, kasih sayang-Nya, kecintaannya, kemuliaan dan selalu di ingat oleh-Nya.

Kedua, penjaga lidah. Memang lidah tak bertulang tapi ia lebih tajam dari sebilah pedang, dampaknya akan mengakibatkan peperangan antar suami isteri, antar kelompok, bahkan antar dua bangsa. Efek negatifnya akan membuat orang menjadi sengsara, akan melenyapkan pahala kebaikan yang kita buat seperti api memakan kayu bakar, akan membuat puasa jadi hampa dan sia-sia. Namun bila kita menjaganya,subhanallah… begitu banyak kenikmatan akan kita raih, dengan lisan kita berdakwah, dengan lisan kita bertilawah, dengan lisan kita berdo’a.

Ketiga, pemberi makan orang yang kelaparan. Sungguh, Allah Yang Maha berterimakasih (Syakuur) akan membalas sekecil apapun kebaikan kita kepada orang lain. Bila kita memberi minum kepada saudara kita yang kehausan maka Allah akan memberi kita minum pada hari kiamat nanti disaat orang-orang sedang dilanda dahaga, Bila kita memberi makan kepada saudara kita yang sedang kelaparan, niscaya Allah akan memberi kita makan di saat orang-orang kelaparan pada hari akhir nanti, Bila kita memberi pakaian kepada saudara kita didunia ini, niscaya Allah akan memberi kita pakaian yang indah disaat orang-orang telanjang pada hari perhitungan nanti, bila kita memudahkan urusan saudara kita yang sedang kesulitan dan dihimpit permasalahan, yakinlah bahwa Allah akan memudahkan urusan kita sejak didunia ini. Pertolongan Allah akan datang kepada seorang hamba manakala sang hamba menolong saudaranya.

Keempat, Orang-orang yang berpuasa di bulan ramadhan. Di bulan yang mulia yang penuh berkah, rahmat, ampunan ini Allah menjanjikan kepada kita akan pembebasan dari panasnya api neraka, pedihnya azab neraka dan kejamnya siksa neraka bila kita berpuasa, dan menghidupkan malamnya dengan shalat, qiro’at dan kholwat serta ibadah apapun dengan hanya mengharap ridho-Nya.
Bila empat amal ini kita lakukan, nampaknya wajarlah bila syurga merindukan kehadiran kita…Amien

Salam wisatahati,
Ustadz Ahmad Jameel

PAHALA BERISLAM DENGAN BAIK

Ya Allah… perbaikilah bagiku agamaku, dialah sumber urusanku
Perbaikilah kehidupan duniaku, disanalah aku hidup
Perbaikilah akhiratku, padanyalah tempat kembaliku
Jadikanlah hidup sebagai panambah kebaikanku
Jadikanlah mati sebagai saat istirahatku dari segala keburukan

Allah ‘azza wajalla memang objektif dalam memandang hamba-Nya, tidak memandang orang biasakah kita atau darah-birukah kita, yang dipandang hanyalah kualitas keimanan dan ketulusan amal sholeh kita, yang dilihat hanyalah ketakwaan kita kepadanya. Allah memandang kita dengan cinta dan kasih sayang-Nya. Allah mengerti banget akan kemampuan masing-masing hamba-Nya dalam berbhakti kepadanya, makanya Dia selalu memberikan iming-iming pahala bila kita beramal sholeh dan menjewer kita serta memperingatkan dan mengancam kita dengan siksa-Nya yang sangat pedih dan kesulitan-kesulitan baik dunia maupun akhirat bila kita bermaksiat atau melenceng dari jalan-Nya.

Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya mengatakan: “ Apabila seseorang dari kamu memperbaiki keislamannya, maka setiap kebaikan yang ia lakukan akan dicatat disisi Allah dan dibalas dengan kebaikan sepuluh kali lipat bahkan tujuhratus kali lipat dan setiap keburukan dan kejahatan yang diperbuatnya maka akan dicatat baginya keburukan yang serupa hingga ia berjumpa dengan Allah ‘azza wa jalla (HR. Muslim)

Saudaraku… kita temukan di sini perintah;anjuran (targhib) dan peringatan (tahdzier), Dimana kita akan diberikan kebaikan dan balasan yang berlipat ganda bila kita memperbaiki keislaman, berusaha dengan gigih (mujahadah), ikhlas dan tulus menjalankan perintah dan nilai-nilai agama, yakin dengan sepenuh hati tanpa ada keraguan sedikitpun dengan eksistensi dan kekuasaan Allah serta keterlibatan-Nya dalam segala tindak tanduk kita, dalam segala gerak dan langkah kita, dalam segala kesuksesan dan kegagalan kita, dalam setiap hembusan nafas kita, dalm setiap kerlingan mata kita.

Bila kita interpretasikan lebih jauh makna berislam dengan baik, bahwa Allah akan memberikan pahala sepuluh hurup dari tiap huruf dalam Al-Qur’an yang kita baca, Allah akan mengganjar shalat kita yang satu raka’at menjadi sepuluh rakaat, Allah akan membalas kebaikan yang kita berikan kepada saudara kita menjadi sepuluh kebaikan dari sisinya, bila kita bersedekah seribu rupiah maka Allah akan melipatgandakannya menjadi sepuluhribu rupiah, memberi makan satu pakir miskin berarti makan kita selama sepuluh kali akan dijamin oleh Allah, sekali kita memberi makan saudara kita yang berbuka puasa, wah…double tuh kita dapat pahala yaitu pahala seperti orang yang berpuasa seperi yang di janjikan Rasulullah dalam hadits lain dan akan Allah jamin buka puasa kita sepuluh hari yang lain. Bila kita memberi satu pakaian untuk anak tetangga kita yang setiap lebaran tak pernah merasakan baju baru maka sama saja kita berinvest sepuluh pakaian untuk anak kita. Bila kita membangun tempat tinggal untuk keluarga yang rumahnya hampir roboh, itu artinya kita membangun sepuluh rumah di akhirat nanti. Subhanallah…

Salam wisatahati,
Ustadz Ahmad Jameel

MANUSIA BERHATI MALAIKAT

Pasca banjir massal di Jabotabek beberapa waktu yang lalu banyak kisah yang menarik dan dapat kita jadikan teladan, terutama bagi yang tidak merasakan bagaimana penderitaan orang yang tempat tinggalnya terendam ‘tamu tak diundang’, harta benda mereka basah kuyup dan kotor bahkan ada yang terbawa arus, file-file dan surat-surat penting basah bercampur lumpur entah di mana keberadaannya, malam dingin yang gelap, anak-anak yang terserang demam, batuk dan gatal, persediaan makanan yang semakin menipis, air bersih sulit didapat, tidur beralaskan apa adanya yang penting kering, lantai dua dan atap rumah adalah tempat paforit untuk berkumpul dengan keluarga dan tetangga. Wah… pokoknya lengkap deh penderitaan.

Pada saat itu suatu hari saya merasa terenyuh dengan kisah seorang sahabat yang rumahnya di salah satu komplek perumahan di Kota Tangerang ‘disinggahi’ air hingga hampir dua meter, ia bertutur bahwa ia dan keluarganya masih bersyukur karena rumahnya berlantai dua, hingga ia bersama anak dan isterinya masih bisa tidur nyenyak, namun ia merasa perlu belajar banyak tentang keikhlasan, kesabaran dan kepasrahan kepada tetangganya sebutlah Pa Hadi, semua hartanya terrendam air, rumah yang ia miliki dengan cicilan puluhan tahun tersebut kerap menjadi langganan air mangkal bila ‘musim banjir’ tiba.

Pak Hadi dikenal oleh tetangganya sebagai ahli ibadah, ia hampir tak pernah absen berjama’ah di masjid perumahan tersebut bila azan memanggil, ia duduk di deretan paling depan bila ada pengajian dan kegiatan sosial. Hari-hari pensiunnya ia hiasi dengan ibadah ritual dan sosial. Nah pasca banjir kemarin, ketika banyak bantuan datang di masjid yang dijadikan posko banjir, ia tidak seperti tetangganya yang berebut selimut, pakaian kering layak pakai, kasur, sembako dan air mineral. Ia hanya sibuk dengan urusan sendiri bersama isterinya membersihkan lantai rumah dari lumpur dan sampah, membersihkan sofa yang sudah kusam, lemari, tempat tidur dan lain-lainnya.

Ternyata ada yang memperhatikan gerak-gerik keluarga pak Hadi ini, lantas melaporkan ke posko bahwa ada warga yang belum dapat bantuan dan nampaknya malu untuk meminta bantuan. Akhirnya pengurus masjid langsung membawa sendiri bantuan berupa kasur, pakaian, sembako dan makanan kepada keluarga pak Hadi. Ia berterima kasih kepada pengurus yang telah memperhatikannya. Selang beberapa hari, ada warga yang bertamu ke rumahnya, ia yang saat itu sedang santai ngopi di atas karpet bekas dan kusam bersama isterinya tercinta. Sambil menikmati kopi tubruk dan nasi uduk pak Hadi mempesilahkan sang tamu masuk dan meminta isterinya membuatkan kopi dan menyediakan makanan seadanya. Sang tamu yang juga sahabat akrabnya tertegun saat mengetahui bahwa bantuan yang kemarin diberikan posko tidak ia pakai dan makan malah ia berikan kepada tetangga yang katanya lebih membutuhkan dan lebih menderita dibanding dirinya. Ia hanya tidur di atas karepet, karena kasurnya tidak bisa lagi digunakan, sementara kasur yang ia dapat malah diberikan kepada oarang lain, begitupun pakaian, sembako, makanan dan air mineral. Ia merasa cukup dengan apa yang ada padanya, ia malah bersyukur masih diberikan kesehatan dan keselamatan oleh Allah, subhanallah

Pembaca kajian wisatahati yang dirahmati Allah.. pada hari yang sama, Allah juga mengajarkan kepada saya bahwa memang kita wajib bersyukur dan mau melihat penderitaan saudara di sekitar kita serta jangan merasa sendiri hidup di dunia ini. Tepat di siang hari, di majelis pesantren Daarul Qur’an ada seorang ibu dengan menggendong anak kecil menunggu saya ingin berkonsultasi, ternyata ia datang jauh dari Kerawang. Sambil menangis bu Rina bertutur tentang permasalahan ekonomi keluarganya, sementara suaminya sedang sakit keras ialah yang menjadi tulang punggung keluarga dengan menjadi tukang kuli nyuci dan berjualan uduk. Ada kisah yang menarik yang saya kira inilah pembelajaran yang Allah berikan dalam satu hari kepada saya bahwa masih banyak manusia-manusia berhati malaikat di akhir zaman ini.

Suatu hari ia hanya punya beras lima liter untuk membuat uduk untuk dijual besok pagi, tapi saat siang tiba ada tetangganya datang dengan mengiba agar diberikan pinjaman beras karena sudah tidak ada lagi yang bisa dimakan, sementara ia hanya tinggal berdua dengan anaknya yang masih kecil, suaminya sudah setahun meninggal. Bu Rina sudah lama mengenal ilmu sedekah dan ia menganggap sedekah sebagai sebuah doping baginya, ia akan merasa sedih bila satu hari ia lewatkan tanpa berbagi, padahal kehidupannya di bawah standar. Maka ketika sang tetanga datang, tanpa pikir panjang ia berikan beras yang hanya lima liter tersebut kepada tetangganya yang lebih membutuhkan. Tak ada beban dalam hatinya dan tidak ada pertanyaan dalam hatinya tentang apa yang akan ia makan hari ini dan besok akan berjualan apa kalau tidak ada beras.

Subhanallah, di sore hari, di saat ia selesai membaca Al-Qur’an ba’da shalat ashar, pintunya di ketuk oleh seseorang yang ternyata mertuanya yang sudah lama ingin menjenguk suaminya yang sakit keras. Dan yang tak disangka sang mertua membawa beras sebanyak duapuluh lima kilo untuk menantu yang sabar melayani suami tersebut.

Saudara mungkin akan menemukan pak Hadi dan bu Rina yang lain dalam episode kehidupan kita, atau boleh jadi kita yang akan meniru perbuatan mulia dari manusia berhati malaikat tersebut. Insya Allah

copy of wisata hati