Minggu, 20 April 2014

Bagaimana mengelola keuangan rumah tangga ?


Judul tulisan di atas sering dibahas di berbagai media, namun saya akan mencoba melihatnya dari sudut pandang yang lain. Rumah tangga, yang di dalamnya ada suami, isteri dan anak-anak, merupakan unit keuangan yang terkecil. Pada dasarnya mengelola keuangan rumah tangga sama seperti mengelola keuangan di perusahaan. Pada umumnya saat awal menikah, sering terjadi kesulitan mengatur keuangan rumah tangga, yang berakibat terjadi deficit cash flow pada akhir bulan, karena pengelolaan keuangan belum tertata dengan baik, dan belum ada perencanaan secara komprehensip. 1. Buat perencanaan setahun ke depan. Pertama kali, buat rencana (anggaran) dalam satu tahun kedepan, yang di break down dalam bulanan. Perencanaan dipisahkan antara sumber dana (aliran dana masuk, bisa berasal dari gaji, pendapatan lain-lain dari mengajar, menulis dll) serta penggunaan dana. Pada perencanaan telah tercantum rencana yang akan dilakukan sepanjang tahun, dan pisahkan : utama (biaya operasional), biaya pengembangan, biaya sosialisasi, cadangan (biaya tak terduga). Biaya operasional adalah biaya yang benar-benar harus dikeluarkan setiap bulannya tanpa bisa ditunda, antara lain: biaya listrik, air, biaya sekolah, transport, biaya kebutuhan bahan pokok /makan sebulan. Biaya pengembangan adalah biaya untuk meningkatkan kemampuan/kompetensi dan karir anggota keluarga, antara; biaya les komputer, les bahasa Inggris, les piano, biaya untuk kuliah lanjutan untuk suami/isteri. Biaya ini masih bisa ditunda atau dikurangi, apabila keuangan kita terbatas. Biaya sosialisasi, antara lain; sumbangan jika teman menikah, ada yang meninggal, arisan. Biaya ini bisa disesuaikan dengan kemampuan keuangan, dan apabila keuangan terbatas, pilih mengikuti arisan hanya untuk yang penting saja, dan memang harus diikuti. Biaya cadangan; diperlukan untuk menutup kebutuhan tak terduga. Seringkali keuangan kita terbatas, sehingga pos ini sering tidak ada dananya. Pembagian pos-pos tadi bisa dibuat menggunakan amplop terpisah, atau bila memungkinkan menggunakan rekening tabungan Bank. Penggunaan rekening di Bank bermanfaat agar kita tak mudah mengambil uang untuk keperluan diluar anggaran. Pisahkan rekening di Bank yang ada kartu ATM dan yang tak ada kartu ATM nya, untuk diversifikasi risiko. Sebaiknya dana yang masuk di tabungan yang ada ATM nya dibatasi , karena :a) mengurangi risiko jika kartu ATM jatuh ketangan orang lain.b) mempunyai kartu ATM sama dengan memegang uang tunai, sehingga kalau kita tak berhati-hati maka dengan mudah akan tergiur untuk membelanjakan hal-hal yang tidak perlu. Bagaimana dengan penggunaan kartu kredit? Kartu kredit bermanfaat sebagai pengganti uang tunai, sebaiknya penggunaan kartu kredit disesuaikan dengan rencana anggaran. Dengan demikian tak terjadi kesulitan karena penggunaan kartu kredit yang berlebihan, yang pada akhirnya membuat tagihan kartu kredit tak terbayar atau mengalami keterlambatan pembayaran. 2. Pisahkan sumber dan penggunaan dana a) Sumber dana : Darimana saja sumber dana akan diperoleh, apakah ada sumber dana lain selain gaji? Sebaiknya anggaran didasarkan atas sumber dana yang sudah pasti, sehingga jika ada tambahan pendapatan di luar rencana, bisa dimasukkan pada dana cadangan, yang nantinya bisa digunakan untuk investasi. b) Penggunaan dana: Memonitor secara ketat penggunaan dana sangat penting, dan yang perlu dipahami adalah bedakan antara penggunaan untuk jangka panjang dan untuk jangka pendek. Sebagai contoh: untuk biaya operasional bulanan, dapat menggunakan dana jangka pendek yang berasal dari gaji bulanan. Namun jika ingin membeli sesuatu yang akan digunakan untuk jangka panjang, seperti perabotan (mesin cuci, kulkas, televisi, furniture), kendaraan dan rumah, harus menggunakan dana jangka panjang. Dana jangka panjang berasal dari dana cadangan yang tak digunakan dan telah disimpan di rekening bank (terpisah dari kebutuhan bulanan), atau bisa berasal dari pinjaman. Jika berupa pinjaman, upayakan pinjaman juga berupa pinjaman jangka panjang, sehingga bisa diangsur setiap bulan dan dimasukkan dalam rencana/anggaran yang disusun. Hitung berapa angsuran per bulannya, apakah tidak akan mengganggu cash flow bulanan? 3. Buat prakiraan T account (neraca keuangan) sederhana serta cash flow nya Untuk mengetahui posisi kekayaan kita, buat prakiraan neraca keuangan. Dari neraca keuangan kita akan mengetahui berapa harta (aktiva), yang terdiri dari: Aktiva lancar (uang tunai dan dana di rekening Bank yang dengan mudah dapat dicairkan), aktiva tetap ( perabotan, kendaraan, rumah), serta aktiva lain-lain (diluar aktiva lancar dan aktiva tetap) Kemudian kita hitung berapa total hutang, pisahkan hutang jangka pendek (diangsur bulanan) dan hutang jangka panjang. Selanjutnya kita bisa menghitung bahwa modal sendiri adalah total aktiva (aktiva lancar+aktiva tetap+aktiva lain-lain) dikurangi dengan total hutang. Cash flow perlu dibuat untuk mengetahui aliran uang masuk dan uang yang diperkirakan akan keluar. Dengan membuat cash flow bulanan, maka diharapkan mengurangi terjadinya kejutan dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Dan dengan membuat perencanaan, yang kemudian dituangkan dalam cash flow yang disusun bulanan, untuk satu tahun ke depan, kita dapat menganalisis apakah pengelolaan keuangan kita wajar apa tidak. Sebaiknya cash flow didiskusikan antara suami dan isteri, sehingga keduanya sepakat untuk melakukan sesuai rencana yang ditulis. Jika ada tambahan uang masuk, seperti bonus, insentif, atau uang hasil pendapatan lain-lain , uang tersebut bisa dimasukkan dalam tabungan, yang bisa digunakan sebagai cadangan jika terjadi hal-hal di luar dugaan. Diharapkan, dengan pengelolaan keuangan yang matang, namun cukup fleksibel, suami isteri akan lebih dapat memfokuskan pada perkembangan karir masing-masing, serta memberi perhatian pada perkembangan pendidikan para putra putrinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.