Ikhwah fillah, Allah Subhanahu wa ta’ala telah menciptakan manusia sebagai hamba dalam bentuk sebaik-baiknya dibanding makhluk yang lain. Predikat sebaik-baik hamba ini mengandung konsekuensi logis bahwa manusia harus mengabdikan dirinya kepada Allah dalam bentuk yang paling baik pula. Ketika seorang manusia menginjak baligh dan menjadi mukallaf (dikenai beban hukum), maka saat itu pula ia menyerahkan hidupnya dalam pengabdian kepada Sang pencipta.
Hidup ini akan bermakna apabila diisi dengan keimanan yang disertai amal perbuatan berupa amal-amal shalih yang telah Allah dan Rasul-Nya perintahkan. Dan itulah di antara bentuk penghambaan kepada-Nya. Baik dilakukan di siang hari maupun di malamnya.
Disela-sela pengabdian diri itu, manusia pasti membutuhkan istirahat sejenak berupa tidur untuk melepas penat dan lelah yang dia rasakan akibat kesibukan aktivitasnya. Bukankah siang hari telah Allah berikan sebagai waktu untuk ia mencari penghidupan, sehingga kecukupan dalam hidup mampu mengantarkannya kepada ketaatan yang tinggi. Begitupun malam yang telah Allah jadikan sebagai waktu mengumpulkan tenaga dan kekuatan lagi agar kuat menghadapi hari berikutnya.
Siklus ini telah Allah gambarkan dalam Surat An-Naba’ ayat 9-11, Yaitu :
“(9) Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, (10) Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, (11) Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.”
Tidur merupakan aktivitas rutin yang selalu dilakukan setiap manusia dalam setiap harinya. Kebutuhan ini tidak bisa diganti. Tiada manusia yang bisa hidup tanpa membutuhkan tidur, Yang selalu terjaga dan tidak pernah terlelap. Orang yang tidurnya tidak teratur bahkan kurang, maka akan sangat mempengaruhi kondisi tubuhnya. Misalkan capek, loyo, lunglai, lesu, lemah, sakit dan lain-lain merupakan akibat dari kurangnya tidur.
Pada ayat di atas, Malam disebut sebagai pakaian karena malam itu gelap menutupi jagat raya sebagaimana pakaian menutupi tubuh manusia. Kebutuhan akan pakaian tidak bisa dibantah lagi begitupun kebutuhan akan malam hari sebagai waktu melepas penat yang muncul setelah bekerja dan beribadah di siang hari.
Pada kondisi ini, seyogyanya tidak berlalu begitu saja. Sia-sia tanpa mampu meraup kebaikan yang bisa didapat. Kebaikan tidur sering kali dianggap sepele bahkan terlupakan oleh sebagian orang. Anggapan remeh dan acuh tak acuh ini, boleh jadi karena belum tahu bagaimana seharusnya tidur yang baik dan bermutu.
Banyak di antara kita tidak peduli pada indahnya tidur dalam lindungan Allah Subhanahu wa ta’ala, Padahal kita tidak bisa memastikan keesokan harinya masih dapat menikmati anugerah kehidupan ini atau tidak. Bisa saja Allah tidak mengembalikan ruh yang dicabut ketika tidur. Sehingga persiapan untuk menyerahkan diri kembali dalam sebaik-baik keadaan belum sempat dilakukan. Untuk itu dianjurkan berdoa sebelum kita memejamkan mata di tempat pembaringan.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sebagai suri tauladan kita telah mencontohkan bagaimana tidur yang baik dan berkualitas. Sehingga tidak hanya ibadah mahdhah (murni) seperti shalat, puasa, zakat, dan lain-lain saja yang harus berkualitas, tidur pun perlu berkualitas.
Berikut ini adalah di antara doa dan hal-hal yang perlu kita lakukan untuk memperoleh istirahat dan tidur yang berkualitas tersebut sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Dari Hudzaifah Radhiallahu ‘anhu ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam apabila akan tidur malam beliau meletakkan tangan di bawah pipi kemudian mengucapkan :
“اللهم باسمك أموت وأحيا”
“Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup”
Dan apabila bangun dari tidur beliau mengucapkan :
“الحمد لله الذي أحيانا بعد ما أماتنا واليه النشور” {رواه البخاري}
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya kami kembali” (HR Al-Bukhari).
Hadits yang sama juga diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari melalui jalur Abi Dzar Radhiallahu ‘anhu. Sedangkan imam Muslim meriwayatkan dari Al-Barra bin ‘Azib Radhiallahu ‘anhu, sama seperti hadits riwayat Hudzaifah tersebut.
Sedangkan dari Aisyah Radhiallahu ‘anha sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam apabila akan mulai tidur setiap malam, beliau sambil membaca : Qul huwallahu ahad, Qul a’udzubirabbil falaq, Qul a’udzubirabbin naas, kemudian mengusap dengan kedua tangan ke seluruh badannya, mulai dari atas kepala dan muka melalui bagian depan dari tubuhnya, sebanyak tiga kali.
Ibnu Mas’ud Al-Anshari Radhiallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda :
“من قرأ الآيتين من آخر سورة البقرة في ليلة كفتاه {رواه مسلم}
“Siapa saja yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah maka telah cukup baginya” (HR Muslim)
Begitupun riwayat lain dari Al-Barra bin ‘Adzib Radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu maka berwudhulah sebagaimana wudhu’mu untuk shalat kemudian rebahkan tubuhmu dengan posisi miring ke kanan dan bacalah :
اللّهم أسلمت نفسي اليك ووجّهت وجهي اليك وفوّضت أمري اليك وألجأت ظهري اليك رغبة ورهبة اليك لا ملجأ ولا منجا منك الاّ اليك. اللهم آمنت بكتابك الذي أنزلت ونبيّك الذي أرسلت, فان متّ في ليلتك متّ على الفطرة
“Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu, aku hadapkan wajahku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku karena Engkau dengan rasa cinta dan takut kepada-Mu, tiada tempat mengadu dan tiada tempat memohon melainkan kepada-Mu. Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus. Apabila kamu mati pada malam itu, maka kamu mati dalam keadaan fitrah (suci).”
Jadikanlah bacaan-bacaan ini sebagai akhir apa yang kamu ucapkan (HR Al-Bukhari dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim dengan lafazh; dan jadikanlah bacaan-bacaan itu akhir ucapanmu”.
Dari Ali Radhiallahu ‘anhu bahwa Fatimah datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam untuk meminta pembantu tetapi yang ia dapati hanya Aisyah Radhiallahu ‘anha, maka Fatimah memberitahukan kepadanya. Ali Berkata: “kemudian Nabi datang, sedangkan kami telah mulai berbaring. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Maukah aku tunjukkan kepada kamu berdua tentang sesuatu yang lebih baik bagi kamu berdua daripada seorang pembantu? Apabila kamu hendak memulai tidurmu, maka bertasbihlah 33 kali, bertahmid 33 kali, dan bertakbir 34 kali. Maka sesungguhnya hal itu lebih baik bagi kamu berdua daripada seorang pembantu”. Ali berkata: “tidak pernah aku tinggalkan hal tersebut semenjak aku mendengarnya dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam” (HR Bukhari dan Muslim).
Demikianlah di antara tuntunan dan Doa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam apabila beliau hendak tidur di pembaringannya. Jika kita mengamalkan, dan mendawamkan doa-doa tersebut di setiap hendak tidur niscaya tidur kita akan berkualitas dan menjadi berkah, baik berupa penjagaan dan lindungan Allah Subhanahu wa ta’ala maupun kebaikan yang lainnya.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/03/25/48404/bukan-hanya-aktivitas-tidurpun-harus-berkualitas/#ixzz2yoXvi8JZ
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.