Peradaban berawal dari seorang wanita. Karena ia adalah sekolah pertama bagi manusia yang dilahirkannya. Darinya seorang anak belajar tentang nilai-nilai dasar kehidupan. Maka tak heran jika Allah meletakkan surga-Nya dibawah telapak kaki seorang ibu. Itulah sebuah penghormatan besar dari Allah untuk seorang ibu yang dengan ikhlas dan cerdas mendidik anak-anaknya.
Tapi saat ini, banyak wanita yang cenderung mengesampingkan pekerjaan utamanya sebagai ibu. Padahal pekerjaan sebagai ibu adalah pekerjaan mulia yang jika dijalani secara professional akan memperoleh hasil yang sangat besar. Tidak hanya anak-anak hebat dan keluarga bahagia, tapi juga bisa memberi efek lain seperti yang dialami oleh Ibu Septi Peni Wulandari, pemilik komunitas Ibu Profesional yang berpusat di Salatiga, Jawa Tengah.
Ibu Septi Peni Wulandari adalah salah satu wanita yang dengan bangga menyatakan bahwa dirinya berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga Profesional. Berawal dari pesan suaminya, ”Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka Allah akan menguatkanmu di luar”. Maksud dari pesan suaminya adalah ketika seorang istri/ibu bersungguh-sungguh dalam menjalankan kewajibannya sebagai istri dan ibu maka ia tidak hanya akan mendapatkan keluarga yang bahagia dan anak yang hebat, tapi Allah juga akan menguatkan posisinya di masyarakat. Kesungguhan dalam mendidik anak, dan menjadi manajer keluarga mengantarkan beliau pada kesuksesan ditengah masyarakat, beliau berhasil mendirikan sebuah komunitas Ibu Profesional, bimbingan belajar Jarimatika, Jari Quran, Abacabaca dan mendirikan School of life Lebah Putih. Bu Septi telah mematahkan ketakutan kaum wanita yang sering berpikiran bahwa menjadikan Ibu Rumah Tangga sebagai profesi bukan pilihan yang tepat.
Ibu Rumah Tangga Profesional berbeda dengan ibu rumah tangga biasa. Ibu Rumah Tangga Profesional menjadikan rumahnya sebagai tempat bekerja, dan keluarga adalah ranah kerjanya. Membersihkan rumah, mengajari anak belajar, berkumpul bersama keluarga, semua ada jadwalnya. Manajemen keuangan, manajemen gizi dan kesehatan keluarga beliau atur dengan seksama. Namun, tentu saja beliau tidak sendiri. Pak Dodi sebagai suami selalu menguatkan beliau. Pak Dodi dan Bu Septi yang mantan aktivis kampus berusaha menjalankan tugas dalam keluarga secara professional sebagaimana menjalankan organisasi di kampus.
Status sebagai istri/ibu bukanlah status sepele. Tanggungjawabnya besar dan perlu kecerdasan dalam menjalaninya. Maka persiapannya pun perlu dilakukan jauh-jauh sebelum meninggalkan masa lajang. “Wanita yang baik pasti akan mendapat lelaki yang baik”, itulah sebuah konsep perjodohan yang tidak boleh dilupakan. Kita sama sekali tidak tahu siapa yang akan menjadi jodoh kita kelak. Harapan kita tentu saja mendapat jodoh yang baik supaya bisa menjadi supporting system ketika kita menjalankan tugas sebagai Ibu Rumah Tangga profesional. Dengan konsep di atas, maka ikhtiar utama kita untuk mendapat jodoh yang baik adalah dengan membuat diri kita baik terlebih dahulu. Menyimpulkan dari kisah ibu Septi, persiapan menjadi ibu professional mencakup beberapa hal. Yaitu mimpi, mental dan keyakinan, ilmu dan finansial.
Mimpi
Mimpi adalah kekuatan untuk mempertahankan konsistensi. Mimpi harus dibuat dengan baik dan kuat sebelum kita melangkah. Jika tidak memiliki mimpi, maka hidup kita justru akan disibukkan untuk menyukseskan mimpi orang lain. Baik itu orang tua atau orang-orang terdekat kita.
“Untuk apa kita menjadi Ibu Rumah Tangga Profesional?” Itulah pertanyaan mendasar yang perlu kita jawab. Kita harus menyadari bahwa anak sangatlah membutuhkan sosok ibu yang cerdas, ia memerlukan pendidikan eksklusif dari ibu sampai umurnya 12 tahun atau sampai ia benar-benar mengerti nilai-nilai dasar kehidupan. Sehingga ketika kelak dewasa, ia bisa menjalani hidupnya dengan baik. Jika dalam usia belasan anak sudah “dewasa”, maka kita justru akan bisa menikmati “pensiun dini”. Menikmati honeymoon dengan suami atau melanjutkan usaha penaklukan mimpi-mimpi lain tanpa perlu mengkhawatirkan nasib anak. Namun bukan berarti kita lepas sepenuhnya. Masih perlu adanya kontrol dan penjagaan. Sehingga sangat perlu ditanamkan keterbukaan dalam keluarga.
Mental dan keyakinan
Persiapan mental dan keyakinan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Menjadi ibu profesional bukanlah sesuatu yang mudah. Perlu konsistensi dan keyakinan yang kuat. Mengingat profesi sebagai ibu rumah tangga adalah sesuatu yang sering dilihat sebelah mata. Akan banyak pihak yang menentang. Mungkin keluarga kita atau orang-orang di sekitar kita yang belum paham . Jika tidak kuat mental, kita akan dengan mudah termakan omongan orang lain sehingga akan melemahkan mimpi kita. Keyakinan adalah kekuatan jiwa, dan kekuatan jiwa hanya diperoleh jika kita dekat dengan Allah Yang Mahakuat.
Ilmu
Ilmu yang perlu dipersiapkan adalah berbagai hal teoritis dan praktis yang menunjang profesi sebagai ibu rumah tangga. Mulai dari memasak, merawat kebersihan rumah, manajeman keuangan, manajemen gizi dan kesehatan, psikologi anak, dsb. Kadang ketika memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, kita merasa tidak perlu sekolah tinggi. Padahal hal itu adalah anggapan yang salah. Justru, kita harus sekolah setinggi-tingginya. Karena ilmu kita, apapun itu akan sangat bermanfaat untuk anak-anak kita kelak. Salah satu indikator seseorang dikatakan bijak adalah kemampuan memahami sesuatu tanpa mengalami. Bagi kita yang masih lajang, tentu tidak pernah mengalami yang namanya menjadi istri/ibu. Oleh karena itu, kita perlu banyak belajar dari orang-orang yang pernah mengalaminya.
Finansial
Dalam hal finansial, alangkah lebih baik jika kita bisa merintis usaha jauh sebelum pernikahan. Sehingga ketika menikah, kita sudah tidak mengkhawatirkan tentang ekonomi. Jika sudah siap ilmu, mental dan dilengkapi dengan finansial, maka kita sudah benar-benar siap menjalankan tugas sebagai Ibu Rumah Tangga professional.
Hasil dari kerja kita sebagai Ibu Profesional dapat dilihat ketika anak sudah dewasa. Menjadi orang tua yang sukses adalah dambaan kita. Jangan sampai kelak kita menjadi orang tua yang menyesal karena tidak mendidik anak dengan baik. Jangan sampai kita menjadi orang tua yang menjadikan anak sebagai mesin penyukses mimpi kita. Jangan sampai kelak kita menjadi orang tua yang dilema antara harus ikut campur urusan rumah tangga anak atau membiarkanya karena ia merasa belum memberi bekal yang cukup pada anaknya.
Begitu strategisnya peran sebagai ibu. Masa depan anak dan keluarga ada di tangannya. Maka bagi calon ibu, belajar sejak dini adalah kunci agar ketika menjadi ibu nanti dapat mendidik anak dengan baik dan mengurus rumah tangga secara profesional. Jika semua calon ibu saat ini memiliki mimpi menjadi Ibu Profesional, maka dapat dipastikan pada 20-30 tahun ke depan Indonesia akan dipenuhi dengan SDM yang matang dan kuat. Wallahu a’lam bis shawab
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/04/11/49428/bekal-menjadi-ibu-profesional/#ixzz2yoRojkuf
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.