Minggu, 06 April 2014

Generasi Islam yang Cerdas?


Dalam kita suci al-Qur’an, Alloh SWT menyatakan bahwa sesungguhnya umat islam diciptakan sebagai umat yang unggul. Sejak diturunkan ke muka bumi melalui perantara Nabi Muhammad saw, Islam tumbuh secara signifikan baik dari jumlah penganut maupun wilayah penyebarannya, bahkan mampu menjadi kekuatan dunia mengalahkan peradaban Persia dan Romawi saat itu. Seiring jalannya waktu, peradaban Islam semakin hari semakin tenggelam dan dikalahkan golongan lain. Secara jujur kita bisa menyatakan, bahwa yang menguasai peradaban dunia saat ini ialah kaum yahudi. Tidak ada aspek kehidupan manusia di dunia ini yang tidak lepas dari kendali kaum yahudi. Untuk itu, marilah kita berintrospeksi diri (muhasabah) kenapa umat islam yang seharusnya unggul dan tidak ada yang mampu mengunggulinya, pada kenyataannya tidak terjadi. Kenapa justru orang kafir-lah yang begitu dominan memegang peradaban dunia. Kenapa kaum Yahudi saat ini mampu melahirkan generasi yang cerdas dan mapan baik dari sisi intelektual, spiritual dan ekonomi. Generasi yang cerdas Bicara mengenai peradaban, tentunya tidak bisa dilepaskan dari proses re-generasi dari waktu ke waktu. Kalau umat islam ingin menjadi kekuatan yang unggul, apakah kita sudah melahirkan generasi Islam yang benar-benar sesuai dengan kriteria Al-Quran? atau justru sebaliknya, kaum Yahudi-lah yang telah mengamalkan nilai-nilai al-Quran sehingga mereka bisa unggul? Kita perlu mawas diri dan antisipasi jangan sampai generasi kita dan setelahnya justru menjadi generasi yang lemah bahkan dimurkai Alloh SWT. Hal ini penting diperhatikan terutama bagi kita sebagai orang tua, karena kondisi zaman ini begitu hebat merusak nilai -nilai ke-islaman. Betapa tidak, nilai-nilai konsumerisme, hangar bingar, showbiz, kebahagian sesaat, musik, lawak, gossip, santai, dan misteri telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam keseharian generasi kita. Dari pagi hingga malam generasi kita disuguhi oleh nilai-nilai ini melalui berbagai macam media masa (televisi, majalah, internet, dll). Akan dibawa kemanakah generasi Islam Indonesia sekarang ini? Bagaimana mungkin kita bisa menghasilkan generasi yang cerdas, sholeh dan diridhoi Alloh kalau nilai-nilai yang dimasukkan bertentangan dengan nilai Qurani? Kembali kepada Al-Quran & Hadits Kembali kepada Al-Quran & Hadits, itulah jalan yang harus kita tempuh agar kita bisa melahirkan generasi yang cerdas dan diridhoi Alloh SWT. Alloh telah memberikan gambaran dalam QS Maryam, 12 – 14, sebagimana nabi Zakaria a.s mampu melahirkan generasi yang cerdas dan sholeh yakni nabi Yahya a.s. “Hai Yahya, ambillah al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak” “Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertaqwa“ “Dan Banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka” Berdasarkan ayat diatas, kiat -kiat agar kita bisa melahirkan generasi yang cerdas adalah sebagai berikut: Satu, Berpegang Teguh kepada kitab Al-Quran dengan kuat Sudah menjadi keharusan, sejak seorang ibu mengandung jabang bayi, ia memperdengarkan ayat-ayat Al-Quran kepadanya. Biasakanlah suara yang berkumandang adalah ayat-ayat Alloh, bukan yang lain. Hal ini secara internal akan mengusik jabang bayi dan meneguhkan hati dan pikirannya, sehingga ia akan memiliki kekuatan iman, logika dan ketuhanan. Ada sebuah penelitian di Amerika yang mempelajari kanapa tradisi Yahudi melahirkan generasi yang cerdas. Hasilnya adalah tidak berbeda dengan yang diceritakan dalam al-Quran di atas. Saat seorang ibu hamil, mereka sering bermain musik, piano dan mendengarkan nada-nada yang kompleks (jazz, klassik, dll), dan menyelesaikan soal-soal matematik (logika), sehingga hal inilah yang merangsang pertumbuhan otak yang jenius. Kalau kita perhatian dengan seksama, sebenarnya seni musik ini adalah wujud dari keindahan bunyi al-Quran. Kalau kita membaca al-Quran dengan baik dan benar mengikuti kaidah-kaidah tajwid, maka akan muncul alunan bunyi yang kompleks. Jadi sudah seharusnya seorang ibu tidak melupakan membaca Al-quran kepada jabang bayinya dan juga mempelajarinya dengan cerdas. Kata KUAT, dalam ayat di atas bisa diartikan kuat secara logika dan fisik. Untuk itu ajarilah anak agar memiliki kekuatan logika dan fisik yang kuat. Istri nabi (Khadijah) selalu bergelut dengan urusan perhitungan atau matematik dalam bisnisnya, begitu pula nabi Muhammad saw memerintahkan agar mengajari anak memanah, berlari, menembak dan berkuda. Jika hal ini kita lakukan maka seorang anak akan bisa lebih fokus, kuat dan otak maksimal. Dia akan siap berjuang demi menjungjung kebenaran. Dua, Beri Hikmah selagi masih Kanak Kanak Semenjak kecil (golden age) ajarilah anak dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dengan serius bukan hanya bermain. Seperti halnya anak-anak palestina yang dididik dengan keras untuk menghapal al-Quran. Inilah yang menjadi katakutan bangsa Yahudi, dan menjadi target pembunuhan dalam setiap serangannya di Palestina. Tiga, Lemah lembut dan kasih sayang Ajarilah anak sejak kecil kasih sayang jangan dengan kemarahan dan kebencian. Karena hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan jiwa (emosi) di kemudian kelak. Empat, Jiwa yang bersih dan bertaqwa, Berbakti kepada orang tua, Tidak Sombong dan Durhaka Terakhir ajarilah anak-anak agar memiliki jiwa yang bersih, bertaqwa kepada Alloh dan rosulnya, berbakti kepada kedua orang tua dan tidak sombong dan durhaka kepada sesama dan lingkungannya. (Dikutip dari Ceramah Tarawih, 30 Agustus 2009, Mesjid Darussalam Kota Wisata, Narasumber: Ir. Muhammad Nur Kholiq MBA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.