Rabu, 22 Desember 2010

Telematika untuk Mengatasi Kemacetan



WASHINGTON, KOMPAS.com — Kemacetan lalu lintas di jalan raya, termasuk di jalan tol, tidak hanya dialami di kota-kota besar di Indonesia, terutama ketika musim libur. Masalah yang sama juga memusingkan pemerintah negara paling maju di dunia, Amerika Serikat. Pasalnya, selain membuat waktu perjalanan makin lama, polusi bertambah, pemborosan bahan bakar juga meningkat.

Di Indonesia kondisi tersebut lebih parah! Karena, bahan bakar bersubsidi digunakan kalangan pemilik mobil lama (lebih boros konsumsi bahan bakarnya) dan kendaraan umum berhenti di sembarang tempat dan menyebabkan kemacetan (makin boros lagi).
Inovatif
Untuk mengurai kemacetan yang membuat tingkat stres pengemudi makin tinggi, kini Pemerintah Amerika Serikat berencana meningkatkan penggunaan telematika. Oleh karena itu, lembaga semacam dinas perhubungan darat di negara tersebut, yaitu U.S. Federal Highway Administration, berharap telematika bisa mengurangi kemacetan. Lembaga tersebut telah melakukan tes di lapangan dan mendanai proyek untuk membantu memperoleh ide-ide baru.

Dijelaskan, membatasi orang menggunakan mobil—mengurangi kemacetan—ternyata bukan solusi tepat. “Apakah pemerintah federal mau membayar orang untuk tidak mengunakan mobilnya?” ujar Allen Greenberg, Senior Policy Analyst di US Department of Transportation Federal Highway Administration.

Lembaga yang dipimpinnya telah mendanai sejumlah proyek inovatif. “Kami tertarik dengan inovasi, ingin sesuatu yang baru. Kami sedang mencoba insentif agar orang mau mengurangi penggunaan mobil dan menghemat bahan bakar. Tujuan akhirnya mengurangi kemacetan dan meningkatkan keselamatan,” lanjutnya.

Dijelaskan, berdasarkan sebuah penelitian oleh provider data lalu lintas, Inrix, disimpulkan, pengurangan 3 persen jarak tempuh akan menurunkan kemacetan 30 persen. “Jika anda ingin menurunkan kemacetan sampai 30 persen dengan membangun jalan baru, biayanya pasti lebih besar lagi,” tegas Greenberg.

PAYDAYS
Salah satu konsep yang dieksplorasi disebut PAYDAYS (Pay As You Drive and You Save). Konsep dapat diterapkan dengan sistem telematika karena tujuan dan gerakan kendaraan bisa dilacak dengan mudah.

Mark Grant, Development Director at InsureTheBox, sebuah provider independen, mengatakan, konsep bayar tersebut dapat dijalankan berdasarkan operasional kendaraan. Bahkan perusahaan asuransi dan lembaga pemerintah ingin membantu konsep tersebut.

Metode pay-as-you-drive akan mengurangi jarak tempuh kendaraan. “Jika orang pergi berlibur dan menggunakan mobil sejauh mungkin, mereka dikenai biaya lebih besar,” kata Grant.

Dijelaskan pula, untuk memantau jarak perjalanan, dilakukan dengan mengubah cara pemeliharaan jalan tol dan mendanai infrastruktur lainya. Sedangkan elektrifikasi kendaraan (penggunaan mobil listrik) tidak cocok dengan sistem tersebut. Pasalnya, dana untuk membangun jalan berasal dari pajak bahan bakar.

“Kami sedang mencari bentuk baru, difokuskan untuk memantau pengemudi,” kata Grant. Ia mengatakan, di negara-negara Eropa, salah satunya Belanda, telah menerapkan sistem biaya jalan tol berdasarkan jarak tempuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.