Selasa, 10 April 2012

Afrika Selatan Nikmati Minyak Murah Iran, Indonesia Malah Menolak

Retorika Indonesia sebagai negara yang bebas dan aktif cuma omong kosong. Padahal Rusia, India, China, Pakistan, Turki, Jepang, Korea dan terakhir Afrika Selatan menyambut dengan senyum sumringah murahnya minyak Iran. Malang benar nasib Republik Indonesia yang tetap bersikukuh tunduk kepada komando yang diberlakukan AS terhadap Indonesia. Pada Februari 2012 bulan lalu, kapal tanker minyak Iran lego jangkar di Perairan Karimun, Batam, Indonesia yang oleh pemerintah hanya dianggap wisata dan dolanan oleh pejabat negara. Sementara dilaporkan, saat ini Afrika Selatan dilaporkan terus meningkatkan impor minyak mentah dari Iran sebesar 364 juta dollar pada Februari, dan naik dari nol pada bulan sebelumnya meskipun AS terus menekan negara itu, dikatakannya Afrika Selatan dengan tegas mengabaikan embargo AS atas Republik Islam, laporan resmi Afrika Selatan resmi mengatakan. The South African Revenue Services (SARS) pada Senin, 02/04/12 mengungkapkan bahwa negara itu sudah mengimpor 417.000 ton minyak mentah Iran pada Februari dimana negara itu pernah mengalami penurunan sejak bulan Oktober yang mengimpor 467.000 ton minyak mentah Iran, Reuters melaporkan. Pada bulan Januari, perdagangan dan bea cukai menunjukkan bahwa impor minyak mentah Afrika Selatan dari Iran berada pada titik nol, dibandingkan dengan rata-rata bulanan sebesar USD 280 juta pada tahun lalu. AS dan Uni Eropa telah memberlakukan sanksi finansial dan minyak terhadap Iran sejak awal 2012. Namun bagi Tehran, sanksi itu tidak akan mampu menghentikan Republik Islam untuk mandiri dalam program energi nuklir. Dengan jatuhnya sanksi ekonomi Amerika-Eropa kepada Iran maka Iran menjual minyak termurah dengan pembayaran termudah. Bisa dapat diskon 15% danbayar pakai Rupiah, bukan dollar. Tapi semua tutup mulut. Peluang emas ini sirna begitu saja karena taat dan beriman kepada big boss di Washington-London-Tel Aviv. Retorika Indonesia sebagai negara yang bebas dan aktif cuma omong kosong. Padahal Rusia, India, China, Pakistan, Turki, Jepang, Korea dan terakhir Afrika Selatan menyambut dengan senyum sumringah murah meriah minyak Iran. Tapi bagi Republik Indonesia? Tetap menjadi begundal AS. Sementara saat ini pemerintah gembar gembor akan mencabut subsidi BBM dan PASRAH bahwa kenaikan harga BBM sudah takdir ilahi, bukan akibat akal bulus yang amat terang benderang. [Islam Times/on/Press TV]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.