¤¤¤ Hhmm, special for pasangan suami-isteri dan yang akan mendambakan keluarga SAMARA ¤¤¤
Episode kali ini, saya sedang ingin membahas topik yang berbeda.
Melihat di meja ada buku “Bahagianya Merayakan Cinta”, aku tertarik untuk menuangkan kata2 ust salim di catatan ini..
***………….***
Ada lagi hal yang berbeda antara suami dan isterinya. Yakni tentang cara menjaga hubungan antara keduanya. Seorang isteri seperti GELOMBANG. Kemampuannya mencintai seseorang naik dan turun sesuai apa yang dirasakannya dalam hubungan. Jika ia merasa suami mencintainya, dan itu ia rasakan dalam kemesraan-kemesraan dan kedekatan mereka swelama waktu-waktu ini, ia akan semakin mencintai suaminya. Jika ia merasakan suaminya menjauh, suaminya tak lagi mesra, ada yang ia pertanyakan tentang cinta mereka berdua..,
Padahal seorang suami seperti GELANG KARET. Ia secara otomatis berubah-ubah antara membutuhkan KEDEKATAN dan KEMANDIRIAN. Pada saat tertentu, kata Syaikh Sholih ibn Ahmad Al Ghozali, terkadang suami merasa ingin sendirian untuk beberapa saat, dimana saat itu ia ingin melepaskan dirinya dari isteri serta tekanan2nya hingga ia menemukan kembali jati dirinya. Bisa jadi kesendiriannya itu bertujuan untuk mengumpulkan kekuatan jiwa dan akalnya dengan cara menjauhkan diri dari pengaruh2 luar. Hal ini sama sekali bukan cermin bahwa dia lari dari isterinya atau cintanya berkurang, atau ia ingin meninggalkannya. Tidak sama sekali. Ini sesuatu yang alami, nulariah. Maka, kata Syaikh Sholih menasehatkan, hendaklah isteri memahami hal itu.
Pada seorang isteri, seperti apa sih kerja gelombang itu? Gelombang memunculkan masalah yang sama yang ada pada gelombang sebelumnya, dengan dipicu adanya gelombang sebelumnya. Maka, biasanya akalo seorang isteri kecewa dan marah, ia akan mengungkit masalah yang ada jauh sebelum kejadian terakhir. Ia menghubungkannya. Sebenarnya, suami bisa mengatasi itu dengan mudah jika dia bersedia mendengarkan dan memahami.
Kuncinya, bahwa dikatakan isterinya itu adalah perasaan-perasaannya. Artinya bukan fakta, dan bukanlah tuduhan. Hanya perasaannya. Kalau ia merasa di dengar, insya Allah, dia akan menacbut pernyataannya nanti. Di saat seorang isteri menyatakan sesuatu, tidak ada maksud menyerang suaminya meski kalimatnya seolah memojokkan. Dia hanya mengutarakan perasaaannya. Maka, jangan tergesa mereaksi secara negatif.
Dengarkan saja, tapi bukan dicuekin. Misalnya ditinggal pergi, ditinggal tidur, atau kita tetap dihadapannya tapi seperti patung bisu. Mendengar, mungkin, tapi tak ada tanggapan, tak ada pengertian, tak ada pemahaman. Jika dicuekin, kekecewaan seorang isteri akan bertumpuk-tumpuk, dan dia semakin marah. Kalau sudah begitu, jangan salahkan jika dia curhat pada orang lain. Masih untung kalau dia tertarbiyah dan punya murobbiyah. Kalau tidak, jadilah ramai gosip tetangga. Na’udzubillah min dzalik
Terus, bagaimana karet gelang bekerja pada suami? Karet gelang membuat suami memiliki siklus untuk menyendiri dan mendekat. Janagn heran kalu kadang2 ia ingin selalu dekat dengan anda, tapi diwaktu lain, dia begitu dingin, dan lebih tertarik pada acara televisi dibanding isteri yang sudah berdandan rapi. Jangan heran kalo suatu hari dia begitu menikmati libur bersama, tapi hari berikutnya ia membaca Quran atau koran berjam-jam tanpa peduli isteri sibuk sekali. Itu tak berati cintanya luntur. Tidak perlu panik.
Jika seorang isteri PANIK saat gelang karet suaminya MERENGGANG, kata John gray, lalu ia secara naluriah berusaha memperbaiki hubungan dan MENDEKAT, itu hanya akan membuat suaminya semakin MENARIK DIRI. Tenang saja setelah beberapa waktu suami menarik diri, ia akan KEMBALI. Ia akan bersikap penuh cinta dan dukungan, dan seolah kemarin tidak terjadi apa-apa. Saat inlah, isteri harus menghilangkan traumanya kemarin untuk menyambutnya dengan PEMBICARAAN yang hangat. Alhamdulillah…
***……..***
Selamat Berjuang wahai saudaraku, Membangun Keluarga Yang SAMARA atas dasar ISLAM membentuk generasi Robbani..
Semoga dalam setiap jari ini mengetik, berbuah kata, kalimat, serta artikel sederhana, tidak hanya menambah wawasan tetapi juga ketaqwaan kita pada-Nya.
Alhaqqu mirrobbika falaa takumminal mumtariin (kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang2 yang ragu)
Allahu a’lam Bish-showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.