Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama pada usia 40 tahu. setelah menerima wahyu, 13 tahun waktunya ia gunakan untuk berdakwa di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Nabi Muhammad wafat pada usia 63 tahun. Dengan usia yang relatif tak terlalu panjang, Nabi Muhammad, telah mewariskan Dinul Islam kepada tak kurang dari 2 muliar umat Islam.
Umar bin Abdu Aziz, seorang amiril mukminin yang sangat populer dengan keadilannya, kejujurannya dan keberhasilannya menekan angka kemiskinan bahkan sangat sulit mencari orang yang sangat miskin pada masa pemerintahannya, ternyata usianya hanya 35 tahun. Harus Al Rasyid, seorang ulama juga hanya berusia 33 tahun.Muhammad Al Fatih, saat memimpin perang untuk menaklukkan Konstantinopel, ternyata ia baru berusia 25 tahun. Usia yang sangat muda untuk memimpin pasukan perang.
Lalu, KH. Ahmad Dahlan, tutup usia pada umur 35 tahun. Tapi dalam usia yang tergolong masih muda jika dibandingkan dengan usia rata-rata harapan hidup rakyat Indonesia, KH. Ahmad Dahlan, telah memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Berapa banyak sekolah, pesanteren, lembaga pendidikan, universitas, rumah sakit, panti asuhan,lembaga keuangan, percetakan, toko buku, milik Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Nusantara, berapa banyak yang hidup dari Muhammadiyah. Itu semua tak bisa dilepaskan dari jasa-jasa yang ditanam KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri persyarikatkan Muhammadiyah. “Karya itu ditorehkan KH Ahmad Dahlan, yang wafat dalam usia muda.
Paparan itu disampaikan Ustadz Jamaludin Ahmad, Psikolog, direksi Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur, dalam pengajian bulanan Majelis Tabligh, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Bekasi, di masjid Al Jihad, komplek perguruan Muhammadiyah, Jalan Mangunsarkoro, Kota Bekasi, Ahad (23/3/14), sengan topik “Rahasia dan Makna Usia 40 tahun”
Inti dari kajian itu bagaimana kita memenej waktu agar usia yang kita lalui itu bermakna dan bermanfaat untuk diri sendiri dan orang banyak. Ustadz Jamaludin memulai kajian itu dengan menjelaskan surat Al Asr yaitu ; Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, serta saling menasehati untuk kesabara.
Menurut Jamaludin, ayat ini menjadi salah satu ayat yang diajakarkan KH. Ahmad Dahlan ke santri-santrinya, selama 6 bulan, lalu dilanjutkan ke surat Al Maun. Tahukah kamu orang yang mendustakan agama ? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang shalat, yaitu orang lalai terhadap shalatnya, yang berfbuat riya, dan enggan memberikan bantuan.
Yang menarik, ternyata usia yang panjang belum tentu akan dapat menghantarkan seseorang untuk masuk surga, jika tidak dapat mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya.Sebaliknya usia yang pendek tak menutup kemungkinan untuk melakukan kabikan-kebaikan yang bermanfaat untuk orang banyak dan bisa dinikmati dalam yaktu yang panjang seperti apa yang telah dilakukan Nabi Muhammad dan tokoh-tokoh yang dikemukakan di atas.
Jadi bukan soal panjangnya usia tapi bagaimana kita menggunakan usia kita agar lebih bermanfaat. Kita boleh menghitung selama 24 jam itu berapa banyak waktu kita untuk kebaikan dan berapa waktu yang terbuang percuma. Padahal waktu yang sudah lalu tak akan kembali.
Jamaludin menggambarkan kalau dalam 24 jam itu, yang dinukan untuk tidur 8 jam, wakktu untuk perjalanan ke kantor pergi pulang 2 jam, nonton TV 1 jam, Fecbook, chating, SMS, 2 jam, mandi, MCK, rias 2 jam, shalat, zhikir 1 jam, shopping dan belanja 3 jam. Itu sebagi gambaran bagaimana kita menggunakan waktu. Jika waktu itu tak digunakan untuk kebaikan, sisa waktu kita sangat sedikit. Oleh karena itu katanya jika waktu tak dimenej maka waktu akan hilang sia-sia. [Imran Nasution/bekasi-kota.muhammadiyah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.