Selasa, 17 Januari 2012

Perkembangan Lampu Akankah Sampai Di Luxeon?

Sejauh ini, tak hanya pabrikan motor saja yang melakukan perkembangan desain dan teknologi di pacuannya. Tapi, produsen part pendukung juga ikut evolusi produk. Salah satunya bohlam atau lampu. Misalnya, buat keperluan headlamp. “Dulu, umumnya motor mengunakan bohlam model biasa. Ya, bohlam yang diisi gas tungsen untuk memendarkan cahaya,” ungkap Wira Sentosa dari SACS Speedglow di Jl. Pondok Gede Raya No. 24, Jakarta Timur. Tapi sekarang, pabrikan motor mulai memberikan lampu model halogen sebagai bohlam alias bulb di headlamp. Meskipun, belum di semua tipe motor, lho. Sebenarnya, proses yang dilakukan bisa dikatakan sama antara bulb biasa dengan bulb halogen. Bedanya, gas yang diisikan ke dalam tabung itu. Yaitu, menggunakan gas halogen agar cahaya di dalam tabung bisa berpendar lebih terang. Perjalanan lampu pijar kembali berkembang. Yaitu, dengan hadirnya lampu HID (High Intensity Discharge). Sebenarnya, HID juga serupa dengan halogen. Tapi, gas yang diisikan ke dalam tabung yaitu bernama xenon. "Bedanya, gas xenon ini lebih dingin dari gas-gas yang ada di bohlam lainnya. Jadi, tidak menimbulkan panas berlebih,” tambah Wira yang juga punya bengkel Asia Jaya Motor ini. Perbedaannya selain gas di dalam tabung, HID juga tidak menggunakan filament untuk membakar gas. Tapi, memakai balast. Part ini yang berfungsi membakar gas. “Pertama kali balast start, bisa sentuh 23 ribu volt. Lalu, turun ke 12 volt seiring lampu berpijar terang,” jelas pria ramah yang juga gape bikin spidometer indiglow itu. Sebenarnya, ada juga lampu yang bisa dikatakan xenon look. Lampu ini, berasal dari lampu halogen yang tabungnya diberi warna biru agar bisa berpendar putih. Cahaya yang dihasilkan juga bisa lebih terang dari halogen umumnya. “Bisa terang, karena filament yang dipakai itu ditipiskan. Karena tipis, usia pakainya juga pasti lebih cepat aus,” tambah Arthur Wullur dari Violeta Rumble Team Modified (VRT) di Jl. Kesehatan Bawah No. 5, Bintaro, Jakarta Selatan. Pendaran cahaya yang dihasilkan lampu biasa, sekitar 1.300 lumens (satuan cahaya). Lalu, Halogen sedikit di atas itu. Sekitar 1.350–1.500 lumens. Tapi, xenon atau HID bisa sentuh 3.000 lumens dengan daya lampu 35 watt. HID tersedia dengan intensitas cahaya berbeda. Misalnya 4.000, 6.000, 8.000 hingga 10.000 dan 12.000 kelvin. Semakin besar kelvin yang ditawarkan, cahaya semakin putih kebiruan hingga ungu. Tetapi jika ingin aplikasi yang warna putih, cukup pakai 6.000 kelvin saja. Perkembangan terakhir, pabrikan lampu mulai mengembangkan lampu LED tipe luxeon. Lampu ini punya kelebihan lebih terang dari HID. Tapi bicara soal watt lebih kecil ketimbang HID. “Tapi, jika dikomparasi antara HID dan luxeon yang punya daya sama, cahayanya jauh lebih terang luxeon dan lebih awet. Maka itu, Luxeon tidak terlalu boros battery atau aki. Saat ini, baru dipakai di salah satu merek mobil. Mungkin kedepannya bisa dipakai di motor juga,” timpal Wira. Itu bisa saja. Toh seperti halnya HID. Awalnya, produsen HID hanya mengembangkan peranti penerang di kendaraan ini hanya untuk mobil. Lalu, berkembang ke moge alias motor besar seiring kebutuhan dan tampilan. "Sekarang pun, sudah bisa dipakai di motor-motor ber-cc kecil. Ini bisa diketahui lewat balast yang disesuaikan dimensinya agar muat diletakan di motor," kata Arthur yang berambut panjang. Makanya, harga lampu HID yang diperuntukan buat motor, jadi bisa terjangkau. Karena bisa dibeli satu set saja. Nah, begitu juga harapannya untuk luxeon. Tentunya jika dipakai, bisa menekan biaya pemakaian juga perawatan battery ya. Semoga! (motorplus-online.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.