Sabtu, 27 November 2010

Indahnya Memaafkan ****

Assalamualaikum . . .

Yg sering menjadi problem berat kita adalah kemauan untuk memaafkan kesalahan orang lain.
Berat ringannya kemauan memaafkan itu terkait dengan besar kecilnya rasa kesal, atau dendam kita terhadap seseorang. Semakin dalam rasa kekesalan, kebencian, dan permusuhan kita pada seseorang, maka semakin berat kita untuk memaafkan.

Allah mengajarkan kita untuk saling memaafkan?
Secara psikologis, yg mendapatkan keuntungan dari sikap memaafkan orang itu yg pertama adlh pihak yang memaafkan, bukan yg dimaafkan.
Secara psikologis, bukankah benci itu suatu beban yg memberatkan kita? Rasa benci itu juga bagaikan luka. Bila kebencian kita pelihara, sama saja kita memelihara luka diri.

Dan bila kebencian telah berubah menjadi dendam yang menuntut balas, maka luka itu semakin kita perdalam dan semakin perih kita rasakan sebelum dendam terlaksana.
Namun ketika dendam telah terlaksana, benarkah luka atau beban yg berat dipikul kemana-man tadi akan hilang ? Pengalaman mengatakan: “tidak”, dan permusuhan akan meningkat, yg berarti semakin dalam kita menyayat kulit hati yg telah luka dan perih tadi. Semakin sakit, khan?

Jadi, bukankah memafkan itu sesungguhnya suatu terapi jitu untuk kesehatan kita ?! Begitu kita memafkan orang, maka beban berkurang, luka membaik. Dan bila benci serta dendam telah hilang sam sekali dari hati kita, maka betapa sehat dan ringannya kita menjalani hidup ini.

Org yg memelihara kebencian sama halnya memelihara penyakit. Bukankah suatu tindakan yg konyol dan bodoh?

Jadi, kalau kita ingin sehat jadilah pribadi pemaaf.
Apabila kita sudah terkondisi saling memaafkan, maka suasana psikologis kita menjadi bersih, kembali asal fithrohnya yg memang bersih, ikhlash, dan lugas bagaikan bayi.

Betapa indahnya prilaku bayi yang baru lahir. Apapun yg dilakukan serba indah dan alami. Orang tua tak akan marah meskipun sang bayi kencing sewaktu digendong. Mengapa begitu ? Ada perasaan tulus, ikhlash, dan segala perbuatannya serba lugas. Hati terbebas rasa benci, selalu bersikap mencintai dan penuh maaf.

Wowww....Alangkah indahnya kalau saja hidup dan pergaulan kita bertaburan cinta kasih yg tulus.
Tiada dendam, benci, …..yg ada ketulusan cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.