Selasa, 30 November 2010

Kesehatan Dalam Islam

Assalamualaikum . . .

Islam sejak dari awal sangat mementingkan hidup sehat melalui tindakan promotif-preventif-protektif. Langkah dimulai dari pembinaan terhadap manusia sbg subjek sekaligus objek persoalan kesehatan itu sendiri. Islam menanamkan nilai-nilai tauhid dan manifestasi dari tauhid itu sendiri pada diri manusia. Nilai-nilai tersebut mampu merubah persepsi2 tentang kehidupan manusia di dunia yg pada gilirannya tentu saja secara merubah perilaku manusia. Dan perilaku yg diharapkan dari manusia yg bertauhid adalah perilaku yg merupakan realisasinya dari ketaatan terhadap perintah dan larangan Allah.

Empat faktor utama yg mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan (yang utama), perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik. Bila ditilik semuanya tetaplah bemuara pada manusia. Faktor lingkungan (fisik, sosek, biologi) yg mempunyai pengaruh paling besar terhadap status kesehatan tetap saja ditentukan oleh manusia. Manusialah yg paling memiliki kemampuan utk memperlakukan dan menata lingkungan hidup.


Secara individual dengan landasan nilai tauhid tadi Islam mengajarkan agar setiap muslim bergaya hidup sehat. Ini merupakan cara efektif untuk menghindari sakit. Kebersihan misalnya, sangat ditekankan oleh Islam dan dinilai sebagai cerminan dari Iman seseorang. Kewajiban membersihkan hadats kecil, mandi janabah, sunnah untuk bersiwak membuktikan bahwa Islam sangat perduli terhadap kebersihan fisik.

Dengan berwudhu, seorang muslim akan secara langsung membersihkan tangan (yang biasanya menjadi pangkal masuknya penyakit ke dalam mulut) dan muka. Kemudian, mencuci kemaluan dengan air (bukan dengan tissue) setelah buang air kecil atau buang air besar. Sementara, ibadah puasa secara pasti telah memberikan pengaruh sangat baik terhadap kesehatan perut. Dgn puasa, sistem pencernaan yang selama 11 bulan bekerja, laksana mesin mendapatkan kesempatan untuk diistirahatkan.

Akan tetapi ibadah dlm Islam bukanlah arena utk menyiksa diri, menelantarkan badan dan mengabaikan kesehatan. Suatu ketika dtg kepada Rasulullah SAW beberapa sahabat. Ada yg mengutarakan niatnya utk berpuasa tanpa berbuka, ada pula yg ingin shalat malam tanpa tidur. Rasulullah SAW menolak keinginan itu seraya mengingatkan bahwa badan kita punya haq (untuk beristirahat).

Rasulullah SAW sendiri berpuasa tapi juga berbuka, shalat malam selalu di tegakkan, aku bangun tetapi juga tidur katanya.Sehingga kendati kegiatan sehari-harinya sangat padat, sedikit istirahat, makan secukupnya (bahkan sadanya), Rasulullah SAW dikenal memiliki kondisi fisik yg prima. Beliau jarang sakit. Beliau menderita sakit sesaat menjelang wafat.

Organisasi Kesehatan se-Dunia (WHO, 1984) menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehatan seutuhnya. Bila sebelumnya pada tahun 1947 WHO memberikan batasan sehat hanya dari 3 aspek saja, yaitu sehat dalam arti fisik (organobiologik), sehat dalam arti mental (psikologik/psikiatrik) dan sehat dalam arti sosial; maka sejak 1984 batasan tersebut sudah ditambah dengan aspek agama (spiritual), yg oleh American Psychiatric Association dikenal dengan rumusan...

Semoga Bermanfaat ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.