Selasa, 15 Maret 2011

Saat pembagian ‘Raport’, catatan amal...Astaghfirullah..

Saudaraku,
Kita tentunya sudah dan sering mengalami pembagian raport, minimal sewaktu duduk di bangku SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA. Atau bahkan ketika sudah memasuki dunia kampus, baik itu pembagian nilai ujian ataupun pengumuman IP.

Saat akan pembagian raport, nilai, dan/atau IP, apa yang kita rasakan wahai saudaraku ?

Ya, pasti akan deg-degan, apakah nilai kita bagus atau tidak, apakah kita dapat peringkat atau tidak, atau bahkan was-was, keringat dingin, badan gemetar karena takut di DO (Drop Out)? Ya, minimal itu yang saya alami jika akan pembagian Raport dulu waktu sekolah dan pengumuman IP saat masa kuliah (dulu). Mungkin, sahabat semua juga mengalami hal yang sama.

Saudaraku,
Tentu, jika kita rajin belajar dan berdoa, rasa takut dan was-was itu akan berkurang. Tapi bagaimana dengan yang malas belajar, berkelakuan buruk di depan guru/ dosen, bahkan jarang berdoa ? tentu akan sangat was-was dan begitu takut jika nilainya buruk, tidak naik kelas atau parahnya di DO.

Saudaraku,
Begitu juga yang akan kita alami nanti, dan lebih hebat serta dasyat yang tak terbayangkan, disaat pembagian catatan amal kita selama di dunia setelah masa perhitungan amal. Allah swt menggambarkan hal ini dalam firman-Nya,

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kananya, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan ia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka ia akan berteriak, “celakalah aku”, da ia akan masuk kedalam api yang menyala-nyala (neraka).”(QS. Al-Insyiqaq:8-12)

Ya, saat pembagian catatan amal itu, adalah saat2 yang sangat mencekam dan menegangkan. Semua orang, termasuk kita nanti, akan tertunduk ketakutan, memikirkan, akankah catatan itu penuh dengan amal2 kebaikan, ataukah didominasi dg amal2 keburukan? Setelah kita habis2an ‘ditelanjangi’ dipadang mahsyar selama 50.000 tahun, akankan kali ini kita akan dipermalukan dan dihinakan lagi? Sungguh, qalbu kita saat itu akan begitu dasyat berguncang, ketakutan yang tidak karuan.

Dari ‘Aisyah ra, bahwasanya ia mengingat neraka hingga menangis senangis-nangisnya. Hingga Rosulullah saw bertanya, “Kenapa engkau menangis ‘ais ?”, ‘Aisyah menjawab, “Aku ingat neraka, maka aku menangis. Apakah di hari kiamat kelak, engkau masih ingat kepada isteri2-mu?” Rasulullah menjawab, “Adapun dalam 3 keadaan, maka tiada seorangpun yang mengingat orang lain, yaitu :

Pertama, ketika menghadapi mizan (timbangan amal) sehingga ia mengetahui apakah buku catatan amalnya ringan ataukah berat?

Kedua, ketika dibagikan buku catatan , hingga ia mengetahui dimana letak kitabnya, apakah disebalah kanannya atau disebelah kirinya atau dari belakangnya?

Ketiga, ketika shiroth diletakkan di atas dua tepi punggung Jahannam sehingga ia berhasil melaluinya.” (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim)


Saudaraku, Lalu darimanakah kita akan menerima catatan amal itu? Dari kanan, ataukah kiri?

Dalam nash-nasah Alquran, Allah menjelaskan kepada kita semua tentang hal ini.

Pertama, Orang mukmin yang shalih.

Orang2 yang sholih akan menerima catatan amal ini dengan tangan kanannya dari arah depan. Mereka meneriman dengan senang dan gembira serta begitu bahagia tiada kira.

Allah swt telah berfirman,

“Adapun orang yang diberikan kepadanya buku catatan amalnya dari sebelah kanannya, maka ia berkata, “Ambillah, bacalah buku catatan amalku ini. Sungguh aku yakin bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.” Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhoi. Dalam surga yang tinggi, buah2nya dekat. Kepada mereka dikatakan, “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kalian kerjakan pada hari2 yang telah lalu.” (QS. Al-Haqqah:19-24)


Kedua, Orang kafir, munafik dan pendosa.

Orang2 ini (semoga kita bukan bagian dari mereka), menerima amal catatannya dengan tangan kiri dari belakang punggung. Saat membaca dan meneliti buku amalnya, mereka begitu ketakutan dan badan mereka bergetar hebat. Mereka tahu, siksa neraka dan api membara sudah siap menyambutnya.

Allah swt telah berfirman.

“Adapun orang2 yang diberikan kepadanya buku catatan amalnya dari sebelah kirinya, maka ia berkata, “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak berikan kepadaku buku catatan amal ini. Dan aku tidak mengetahui perhitungan terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku.”

Allah berfirman, “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya kelehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah ia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya, ia dahulu tidak beriman kepad Allah Yang Maha Agung. Dan juga ia tidak menganjurkan orang lain untuk memberi makan kepada orang miskin.”(QS. Al-Haqqah:25-34)

***…………………..***

Saudaraku,

Semoga tulisan singkat ini dapat menjadi renungan bagi kita semua (terutama saya sendiri), agar sadar, begitu hebatnya hari pembalasan itu. Semoga Allah senatiasa membimbing kita, agar kelak, kita dapat menerima catatan amal kita dengan tangan kanan dari depan. Aamiin.

Dan, Semoga dalam setiap jari ini mengetik, berbuah kata, kalimat, serta artikel sederhana, tidak hanya menambah wawasan tetapi juga ketaqwaan kita pada-Nya.

Alhaqqu mirrobbika falaa takumminal mumtariin (kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang2 yang ragu)

Allahu a‘lam Bish-showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.