Motor bebek, adalah sepeda motor kecil yang dibangun di atas kerangka yang sebagian besar terdiri dari sebuah pipa berdiameter besar. Desain ini kadang-kadang dikenal sebagai design "step-through" di Barat. Meskipun posisi tangki bahan bakar,dan penahan percikan air pada motor bebek membuatnya mirip dengan skuter tetapi roda, posisi mesin, dan transmisi lebih mirip dengan desain sepeda motor konvensional. Meskipun ada perbedaan dasar dalam desain, kadang-kadang motor bebek dipasarkan sebagai skuter di Barat.
Motor bebek sangat populer di seluruh dunia, tetapi di Asia Timur dan negara-negara Asia Tenggara khususnya mereka mendominasi segmen pasar motor murah dengan kemudahan penggunaan seperti skuter , model yang cocok untuk pria dan wanita, dan sifat pengendalian yang bisa diandalkan seoperti sepeda motor.
Motor bebek dengan kapasitas mesin dari 49 cc atau kurang biasanya akan diklasifikasikan sebagai moped di negara-negara Barat jika mereka memenuhi persyaratan hukum setempat, biasanya kecepatan tertinggi dibatasi sampai 50 km/jam.
semakin canggihnya teknologi diterapkan di sepeda motor dan juga dibatasinya kapasitas mesin di Indonesia. Membuat para produsen motor berlomba untuk menjadikan bebek menjadi lahan basah.
Untuk itu mereka (atpm) menjual motor-motor bebek dengan kapasitas-kapasitas yang semakin lama semakin meningkat. otomatis berpengaruh terhadap tenaga yang dihasilkan motor bebek saat ini. Yang menjadi pertanyaan seberapa jauhkah pertimbangan para atpm dengan rasio tenaga dan bobot sebuah bebek?? Layakkah? Atau hanya sebuah fenomena besar-besaran kapasitas??
Beberapa kasus Satria F150 mengalami tabrakan, langsung deh ban depan nempel ama knalpot. Padahal bukan sebuah tabrakan berat. Sasis pada Supra 125 tidak mengalami perkembangan sasis berarti dari pendahulunya. Apalagi akibat trend, pabrikan mengeluarkan bebek dengan lebar velg yang "relatif" kecil (dimulai dari RK-Cool) agar dengan ban kecil bisa "lebih" terasa ringan. Keluar Yamaha MX dengan water cooled kapasitas "besar" juga untuk sebuah bebek, mengapa masih memakai shock teleskopik pendek?? Yang akan berpengaruh pada handling dan pengereman juga. Bukankah lebih nyaman dan aman jika memakai shock macam Satria F150??
Rata-rata anak sekarang mulai SMP sudah mulai bawa motor, tentunya mereka juga menginginkan motor keluaran-keluaran terbaru juga. Dan rata-rata sebagian besar belajar memakai bebek. Bisa kebayang anak belajar naik motor pakai F150 atau ZX130 wuss..wuss... pengen tahu kencengnya seberapa.....? Bahaya Jack!!
Hendaknya ini menjadi sebuah pertimbangan pabrikan tidak asal berlomba menaikkan kapasitas untuk sebuah sepeda motor yang bercikal bakal untuk dirancang pergi ke pasar.
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2635201
mksih atas infonya bang ...
BalasHapus