Ya, kecintaan Rosulullah saw kepada ummatnya yang bgitu sangat besar. Manusia agung itu menebarkan cahaya islam denagn penuh cinta dan kasih sayang untuk menyelamatkan kita..
Sunguh sangat wajar ketika cinta rosulullah itu berbalas cinta oleh orang-orang sholeh terutama para sahabat. Lihatlah Umar bin Khottob yang keras, tegs dan tegar, kemudian tiba-tiba panik dan kehilangan kesadaran. Sambil menghunuskan pedang, ia berteriak lantang, “Siapa yang mengatakan Muhammad telah mati, akan aku tebas batang lehernya!” juga Bilal, sang meadzin kesayangan yang imannya tak uluh diterpa canbuk dan bongkahan batu panas, tampak lesu dan tak punya asa untuk hidup. Ia tak lagi hendak melantunkan adzan meski berulang kali Abu Bakar telah merayunya berulang kali.
Saudaraku, Cinta itu terus mengalir..
Bahkan menjelang akhir hayatnya, ketika peluh sudah membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya, Rosulullah bertanya kepada jibril, “Apa hakku dihadapan Allah nanti?”
Jibril pun menjawab, “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat sudah siap menyambut ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu.” Namun jawaban itu tidak membuat Rosulullah tenang. Manusia mulia itu bertanya kembali, “Kabarkan kepadaku, bagaimana nasib ummatku kelak?”
inilah wujud cintanya cinta yang tak pernah pudar. Disaat Izroil mulia melakukan tuganya dg lembut. Rosulullah berkata pada Jibril, “Wahai Jibril, betapa sakaitnya sakaratul maut ini.. lampahkan rasa sakit ini semua padaku, janagn kepada ummatku..”
Saat itu, sewaktu Ali ra mendekati rosulllah, terdengar ucapan lirih.. “Ummati..ummati..ummati..”
Lihatlah wahai saudaraku, menjelang akhir hayatnya, Beliau saw masih memanggil kita, bukan Aisyah atau putrinya Fatimah..
Tidak sampai disitu wahai saudaraku..
Cinta itu kembali hadir di padang Masyar...
Di saat kita disbukkan oleh urusan masing-masing. Ketika matahari dengan sinarnya yang membakar hanya jengan jarak sehasta dari kepala kita. Ya, Cinta itu hadir dakam telaga yang menyejukkan. Telaga yang diisi dengan air yan putih dan bersih, lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Aromanya harum smerbak, lebih harum dari minyak kastri.(HR.bukhari). di salah satu sudut telaga terdapat satu sumber yang mengalir dari surga. juga ada sepasang kran dari surga. yangs satu terbuat dari emas , yang lain terbuat dari perak.(HR. Muslim). Orang yang berhasil meminumnya walau seteguk saja, tak akan pernah merasakan kehausan, selamanya..(HR. Tirmidzi)
Begitulah saudaraku, tingginya cinta Rosulullah saw.
sudah sepantannya kita membalas cintanya dengan mencintai Allah dan Beliau saw..
Tunjukkan cinta kita padanya. tentunya dengan menaati perintahNya dan sunnah beliau..
semoga cinta kita nanti dibalas dengan sambutan Rosulullah di telaga Al Kausar..
Allahu 'alam Bishshowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.