Hidayatullah.com--Dua saluran televisi religi yang bersiaran di Arab Saudi memperebutkan pasar pemirsa televisi di bulan Ramadhan ini. Al-Risalah dan Iqraa, keduanya berharap menjadi saluran televisi yang paling banyak ditonton oleh keluarga Saudi.
Al-Risalah yang terdaftar di negara Kuwait, menayangkan acara-acara yang dibuat oleh berbagai tim produksi. Sedangkan Iqraa terdaftar di Mesir dan memiliki pusat produksi di Jeddah dan Kairo. Stasiun televisi ini juga merupakan bagian dari kelompok usaha ART.
Al-Risalah dan Iqraa sebulan ini menampilkan banyak cendikiawan dan ulama Muslim guna menyebarkan pesan Ramadhan. Entah karena terlalu banyak, adakalanya seorang cendikiawan bisa tampil di kedua stasiun televisi yang saling bersaing itu.
Ironisnya, persaingan mereka ditampakkan ke publik, ketika secara bersamaan keduanya menggelar konferensi pers di hari yang sama. Mereka saling memamerkan biaya produksi yang dikeluarkan untuk acara reliji selama bulan Ramadhan.
Al-Risalah yang Ramadhan tahun ini berharap akan menggaet lebih banyak penonton, memaparkan visinya selama bulan Ramadhan di Hotel InterContinental. Tariq Al-Suwaidan sang manajer mengatakan, stasiun televisinya menargetkan 18 juta pemirsa di Kerajaan Saudi.
Menjawab pertanyaan, Al-Suwaidan mengatakan bahwa stasiun televisinya belum meraih target popularitas karena adanya musik sebagai pembuka di setiap program acara mereka.
"Lebih baik kami memusatkan perhatian pada orang-orang yang tidak keberatan dengan musik yang muncul di acara kami, daripada memikirkan dua juta pemirsa yang keberatan dengan musik," kata Al-Suwaidan, seraya menambahkan bahwa saluran televisinya sangat populer.
"Kami termasuk stasiun televisi religi yang teratas di dunia Arab, tapi kami merupakan nomor dua di Kerajaan Saudi," katanya sambil menyodorkan bukti survei untuk memperkuat klaimnya.
Ribuan responden pernah disurvei dan ditanya seputar para cendikiawan dan ulama yang tampil, mengenai isi, penyajian acara, dan dekorasi yang digunakan dalam program-program Al-Risalah.
Konferensi pers Al-Risalah cukup diminati wartawan dengan adanya kehadiran tidak kurang dari 10 reporter wanita.
Di tempat lain, konferensi pers Iqraa yang digelar di Hyatt Park Hotel hanya dihadiri oleh dua reporter wanita. Hal ini disebabkan karena terjadi kebingungan, sebab panitia tidak bersiap untuk kehadiran reporter wanita. Dua reporter yang hadir dibawa ke sebuah ruangan yang agak jauh dari ruang pertemuan utama, dan di sana dibuatkan penyekat ruangan dengan dua buah kursi.
Persaingan kedua stasiun televisi dalam merebut perhatian pemirsa selama Ramadhan di Saudi terlihat dari sederetan cendekiawan dan ulama yang disiapkan untuk mengisi program acara mereka.
Al-Risalah menghadirkan sekitar 10 orang cendikiawan dan ulama. "Orang di Saudi merupakan pemirsa yang sulit ... Jika kami sukses di sini maka kami akan bisa sukses di tempat lain."
Sementara itu, Iqraa akan menampilkan 6 orang cendikiawan dan ulama Saudi.
Berdasarkan data statistik, keduanya mengklaim diri sebagai stasiun televisi reliji yang terkemuka. Al-Risalah mengklaim sebagai nomor satu di dunia Arab. Tapi, khusus di Saudi mereka nomor dua, di bawah Al-Majd.
Namun, General Manager Iqraa Mohammad Salam mengklaim bahwa mereka adalah yang teratas di antara stasiun TV reliji, dan merupakan peringkat 12 dari seluruh stasiun televisi yang ada di negara-negara Arab. Data statistik itu, katanya, akurat karena berasal dari Arab States Broadcasting Union.
Stasiun televisi yang paling populer di Kerajaan Saudi adalah Al-Majd TV yang berbasis di Saudi. Stasiun televisi itu merupakan stasiun televisi yang hanya menggunakan efek audio selain musik dan tidak menampilkan wanita di program acaranya. [di/an/www.hidayatullah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.