Selasa, 27 Juli 2010

Kerenkan bacaan quran mu

Seluruh Ulama’ (Sahabat Nabi dan lainnya) sejak turunnya Al Quran hingga kini telah berijma’ (ber-sepakat) bahwa membaca Al Quran dengan benar (bertajwid) adalah wajib ’ain (fardlu ‘ain). Dan membacanya dengan salah (dengan lahn) adalah haram, dan wajib diingatkan dan dibetulkan

berdasarkan Hadits Nabi s.a.w. :
“Dari Abi Darda’ Ra. Ia berkata : Nabi s.a.w. telah mendengar seorang laki-laki membaca Al Quran lantas salah baca. Nabi s.a.w. pun bersabda : “Berilah petunjuk saudara kalian (Betulkanlah kesalahannya).”

Contoh kesalahan-kesalahan dalam membaca quran
1. Kata “la” dengan “laa”
Memang sepele kelihatannya, tetapi makna dan arti dari dua kalimat sangatlah jauh berbeda. Kata ”la” dalam al-Qur’an diartikan sebagai kata ”sungguh”, sedangkan kata ”laa” itu diartikan sebagai ”tidak”
Sebagai contoh kalimat ”laa ilaha illallah” yang berarti ”tidak ada tuhan selain Allah”. Tetapi jika kita salah mengucapkan ”la ilaha illallah”, maka itu berarti ”sungguh tuhan selain Allah”. Itu berarti kita harus memperhatikan panjang-pendeknya harakat dalam membaca al-Qur’an.
“Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.” (QS. Al-Kafirun: 2)
Ayat ini menunjukkan pengikraran kita sebagai seorang muslim, bahwa kita tidak akan menyembah apa yang di sembah oleh orang-orang kafir.
Sebagian kaum muslimin membaca ayat ini dengan memendekkan kata لاَ menjadi لَ . Mereka tidak tahu akibat yang di timbulkan karena perubahan ini sangat besar!!

Kata laa dengan memanjangkannya bermakna tidak (inilah yang benar) sedangkan kata la dengan memendekkannya bermakna sungguh-sungguh. Kalau la dipendekkan, maka artinya berubah menjadi, “Aku benar-benar akan menyembah apa yang kamu sembah.” !?…. betapa berubahnya makna kalimat yang mulia ini ! bukankah dengan mengucapkannya malah ia terjatuh dalam ucapan kesyirikan?!


2. kata ”aliim” dengan ’aliim.
Kata alim (dengan huruf alif di depannya) itu berarti ”pedih” (dalam kalimat: ’adzaabun aliiim) sedangkan kata ’alim (dengan huruf ’ain di depannya) itu bermakna ”maha mengetahui” (dalam kalimat: innallaha ’aliimun hakiiim).

Jika melihat arti dari kedua kata itu sangatlah jauh berbeda. Meskipun dari pengucapan dan makhraj-nya hampir sama. Yang satu dari tenggorokan biasa (huruf alif), yang satunya lagi dari pangkal tenggorokan (huruf ’ain). Coba jika kita salah mengucapkan seperti ”innallaha ’aliimun hakiim” yang berarti ”sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana”, tetapi jika kita baca ”innallaha aliimun hakiim”, maka akan berarti ”sesungguhnya Allah pedih lagi maha bijaksana”. Hal yang sangat jauh berbeda, bukan?

3. kata ”qul” dengan ”kul”
Kata ”qul” yang berawal dari huruf qaf yang keluarnya di pangkal tenggorokan itu berarti ”katakanlah!”, tetapi jika kata ”qul” kita baca ”kul” dengan huruf k biasa, maka hal itu akan berarti ”makanlah!”

4. kata ”illa” dengan kata ”ilaa”
kata ”illa” yang berarti ”kecuali” terkadang masih sering tertukar dengan kata ”ila”. Seperti pada surat al-asr yang berbunyi:
”innal insaana la fi khusrin, illalladzina aamanu wa ’amilushshaalihaati....”(al-asr: 2-3)
Jika kita salah membaca kata ”illa” dengan ”ilaa”, maka maknanya berubah dari ”sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman.....”, dapat berubah menjadi ”sesungguhnya manusia dalam kerugian, kepada/sampai orang yang beriman dan...”.

5. de-el-el

Kesimpulan yang dapat dipetik dari artikel ini yaitu mulut adalah setajam-tajamnya pedang. jika kita salah mengucapkan, maka harus dihindari. karena meskipun terlihat kecil, namun bisa menjadi dosa yang terbesar.
Bulan Ramadhan sebentar lagi akan dating….yuk kita tingkatkan lagi kualitas bacaan kita….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.