Senin, 12 Juli 2010

Ramadhan di Kairo, Kereta Listrik Seperti Masjid dan Tempat Iktikaf

Hidayatullah.com--Ramadhan di Mesir memang memberikan banyak kesan. Pada hari-hari Ramadhan, hawa spritualitas dan relijiusitas penduduk Mesir terasa lebih kental, jauh sekali dengan suasana hari-hari biasa di luar Ramadhan. Salah satu panorama yang khas di hari-hari bulan puasa di Kairo, adalah semangat penduduknya untuk benar-benar menjadikan Ramadhan sebagai syahril qur'an, bulan Al-Quran.

Maka tak heran, jika di siang dan malam hari sepanjang mata memandang, serta sejauh kaki melangkah, kita akan dengan mudah menemukan banyak sekali orang-orang membaca Al-Quran, atau setidaknya mendengarkannya lewat putaran kaset. Hal itu kita jumpai di mana-mana: di halte bis, warung-warung, toko, laundry, salon, mal, pusat belanja, juga dikendaraan umum, termasuk di bis umum dan kereta listrik (metro).

Bus-bus umum dan kereta listrik pun seakan berubah menjadi 'masjid dan tempat iktikaf, di mana para penumpang membaca Al-Qur'an, termasuk melakukan do'a-do'a dan dzikir. Setidaknya, demikianlah perumpamaan yang diungkapkan situs keislaman Islamonline (8/9), terkait fenomena Ramadhan di kendaraan-kendaraan umum Mesir itu.

Ahmad Athiyah, lelaki berusia tanggung yang berprofesi sebagai teknisi itu, meskipun tak mendapatkan tempat duduk di dalam gerbong kereta listrik dan berdiri berjejalan dengan penumpang lainnya, namun ia tidak membuang kesempatan membaca Al-Quran sepanjang perjalanan.

"Biasanya, di hari-hari biasa, saya melewati perjalanan dengan tanpa aktivirtas. Namun, di bulan Ramadhn ini, saya tergerak mengisi waktu perjalanan dengan ibadah membaca Al-Quran," tuturnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Hasan Ali, yang berprofesi sebagai pengajar. Ia mengatakan, selama bulan Ramadhan ini ia menargetkan mengkhatamkan Al-Quran beberapa kali.

"Di bulan ini, setiap detiknya adalah waktu yang sangat berharga. Ganjaran ketaatan akan dilipat gandakan."

Aktivitas membaca Al-Quran juga tak ketinggalan dilakukan oleh para petugas jaga, baik satpam atau polisi musiman yang tengah ikut wajib militer.

Betapa indahnya Ramadhan, indahnya bulan penuh keberkahan ini. Wajar kiranya jika ada doa yang dipanjatkan, "Ya Allah, jadikanlah hari-hari setiap tahunnya sebagai hari-hari Ramadhan..." [atj/iol/www.hidayatullah.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.