Kamis, 24 Juni 2010

Diesel Boxer

Hanya segelintir manufaktur yang konsisten mengembangkan mesin yang kemudian menjadi ciri khas mereka. Sebut saja Porsche dan Subaru dengan mesin boxer, serta Mazda dengan mesin rotary-nya. Kini nilai konsistensi tersebut membuahkan hasil yang revolusioner. Selama 40 tahun bergelut dengan rancang bangun mesin berkonfigurasi boxer, Subaru melahirkan genus berbeda: boxer diesel. Secara esensi, boxer diesel tidak jauh berbeda dengan varian bensin, yakni posisi piston 180 derajat (mendatar) sehingga titik gravitasi rendah (posisi piston mesin konvensional berada di titik 90 derajat).

Keunggulan mesin diesel ini tidak hanya di soal titik gravitasi. Dikombinasikan dengan sistem injeksi common rail dan peranti turbo, menjadikannya mesin diesel pertama di dunia yang berkonfigurasi boxer. Menurut Subaru, dari mesin berkapasitas 1.998 cc dengan lay out 4-silinder ini mampu dihasilkan tenaga 150 hp pada 3.600 rpm dan torsi 350 Nm pada 1.800 rpm, dengan kadar emisi 158 g/km.

Kunci dari semua keunggulan di atas, adalah berkat konstruksi boxer itu sendiri. Kehalusan getaran terjadi karena kruk as berada tepat di tengah mesin, dan sama datar dengan gerak piston. Alhasil, tidak ada gerakan naik-turun, melainkan menyamping, sehingga menghasilkan gerakan yang saling mereduksi getaran.

Posisi kruk as itu sendiri juga menopang bobot mesin, dan mengatasi tekanan berlebih yang menjadi ciri utama mesin diesel (karena pembakaran mesin diesel tidak mengaplikasikan busi, kabut BBM akan ditekan oleh piston hingga “meledak”). Tidak hanya itu, desain ini juga menghemat tempat karena lebih kompak, dan pendek, dan dapat diletakkan sedekat mungkin dengan tanah untuk menghasilkan titik tengah gravitasi yang baik. Secara performa, tata letak ini tidak berpengaruh banyak, tetapi lebih berpengaruh pada dinamika dan handling mobil secara keseluruhan.

Faktor lain yang menyebabkan mesin ini bertenaga, tak lain dari bentuk kepala piston yang unik. Jika lazimnya dalam mesin konvensional piston tampil dengan kubah (cembung), tidak halnya dengan piston pada mesin boxer diesel ini. Kepala piston memiliki cerukan berbentuk silindris dan terdapat kerucut di tengahnya. Fungsinya, sebagai perangkap bagi kabut BBM agar tidak mudah mengalir ke saluran buang yang berada di bawah. Jika kabut BBM mengalir terlalu cepat (mengingat posisi saluran exhaust vertikal), maka pemampatan volume ruang bakar tidak akan efisien.

Untungnya, posisi saluran exhaust yang vertikal memudahkan penempatan turbo, sekaligus mereduksi panjang pipa penghubung turbo dengan mesin. Semakin pendek, maka friksi gas buang yang dipakai untuk mendorong propeler turbo juga berkurang. Subaru juga menempatkan EGR (exhaust gas recirculation) yang bertugas memilah kembali gas buang yang mungkin masih bisa dibakar, untuk dijeksikan lagi ke ruang bakar.
http://www.auto-car.co.id/content/look/3/15/Diesel-Boxer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.