Clarity adalah generasi kedua mobil fuel cell lansiran Honda. Mengandalkan kombinasi hidrogen (yang disimpan di mobil) serta air, kedua material tersebut menciptakan listrik untuk menggerakan motor listrik. Dari hasil proses ini, uap air akan dikeluarkan sebagai emisi.
Fuel cellnya sendiri tercipta dari lapisan tipis elektrolit, yang berada di antara lapisan dua elektroda. Dengan bantuan katalis, hidrogen terbelah menjadi elektron dan proton. Elektron lantas dialirkan ke sirukit elektronik untuk menghasilkan listrik. Sedangkan proton dialirkan menembus membran elektrolit. Oksigen (yang diambil dari udara bebas) berada di katode, sebagian oksigen yang lepas akan mengikat proton dari hidrogen. Hasilnya, para atom yang terlepas ini membentuk uap air.
Honda juga melakukan perubahan terhadap jalur distribusi hidrogen. Jika fuell cell konvensional, aliran hidrogen dibuat horizontal, maka Honda membuatnya vertikal. Langkah ini dilakukan sebagai drainase karena saat hidrogen disimpan akan ada penimbunan air.
Menurut Honda, FCX Clarity memiliki nilai ekonomis setara 23,8 km/liter bensin konvensional. FCX mampu menjelajah hingga 432 km, dan 45% lebih ringan dari mobil fuel sejenis. Bahkan, baterai lithium-ionnya lebih ringan 40-50% dari FCX sebelumnya. Tidak hanya itu, selanjutnya motor listrik yang diberi nama Honda E-Drive yang berkekuatan 100 kW sedang dikembangkan agar dapat menjadi genset bagi rumah. Sehingga, mobil tidak hanya menyerap energi, namun juga menyalurkannya.
Peugeot Partner H2Origin
Menggandeng institusi riset, Intelligent Energy, PSA Peugeot Citroen berkolaborasi menciptakan mobil yang beremisi air. Proyek ini diberi nama H2Origin, dengan menggunakan Peugeot Partner sebagai kelinci percobaan. Peugeot Partner H2Origin juga menempatkan baterai di kompartemen mesin. Letaknya sejajar dengan motor listriknya yang berdaya 10kW. Dengan spesifikasi ini, fitrah Peugeot Partner sebagai MPV yang memiliki ruang interior lapang tetap terjaga.
Namun, bukan berarti jalur penciptaan mobil beremisi air mulus. Ada dua tantangan besar yang harus ditaklukan oleh para peneliti, institusi dan manufaktur dalam menciptakan kendaraan fuel cell. Pertama, biaya riset dan pembuatan fuel cell. Sekedar ilustrasi, untuk menghasilkan fuel cell bertenaga 100kW, diperlukan biaya US $ 3.000 per mobil di luar komponen eksterior dan interiornya. Serta tambahan US $73 per 1kW jika tenaga mau dinaikkan.
Kedua, faktor cuaca. Saat suhu -20 derajat Celcius, kemampuan hidrogen akan turun 50% karena membeku, dan akibatnya waktu starter bisa mencapai 30 detik. Selain itu, sebanyak 75% tenaga fuell cell, akan digunakan untuk menstarter dirinya saat berada di suhu -15 derajat celcius.meski belum sempurna, namun upaya membuat mobil hybrid beremisi air akan terus dilakukan.
http://www.auto-car.co.id/content/look/3/17/Fuel-Cell--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.