Selasa, 12 Oktober 2010

Keluarga Bahagia = ‘Baiti Jannati...’, Mau?

Saudaraku, setiap dari kita pasti menginginkan sebuah keluarga yang bahagia, keluarga yang ketika di rumah terasa di surga, keluarga yang sakinah, mawaddah, rahmah, dakwah wa tarbiyah..

Dalam membentuk keluarga yang bahagia itu, minimal kita harus mempunyai empat hal,

PERTAMA, IMAN..

Saudaraku, sekaya apapun kita, secantik/seganteng apapun kita, setinggi apapun jabatan kita, jika tanpa ada iman, dunia ini tidak ada gunanya..
Hal ini juga berlaku dalam keluarga. Allah menjelaskan dalam firmanNya QS. Al Baqarah : 221
Dengan adanya iman di hati masing-masing anggota keluarga, itulah dasar, menjadi pondasi untuk meraih kebahagiaan dalam keluarga. Bagaimana tidak ? mereka melakukan segala sesuatunya karena Allah. Berduaan, bercanda, mendidik anak2, dll, just for Allah.
Allah menjelaskan hal ini dalam FirmanNya,
“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (BAHAGIA) dan sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada mereka pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. An Nahl:97)

KEDUA, AMAL SHOLIH..

Saudaraku, ketika iman itu sudah ada dalam hati kita, namun jika tanpa aplikasi a.k.a perbuatan nyata, hal ini akan terasa sia2. Iman dalam hati kita ini harus kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari kita, baik ibadah maghdhoh maupun ghoiru maghdhoh..

Hal ini sekaligus memberikan teladan kepada istri/suami dan anak2 kita agar secara tidak langsung mereka dapat meniru tingkah laku kita yang insya Allah sholih/ah (aamiin).

KETIGA, DAKWAH ISLAM..

Saudaraku, inilah fase ketiga dari mewujudkan keluarga yang bahagia. Ya, dari mensholih/ah kan diri dan keluarga menuju ke mensholeh/ah kan ummat (masyarakat). Dalam bahasa sederhananya, adalah sholeh sosial. Bukankah Rosul saw bersabda, “Khoirrunnas anfa’uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain).” ?

Dan, ketika berkeluarga, dakwah itu akan semakin ringan dan semangat ketika ada yang mendukung (istri/suami) dan insya Allah itu akan menambah keharmonisan dalam keluarga,. Bukannya malah kendor, bahkan terhenti dakwahnya setelah menikah, na’udzubillah..

KEEMPAT, SABAR..

Ya, ketiga hal diatas tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tribulasi dan hambatan untuk mencapai ketiga hal itu adalah sunatullah, bahkan tribulasi itu datang dari keluarga sendiri. Misalnya, bukankah Rosulullah ketika berdakwah, pamannya sendiri, aju lahab (la’natullah) yang menghadang dakwah beliau saw ?

Allah berfirman dalam QS. Al Ankabut:2-3,

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, “kami telah beriman?”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”

Saudaraku, ketahuilah, kebagahiaan itu tidak akan pernah kita raih walau kita telah melakukan ketiga hal sebelumnya, tanpa adanya kesabaran dalam jiwa kita..

Allahu ‘alam Bishshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.