Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Alhamdulillah, sahabat kami yang satu ini sungguh luar biasa. Kami bisa menginjakkan tanah Arab kali ini berkat taufik dan kemudahan dari Allah, yang Dia berikan, kemudian berkat perjuangan dan kerja keras sahabatku ini.
Kami pun bisa mengenal Islam dengan benar, memahami ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan baik, itu pun berkat karunia Allah, dan juga perjuangan sahabat kami ini yang mendesak kami masuk ke salah satu wisma Islami di kota Yogyakarta. Kami cuma katakan, sungguh ia adalah orang yang mendapatkan harta yang mewah. Usaha kerasnya mengenalkan kami pada Islam yang benar dan mendesak kami untuk mendaftarkan kami ke King Saud University di kota Riyadh KSA, sungguh ia benar-benar telah mendapatkan harta yang cukup mewah karena berkat usahanya tersebut. Unta merah-lah yang sebenarnya patut ia dapatkan sebagaimana unta merah adalah harta yang sangat istimewa di masa Rasul ‘alaihish sholaatu wa salam. Yah kalau mau dikata, untuk zaman saat ini ia pantas mendapatkan mobil mer-C. Mobil mer-C inilah harta cukup istimewa saat ini. Semoga demikianlah pahala besar yang bisa ia raih. Bahkan moga lebih dari itu atas keikhlasan dia selama ini untuk membantu kami.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَوَاللَّهِ لأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ
“Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah.”[1]
Imam Al Bukhari rahimahullah membuat judul Bab dari hadits di atas, “Bab: Keutamaan seseorang memberi petunjuk pada orang lain untuk masuk Islam”.
Abu Daud membawakan hadits di atas pada “Bab: Keutamaan menyebarkan ilmu”.
Penulis ‘Aunul Ma’bud, mengatakan, “Unta merah adalah semulia-mulianya harta menurut mereka (para sahabat).”[2] Di lain tempat, beliau rahimahullah mengatakan, “Unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu (di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).”[3]
Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah memberikan penjelasan yang cukup apik. Beliau rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksudkan dalam hadits tersebut adalah unta merah.Unta tersebut adalah harta teristimewa di kalangan orang Arab kala itu. Di sini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan unta merah sebagai permisalah untuk mengungkapkan berharganya (mulianya) suatu perbuatan. Dan memang tidak ada harta yang lebih istimewa dari unta merah kala itu. Sebagaimana pernah dijelaskan bahwa permisalan suatu perkara akhirat dengan keuntungan dunia, ini hanyalah untuk mendekatkan pemahaman (agar mudah paham). Namun tentu saja balasan di akhirat itu lebih besar dari kenikmatan dunia yang ada. Demikianlah maksud dari setiap gambaran yang biasa disebutkan dalam hadits. Dalam hadits ini terdapat pelajaran tentang keutamaan ilmu. Juga dalam hadits tersebut dijelaskan keutamaan seseorang yang mengajak pada kebaikan. Begitu pula hadits itu menjelaskan keutamaan menyebarkan sunnah (ajaran Islam) yang baik.”[4]
Demikianlah, semoga sahabatku mendapatkan pahala melimpah di sisi Allah atas usahanya selama di Riyadh untuk membantu kami sehingga bisa berada di negeri Arab yang penuh barokah. Pahala di sisi Allah tentu saja lebih luar biasa dari sekedar harta mewah seperti unta merah. Semoga Allah pun mengumpulkan kami bersamanya di surga Firdaus kelak.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmus sholihaat.
Disusun di Sakan 27, Riyadh, KSA, ba’da Ashar, 17 Syawal 1431 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com
(*) Nama sahabat ini sengaja kami rahasiakan.
[1] HR. Bukhari no. 2942 dan Muslim no. 2406, dari Sahl bin Sa’ad
[2] ‘Aunul Ma’bud, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah Beirut, cetakan kedua, 1415 H, 4/206.
[3] ‘Aunul Ma’bud, 10/69.
[4] Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, Dar Ihya’ At Turots, cetakan kedua, 1392, 15/178.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.